Tidak mudah menjadi seorang perempuan dengan kesibukan luar biasa di industri perasuransian. Sementara dia juga dituntut harus memperhatikan keluarganya. Stress dan lelah tidak dapat dihindarkan. Ketika itu yang dibutuhkan adalah hiburan dengan melakukan hal-hal yang disukai saat waktu senggang atau libur tiba. Apa saja yang dilakukan oleh beberapa eksekutif perempuan di industri asuransi untuk menghilangkan stress dalam menjalani karier?
Menyambut Hari Kartini yang jatuh pada 21 April, Media Asuransi membahas kebiasaan para ‘Kartini Asuransi’ di Tanah Air dalam mengisi waktu senggang. Bagi seorang perempuan, setinggi apapun karier dan jabatan yang dimiliki, pada umumnya keluarga tidak boleh terabaikan sedikitpun. Tak terkecuali bagi perempuan-perempuan luar biasa yang memiliki posisi setara dengan kaum Adam dalam berkiprah di industri asuransi ini.
Direktur PT Maskapai Reasuransi Indonesia (Marein) Trinita Situmeang merupakan salah satu sosok eksekutif asuransi perempuan yang memiliki kebiasaan unik di luar pekerjaan rutinnya, yaitu suka berkebun. Di balik kecintaannya memelihara tanaman, ternyata Trinita memiliki filosofi yang tinggi terhadap tumbuhan. Dia merasakan kepuasan tersendiri saat mengamati tahap demi tahap tanaman itu tumbuh, dari biji, berkecambah, kemudian membentuk batang, lalu daun, berbunga, dan berbuah, proses tersebut sangat dinikmatinya. Sekalipun saat panen tidak ikut mengecap rasa buah pohon tersebut.
Kepada Media Asuransi Trinita mengungkapkan, selain di lingkungan kediamannya, dirinya juga memiliki lahan khusus di daerah Bogor untuk bereksploitasi akan kesukaannya itu. Di tempat itu, dia menanam berbagai macam tanaman seperti jati, mangga, kelapa, dan lain sebagainya. Dia mengatakan inspirasi dari hobinya itu tidak lain datang dari kecintaannya kepada alam. “Saya sangat senang dengan sesuatu yang tumbuh. Dari tidak ada sampai ada, dari kecil menjadi besar, dan memberikan manfaat bagi yang lain. Mungkin itu yang membuat saya menyukai bisnis. Saya suka melihat pohon itu tumbuh, seperti saya juga senang dengan kinerja perusahaan yang mengalami peningkatan. Di situ saya sadar, bahwa untuk tumbuh itu harus melewati fase-fasenya,” ungkap perempuan yang telah 25 tahun di dunia asuransi ini.
Filosofi tanaman ini juga menjadi pesan Trinita kepada para perempuan asuransi Indonesia, untuk menjadi besar itu ada proses yang harus dilewati. Ada masa pemupukan, pertumbuhan, fotosintesis, dan pembuahan sehingga dapat tumbuh besar dan bermanfaat bagi orang lain. “Ibarat menikmati proses tumbuhnya tanaman, nikmatilah karir di industri ini tanpa harus mengabaikan keluarga. Karena industri ini sifatnya umum, dari gender manapun bisa meraih kesuksesan,” katanya.
Selain Trinita, Direktur Operasional dan Marketing PT Bhinneka Life Indonesia Lina Bong juga memiliki kebiasaan unik di sela waktu senggang bersama keluarga, yaitu membuat tas. Sekalipun baru tahun lalu kebiasaan ini dilakoni, dia telah berhasil menyelesaikan aneka jenis tas dan dompet untuk koleksi pribadinya. Soal kualitas, juga tidak merasa minder dengan tas-tas branded yang mahal keluaran pabrik.
Lina sengaja mendatangkan seorang trainer yang membimbing dalam proses pembuatan tas tersebut. Mulai dari pemilihan material, peralatan, hingga teknik dalam menjahit tas sesuai yang diinginkan. Untuk mendapatkan bahan mentah pembuatan tas, Lina mengaku terkadang juga memesan ke luar negeri, seperti dari Amerika, Italia, atau negara-negara produsen kulit lainnya.
Lina menceritakan, awal mula menyukai aktivitas membuat tas saat memberi hadiah kado ulang tahun putranya, sebuah dompet saku hasil karyanya. Dia merasa senang dompet buatannya langsung dipakai sang anak. Semenjak itu, dia ‘ketagihan’ mengeksplorasi ide-ide hingga menjadi berbagai macam tas wanita. “Momen itu membuat saya bersemangat untuk menciptakan tas-tas model baru,” ungkap Lina pada Media Asuransi baru-baru ini.
Kesenangan dalam membuat tas ini, Lina rasakan karena dalam prosesnya dia tidak perlu banyak bicara, cukup fokus pada kegiatan dan hal itu sangat membantu untuk menghilangkan stress. Untuk menyelesaikan sebuah tas itu, bisa menghabiskan waktu selama 24 jam. Setelah selesai satu tas, dia langsung mencari model-model tas yang akan dibuat selanjutnya. “Dari sekian banyak tas buatan saya, yang paling sukai adalah clutch bag untuk pesta dan camo clutch yang ditenteng. Sebenarnya banyak juga yang sudah pesan beli, tapi saat ini saya masih membuat tas untuk dipakai saja dulu,” tandasnya.
Hiburan dalam rangka menghilangkan kepenatan juga dilakukan oleh Direktur Teknik PT Asuransi Jasa Tania Tbk (Jastan) Arifia Indah Liany. Ibu dua anak ini memilih kegiatan yang lebih happy bersama koleganya, yaitu Line Dance. Sejenis olahraga dengan gerakan dansa berupa rangkaian langkah, membentuk suatu koreografi dan gerakan pada sejumlah hitungan musik tertentu. Kegiatannya ini bukan hanya hiburan biasa untuk mengusir rasa jenuh, namun juga ada nilai kesehatannya karena melakukan gerakan-gerakan senam layaknya olahraga. Untuk melakukannya, dia tergabung dengan komunitas almamaternya di Fakultas Teknik Universitas Indonesia, terdiri dari para alumni perempuan dari berbagai angkatan.
Dia menceritakan, awal mula terbentuknya Grup Line Dance ini adalah saat dalam suatu kesempatan mereka sama-sama berpakaian kebaya. Dari situ mereka merasa akan seru jika kekompakan itu dibuat dalam bentuk menggelar suatu kegiatan. “Akhirnya sepakat kita memilih olah raga ini. Daripada ngumpul-ngumpul ngerumpi, lebih baik kita membuat suatu kegiatan yang bermanfaat untuk bersilaturrahmi. Dan anggotanya ternyata terus bertambah,” kisah Arifia pada Media Asuransi.
Ditambahkan, grupnya juga pernah performance dalam sebuah acara pesta salah satu anggotanya. “Mungkin jika ada anggota yang akan menggelar hajatan lagi, kami juga siap untuk performance… he… he…,”tandasnya.
Sementara itu, kegiatan di waktu senggang yang dilakukan oleh Direktur PT JB Boda Viva Indonesia Reinsurance Broker Maharani Seba adalah mengajar musik untuk balita. Sebagai penyuka alat musik piano, dia merasakan fun saja mengajar bayi dan balita, sambil bermain diselingi dengan musik. “Mengajar balita itu tidak hanya mengajarkan untuk bisa bermain musik, tetapi yang lebih penting adalah agar mereka menyukai musik. Jadi mengajarnya pun harus fun dan tidak boleh membuat mereka stres,” katanya pada Media Asuransi baru-baru ini.
Rani merasakan satu hal yang berbeda saat bertemu dengan murid-murid kecilnya yang lucu lucu. Dia sangat suka mendengar banyak cerita dan celotehan anak-anak kecil itu. Seolah ada semangat baru yang muncul saat berinteraksi dengan bocah-bocah mungil di hari libur. “Sejak tahun 2008 saya mengajar musik pada balita. Saat ini ada 20 anak yang saya ajar instrumen piano. Saya ingin mereka mengenal musik sejak dini, menyukai, dan dapat mengembangkan musik dengan baik,” tandas Rani.
Kepada para wanita karier di industri asuransi, Rani mengucapkan selamat Hari Kartini 21 April dan tetap isi waktu dengan seimbang. B. Firman
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News