1
1

Ketua Dewan Pengurus AAJI, Budi Tampubolon: Aktuaris Banyak Dilirik Industri Nonasuransi

Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon. | Foto: doc

Di industri asuransi jiwa, aktuaris menjadi salah satu tenaga andalan perusahaan. Hal ini juga ditegaskan oleh Peraturan Otoritas Jasa Keuangan yang tertuang dalam POJK No 67/POJK.05/2016. Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) memandang bahwa ketersediaan tenaga aktuaris sudah mencukupi.

AAJI sebagai wadah perusahaan asuransi jiwa, juga memberikan perhatian khusus terhadap profesi ini dengan memberikan beasiswa bagi mahasiswa di jurusan aktuaria dan matematika, serta yang akan mengikuti ujian sertifikasi. Untuk lebih lengkapnya, Wahyu Widiastuti dari Media Asuransi melakukan wawancara dengan Ketua Dewan Pengurus AAJI Budi Tampubolon. Berikut petikannya:

Aktuaris menjadi salah satu poin utama dalam PSAK 74, bagaimana asosiasi menyikapi aturan tersebut?
Dalam tata kelola perusahaan yang baik, jauh sebelum adanya rencana penerapan PSAK 74 untuk pelaporan keuangan perusahaan, Undang-Undang nomor 40 Tahun 2014 tentang Perasuransian telah menyebutkan dengan jelas bahwa setiap perusahaan asuransi wajib memiliki satu orang aktuaris perusahaan (appointed actuary). Hal tersebut kemudian diturunkan juga ke dalam POJK No. 67 tahun 2016 tentang Perizinan Usaha Perasuransian.

Sebagaimana telah banyak dibahas dalam berbagai diskusi, penerapan PSAK 74 di industri asuransi sangat membutuhkan peranan aktuaris untuk bisa bekerja sama dengan bagian pelaporan perusahaan. Hal tersebut semakin memperkuat peran aktuaris di perusahaan.

Apa upaya asosiasi dalam meningkatkan keberadaan aktuaris di industri asuransi?
Berdasarkan data OJK di industri asuransi jiwa jumlah aktuaris cukup memadai. Sampai dengan Juni 2023, tercatat ada lebih dari 350 aktuaris yang bekerja di perusahaan asuransi jiwa baik konvensional maupun syariah. Data tersebut menunjukkan bahwa sebetulnya tidak lagi ada kelangkaan aktuaris untuk memenuhi kebutuhan industri.

AAJI bersama OJK sejak 2016 sudah melakukan berbagai upaya dan program untuk meningkatkan jumlah aktuaris. Salah satunya bekerja sama dengan Departemen Pendidikan agar bisa menyarankan kepada universitasuniversitas untuk memiliki prodi strata 1 khusus aktuaria. Beberapa universitas negeri dan swasta ternama di Indonesia saat ini sudah memiliki prodi tersebut. Harapannya ke depan semakin banyak universitas yang memiliki prodi aktuaria.

Secara mandiri AAJI juga memiliki program beasiswa khusus kepada para mahasiswa di program studi aktuaria dan matematika. Selain pembiayaan program perkuliahan, AAJI juga menanggung biaya ujian sertifikasi profesi aktuaris serta membantu penerima beasiswa mencari peluang magang atau bekerja di asuransi jiwa.

Bagaimana asosiasi memperhatikan pemenuhan tenaga aktuaris di setiap perusahaan?
Berdasar data OJK Juli lalu, masih ada perusahaan yang belum memiliki aktuaris, apa sikap asosiasi? Berdasarkan data OJK per Juni 2023, hanya ada 2 perusahaan asuransi jiwa yang belum memiliki aktuaris perusahaan. Setelah dikonfirmasi lebih lanjut, OJK menyatakan bahwa 2 perusahaan tersebut bukan belum memiliki sejak a nb bwal, namun saat itu aktuarisnya sedang resign dan dalam proses pencarian aktuaris baru.

Saat ini kendala terbesar pemenuhan aktuaris bukan lagi jumlahnya yang terbatas, tetapi lebih kepada persaingan industri karena kemungkinan besar lulusanlulusan program studi aktuaria justru tidak menjadi aktuaris. Kualitas para lulusan aktuaria terkenal memiliki tingkat kecerdasan sangat baik, sehingga banyak dilirik oleh industri lain dengan penawaran gaji lebih tinggi. Hal ini yang perlu dicermati oleh industri asuransi.

Oleh karena itu, AAJI mengajak perusahaan anggota untuk terus memperkenalkan industri asuransi kepada para aktuaris muda sehingga mereka bisa tertarik berkarier di industri asuransi.

Benarkah aktuaris termasuk profesi menggiurkan dan memiliki prospek cerah di Indonesia? Dan, mengapa profesi ini tergolong mahal, apa sebabnya?
Menjadi seorang aktuaris memiliki daya tarik tersendiri, baik secara moral maupun finansial. Para lulusan aktuaria terkenal memiliki tingkat kecerdasan yang tinggi dan mampu menarik banyak industri untuk memperkerjakan aktuaria di perusahaannya seperti misalnya di bank. Dengan kualitas SDM yang sangat baik dan persaingan cukup tinggi, menyebabkan perusahaan berani memberikan upah yang cukup tinggi untuk lulusan fresh graduate. Tentunya upah tersebut akan bisa meningkat seiring dengan sertifikasi profesi yang dimilikinya.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ketua Umum AAUI, Budi Herawan: Pemenuhan Kebutuhan Aktuaris Lebih Challenging
Next Post Upaya Perguruan Tinggi Penuhi Kebutuhan Aktuaris

Member Login

or