Setiap tanggal 18 Oktober, insan perasuransian Indonesia akan selalu mengingatnya dan merayakannya. Karena, 18 Oktober adalah Hari Asuransi. Mulai digaungkan sejak 2006, Hari Asuransi diresmikan oleh Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati di Jakarta.
Tak hanya di Jakarta, sebenarnya, yang merayakan Hari Asuransi pada 18 Oktober. Beberapa kota besar lainnya di kawasan Asia juga merayakannya, seperti Singapura, Kuala Lumpur, Bandar Sri Begawan, dan sebagainya.
Untuk Hari Asuransi 2019, di Indonesia akan dirayakan di Bali. Temanya adalah Sejuta Polis untuk Negeri. Menurut Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI) Dadang Sukresna, harapannya untuk perusahaan-perusahaan asuransi dapat menjual polis sebanyak-banyaknya dalam waktu tertentu di Indonesia.
Kegiatan literasi keuangan, menurut Ketua Umum DAI, akan dilakukan ke sekolah-sekolah SMA. Ada 39 SMA atau SMK di berbagai daerah yang dikunjungi. Dilakukan serempak, materinya asuransi jiwa dan asuransi umum. Program Insurance Goes to Campus juga tetap jalan.
Sementara itu, menurut Ketua Panitia Hari Asuransi 2019 Fachri Adnan, untuk pertama kalinya dipakai istilah Hari Asuransi sejak dicanangkan 2006. Mulai tahun ini tidak lagi memakai Insurance Day, tapi Hari Asuransi. Agar lebih mudah diterima masyarakat, ia memberikan alasan.
Beberapa pengalaman menarik mengenai apakah asuransi sudah lebih dikenal di masyarakat dibandingkan beberapa tahun lalu?
Pengalaman di Redaksi Media Asuransi, ada hal yang menarik yaitu seringnya menerima telepon dari pembaca yang menanyakan mengenai asuransi mana yang baik? Bagaimana memilih asuransi yang baik? Telepon biasanya masuk ketika hari kerja akan berakhir, yaitu sore hari.
Misalnya, penelepon mengatakan bahwa ia adalah seorang ibu yang bekerja dan baru punya anak satu. Suaminya juga bekerja. Mereka sedang membeli rumah secara kredit, mobil juga. Semuanya sudah diasuransikan. Tetapi bagaimana dengan asuransi pendidikan untuk membiayai anaknya yang masih bayi nantinya. Perusahaan asuransi mana yang baik untuk asuransi pendidikan.
Itu salah satu contoh.
Tentu saja, kami di Media Asuransi tidak merekomendasikan perusahaan-perusahaan asuransi mana yang dianggap baik. Karena, majalah ini adalah satu unit kegiatan dari DAI, yang sahamnya dimiliki oleh lima asosiasi perasuransian. Kami hanya memberikan semacam panduan untuk memilih asuransi di Indonesia. Misalnya, suatu perusahaan asuransi dipilih yang sudah lama berdiri atau melakukan bisnis di Indonesia. Karena, akumulasi dari premi dan investasinya dapat mempertahankan perusahaan asuransi tersebut untuk terus beroperasi dalam waktu yang lama. Termasuk untuk membayar klaim atau ganti rugi.
Kemudian, setidaknya perusahaan asuransi tersebut membukukan laba dalam dua tahun terakhir berturut-turut. Ini kalau belajar dari perbankan, bahwa suatu bank boleh ekspansi membuka cabang kalau mampu membukukan laba dua tahun berturut-turut.
Yang lainnya adalah perusahaan asuransi tersebut mudah dihubungi. Baik itu lewat website, telepon, email maupun WattsApp, misalnya.
Seorang eksekutif perusahaan asuransi patungan mengungkapkan bahwa pihaknya fokus kepada nasabah atau tertanggung. Agar tertanggung mempunyai pengalaman yang menyenangkan selama berhubungan dengan perusahaannya. Yaitu, ungkapnya, mudah ketika mencari informasi dan membeli asuransi. Juga mudah ketika mengajukan klaim.
Pasar asuransi jiwa Indonesia, kata eksekutif perusahaan asuransi patungan itu, masih besar dengan penduduk nomor empat terpadat di dunia. Katanya masih banyak yang belum beli asuransi, bahkan kalau pun sudah punya asuransi belum mencukupi untuk proteksi dan persiapan masa pensiunnya nanti.
Ternyata pasarnya itu di sini. Selamat Hari Asuransi. Mucharor Djalil
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News