Sebuah survei mengungkapkan risiko-risiko saling berkaitan yang merupakan tren pada 2018 dilakukan oleh Russell Group, suatu perusahaan jasa manajemen risiko dan perangkat lunak yang berpusat di Inggris. Menurut perusahaan ini, risiko-risiko yang saling berkaitan (connected risks) merujuk kepada yang tumbuh dalam perusahaan-perusahaan yang terintegrasi dan meningkat ke seluruh sektor industri dan wilayah serta menyebabkan tingkat risiko yang tinggi. Hal ini menyebabkan perusahaan dan reasuransi menghadapi risiko-risiko yang luas, yang membutuhkan suatu pendekatan risiko berdasarkan business intelligence dan analytics.
Dalam laporan hasil surveinya yang berjudul The Year Ahead: Risks and Opportunities in 2018, Russel Group menyebut tren risiko-risiko yang saling berhubungan. Pertama, modal pemerintah dan modal swasta (public capital, private capital). Survei ini mengutip pakar ekonomi Thomas Piketty yang menjelaskan bahwa utang pemerintah meningkat terus di satu sisi, yang mendekati atau bahkan melebihi 100 persen dari pendapatan nasionalnya di negara manapun dan jumlahnya secara global mencapai 61,1 triliun dolar AS. Sementara di sisi lain, kata pakar ini, ada kemakmuran dari kekayaan yang dimiliki oleh swasta. Kenyataannya, modal swasta tumbuh lebih cepat dari penurunan yang terjadi pada modal pemerintah.
Kedua, perekonomian global (PDB dunia) sebesar 74 triliun dolar AS, hampir seperempatnya dihasilkan oleh Amerika Serikat (24,3 persen), diikuti Cina (14,8 persen), dan Jepang (4,5 persen). Pada 2018 ini, ketegangan geopolitik di Semenanjung Korea, perundingan Brexit, dan persoalan yang ada di pemerintahan Donald Trump.
Ketiga, dunia tidak global, tapi bersifat lokal (the world is not global, it’s local). Bahwa negara-negara lokal mempunyai kondisi ekonomi, budaya dan nilai-nilainya sendiri. Keempat, Data Privacy: GDPR. Mulai 18 Mei 2018, harus mematuhi apa yang disebut General Data Protection Regulation (GDPR) untuk perusahaan-perusahaan yang berhubungan dengan penduduk Eropa Bersatu dan memegang data tersebut. Kalau melanggar kena denda 20 juta Euro (setara 25 juta dolar AS) atau empat persen dari omset global perusahaan tersebut.
Kelima, proteksionisme baru. Proteksionisme dalam dunia yang sudah saling berkaitan tampaknya tidak hanya untuk perdagangan bebas, tapi juga meliputi data, lingkungan hidup, dan geo-political hazard.
Keenam, The Future is Bright. The Future is Online. Bagaimana perusahaan asuransi, reasuransi dan perusahaan lainnya dalam menanggapi munculnya generasi millenials dan perubahan teknologi? Munculnya generasi millenials dan kelompok aktivis dalam masyarakat yang disebabkan oleh kemampuan mereka untuk memanfaatkan revolusi digital, membawa perubahan-perubahan pada pola pembelian dan membentuk kembali dunia tempat bisnis yang berupa kantor dan toko. Pertanyaan untuk para manajer risiko dan CEO adalah, “Bagaimana kita melindungi, mengkonsolidasikan atau mengubah model bisnis kita dalam lingkungan yang seperti itu?” Suatu hal yang pasti adalah it is not business as usual.
Ketujuh, apakah Anda berisiko untuk terjebak dalam suatu bisnis yang tidak mampu bersaing? Perubahan-perubahan dramatis dalam bisnis telah menyebabkan adanya jurang yang besar antara pendekatan tradisional terhadap strategi dan bagaimana cara dunia sekarang
bekerja.
Kedelapan, apa sebenarnya budaya risiko (risk culture) itu? Ketika dewan direksi dan dewan komisaris sedang mempunyai kepentingan kepada sistem manajemen risiko internal, budaya risiko yang merupakan aspek sangat krusial dalam manajemen risiko, justru tidak diperhatikan. Budaya risiko memainkan suatu peran penting dalam mendorong suatu organisasi untuk menyebutkan dan mengetahui risiko Anda. Hal ini membantu pekerja organisasi tersebut untuk mengembangkan suatu pengertian kolektif mengenai perusahaan, tujuan perusahaan tersebut, dan peraturan mengenai kepatuhan dan risiko.
Tampaknya, apa yang diungkapkan oleh Russel Group dalam surveinya menyatakan bahwa perubahan-perubahan pasti terjadi, termasuk dalam kegiatan bisnis. Perubahan-perubahan tersebut membawa risiko. Lebih-lebih dalam dunia yang sudah saling terhubung satu dengan lainnya. Mucharor Djalil
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News