Ketua Departemen Matematika FMIPA Universitas Indonesia (UI), Alhadi Bustamam, mengatakan bahwa setiap mahasiswa yang sudah menyelesaikan studinya di Prodi S1 Ilmu Aktuaria UI mendapat gelar Sarjana Aktuaria. Walaupun bergelar sarjana aktuaria, tetapi bukan berarti lulusan tersebut langsung disebut sebagai aktuaris.
Untuk menjadi seorang aktuaris, bisa dilakukan dengan jalur ujian profesi dan jalur kerja sama dengan perguruan tinggi melalui penyetaraan mata kuliah. Penyetaraan mata kuliah bekerja sama dengan universitas, salah satunya Universitas Indonesia. Ujian profesi dilaksanakan oleh PAI 3 kali setahun yaitu 10 mata ujian yang terdiri dari 9 mata ujian wajib dan 1 mata ujian pilihan, serta 1 seminar profesionalisme.
“FMIPA UI menjalin kerja sama dengan PAI untuk penyetaraan mata kuliah dengan mata uji profesi aktuaris melalui Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara PAI dan UI sejak Prodi Ilmu Aktuaria berdiri di tahun 2017,” kata Alhadi kepada Wahyu Widiastuti dari Media Asuransi.
PKS ini bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualitas SDM di bidang aktuaria sesuai standar internasional profesi aktuaris, guna memenuhi kebutuhan tenaga ahli berkualifikasi Associate of the Society of Actuaries of Indonesia (ASAI) atau Ajun Aktuaris di Indonesia.
UI mendirikan Program Studi (Prodi) Aktuaria sejak 30 Agustus 2017, hal ini didasarkan pada beberapa alasan yaitu kebutuhan yang sangat besar akan tenaga aktuaris di Indonesia dan banyaknya peminat mahasiswa yang mengambil mata kuliah yang berkaitan dengan aktuaria, serta kesiapan Departemen Matematika UI untuk menyelenggarakan pendidikan yang bermutu dan dukungan alumni.
Alhadi menuturkan, saat ini lulusan Prodi S1 Ilmu Aktuaria UI kebanyakan berkarier di perusahaan asuransi, perusahaan multinasional atau internasional, dan ada beberapa yang memilih berkarier di luar profesi aktuaris. Berdasar survei lulusan yang dilakukan FMIPA UI dan Prodi S1 Ilmu Aktuaria lulusan tahun 2020/2021, ada 32 persen lulusan yang bekerja di perusahaan multinasional/internasional, 23 persen di perusahaan nasional, dan 23 persen di perusahaan lokal. Sementara itu, lulusan yang memilih melanjutkan studi lanjut ada 9 persen.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News