Ada kalimat terkenal yang sering dikutip dari Charles Darwin, penulis buku The Origin of Species. Kalimat tersebut adalah “It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent that survives. It is the one that is the most adaptable to change.”
Ada juga pepatah China yang dikutip oleh John F Kennedy, Presiden Amerika Serikat termuda dan yang menulis buku Profiles in Courage. Kalimat tersebut adalah “The Chinese use two brush strokes to write the word ‘crisis’. One brush stroke stands for danger; the other for opportunity. In a crisis, be aware of the danger–but recognize the opportunity.”
Tanpa diduga sebelumnya, tiba-tiba kita ditodong dengan munculnya Covid-19 yang merupakan virus mematikan dan menyebabkan pandemi di seluruh dunia. Termasuk di Indonesia. Munculnya Covid-19 pada awal 2020 dan masuk ke Indonesia ketika Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan bahwa ada warga negara Indonesia yang terinfeksi Covid-19 pada awal Maret 2020. Munculnya pandemi Covid-19 mengubah pola bisnis dan pola kerja manusia. Termasuk bisnis asuransi di Indonesia.
Menariknya, perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia tampaknya bisa beradaptasi dengan Covid-19. Bukan dalam artian menyerah atau pasrah, tapi justru melihat peluang yang muncul di tengah pandemi Covid-19 yang bisa mematikan ini. Muncullah produk asuransi kesehatan yang khusus melindungi risiko Covid-19 ini dari perusahaan-perusahaan asuransi jiwa khususnya. Sedangkan perusahaan asuransi umum, karena berbeda dari sisi produk dan layanannya dari asuransi jiwa, menekankan pentingnya produktivitas dari work from home (WfH) dan proses digitalisasi bisnis termasuk klaim dalam melayani nasabah atau tertanggungnya.
Ada gejala menarik ketika perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum mengungkapkan kinerja bisnis mereka selama ada pandemi Covid-19 dalam tahun 2020. Misalnya, PT Asuransi Jiwa Generali Indonesia (Generali Indonesia). CEO Generali Indonesia, Edy Tuhirman mengungkapkan bahwa di tengah pandemi Covid-19 selama 2020, perusahaan asuransi jiwa patungan Italia-Indonesia ini, membukukan kenaikan laba 145 persen dibandingkan dengan laba 2019. Bahkan, ia mengatakan bahwa laba selama 2020 merupakan laba tertinggi yang dicapai oleh Generali Indonesia sejak perusahaan patungan ini beroperasi pada 2008.
Lain lagi dengan PT KSK Insurance Indonesia, yang merupakan perusahaan asuransi umum patungan Malaysia-Indonesia. Menurut CEO KSK Insurance Indonesia, Dato’ Sharifuddin bin Abdul Wahab, perusahaan asuransi umum yang dipimpinnya itu membukukan pertumbuhan premi sebesar 17 persen selama 2020 dibandingkan tahun 2019.
Tampaknya, di samping beradaptasi dengan Covid-19, perusahaan asuransi di Indonesia juga melihat peluang di tengah pandemi ini. Bagaimana perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia ini beradaptasi dengan Covid-19?
Kami dalam Rapat Redaksi Media Asuransi memutuskan untuk edisi Juni 2021 mengangkat topik Cover Story Bagaimana Industri Perasuransian Beradaptasi di Tengah Pandemi Covid-19? Cover Story ini terdiri dari lima tulisan yang merupakan satu kesatuan. Pertama, Bagaimana Industri Asuransi Menghadapi Pandemi Covid-19? Kedua, Bagaimana Perusahaan Asuransi Membayar Klaim di Tengah Pandemi Covid-19? Ketiga, Bagaimana Industri Asuransi Jiwa Beradaptasi dengan Covid-19? Keempat, Bagaimana Industri Asuransi Umum Beradaptasi dengan Covid-19. Dan kelima, Eksekutif Asuransi Jiwa, Asuransi Umum serta Reasuransi Bicara Bisnis di Tengah Pandemi Covid-19.
Selamat menikmati sajian kami. Mucharor Djalil
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News