Media Asuransi, JAKARTA – Menteri Keuangan (Menkeu) RI Sri Mulyani Indrawati, bersama para Gubernur Bank Sentral negara anggota Bank Pembangunan Islam (Islamic Development Bank/IsDB) menghadiri acara Governors’ Roundtable Meeting yang mengusung tema peningkatan Kerja Sama Selatan-Selatan (KSS) dalam menangkal krisis.
Sri Mulyani menyampaikan bahwa IsDB memiliki keunggulan komparatif dibandingkan bank pembangunan multilateral lain dalam mendorong KSS.
“Negara anggota IsDB merupakan negara berkembang, sehingga IsDB perlu meningkatkan dukungan pembiayaan pembangunan kepada negara anggota, termasuk melalui KSS, dan memastikan pembiayaan murah, seperti melalui hibah atau pendanaan campuran,” ujar Sri Mulyani yang dikutip melalui siaran resmi, Rabu, 17 Mei 2023.
|Baca juga: Indonesia Resmi Jadi Pemilik Saham Terbesar ke-3 di IsDB
Sri Mulyani juga menyampaikan pengalaman Indonesia dalam memberikan dukungan kepada negara kecil, termasuk negara kawasan selatan, melalui pembentukan Lembaga Dana Kerja sama Pembangunan Internasional (LDKPI) atau Indonesian Aid.
Hingga saat ini, LDKPI telah mengelola dana abadi (endowment fund) sejumlah US$551,7 juta dan menyalurkan hasil kelolaan kepada 23 negara di berbagai kawasan sejumlah US$7,5 juta dalam bentuk hibah. Pada tahun 2023, LDKPI menargetkan untuk menyalurkan alokasi US$17,2 juta, termasuk melalui kerja sama dengan IsDB dan mitra pembangunan lain.
Seiring persetujuan Dewan Gubernur IsDB atas peningkatan modal Indonesia, Indonesia siap mendukung IsDB sebagai bank pembangunan multilateral bagi kawasan selatan selatan untuk memberikan dampak pembangunan dan berkontribusi bagi umat Muslim dan komunitas global.
|Baca juga: Menkeu RI dan Menkes RI Kolaborasi dengan IsDB Bangun 6 RS Unit Pelayanan Terpadu Vertikal
Dalam kesempatan ini, Sri Mulyani juga melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden IsDB Muhammad Al Jasser dan menyampaikan apresiasi atas dukungan terhadap Special Capital Increase (SCI) Indonesia pada IsDB.
Dalam pertemuan bilateral ini, kedua pihak membahas dukungan IsDB terhadap krisis pangan dan isu perubahan iklim, isu Kerja sama Selatan-Selatan melalui pembiayaan campuran dengan PT SMI, serta pengadaan rantai pasokan untuk kebutuhan haji dan umroh.
Indonesia merupakan salah satu negara pendiri IsDB dan telah menjadi anggota sejak 12 Agustus 1974. Dalam sidang tahunan ini, Indonesia naik peringkat dari pemegang saham ke-12 menjadi pemegang saham terbesar IsDB ke-3.
Sejak berdiri sampai dengan 2022, Indonesia juga telah menerima manfaat pembiayaan untuk Indonesia hingga US$6.3 miliar untuk mendukung agenda prioritas pembangunan Indonesia pada sektor seperti pertanian, pendidikan, kesehatan, kelautan dan perikanan, industri dan pertambangan, termasuk reformasi struktural dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News