Tidak jarang seorang pebisnis atau karyawan melakukan kesalahan dalam pekerjaannya. Salah satu penyebabnya adalah sulit sekali untuk dapat fokus dalam menghadapi satu urusan. Banyak juga mereka yang gegabah dalam mengambil keputusan, penyebabnya adalah tidak sabar dalam mengendalikan emosi. Semua itu sebetulnya dapat diatasi dengan melatih seseorang untuk membangun suatu hobi dalam dirinya, diantaranya hobi menembak.
Beberapa waktu lalu, Media Asuransi berjumpa dengan Ketua Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI) Cabang Bogor Arief Wijayanto dalam satu acara seminar di Kota Bogor. Banyak percakapan yang terjadi, mulai perkembangan asuransi umum di daerah-daerah hingga mengarah pada profesionalisme pria yang memiliki tutur kata santun ini di industri asuransi. Lantas muncul satu pertanyaan, apa yang membuat dia dapat fokus dan sabar di industri ini. Arif menjawab bahwa dirinya memiliki satu hobi yang dapat melatih semua itu, yaitumenembak.
Entah mengapa, awalnya nara sumber yang satu ini enggan diwawancara perihal hobi menembak ini, namun sedikit rayuan dengan iming-iming dapat menginspirasi pembaca Media Asuransi dalam mengisi kekosongan di sela kesibukan bisnis, akhirnya Arif pun ‘takluk’ dan bercerita lebih dalam lagi tentang aktivitasnya di dunia bidik-membidik ini.
Arif berkisah, kegandrungan menembak ini sudah dimulai semenjak duduk di bangku Sekolah Dasar (SD). Sekalipun masih berusia belasan tahun, dia mulai berlatih mengokang senapan dan membidik sasaran untuk dijadikan target. Soal pertama kali menggendong senjata ini, bermula dari satu musibah kecelakaan yang menimpa ayahnya sehingga tidak ada yang dapat menjaga toko milik keluarganya dari aksi perampokan. Karena satu-satunya anak laki-laki, dia pun mau tidak mau harus menggantikan tugas sang ayah untuk menginap di toko. Saat itulah pertama kali anak bungsu dari tiga bersaudara ini mengenal senapan angin, kala itu yang dimiliki orangtuanya adalah senapan laras panjang jenis BSA, sebagai teman setia untuk sarana jaga diri.
Beranjak dewasa, ada keinginan Arif untuk memiliki senjata yang lain. Pilihannya adalah senjata pompa jenis Benjamin. Berlatih dengan senjata ini, Arif mengaku tak butuh waktu lama untuk dapat menyaingi kepiawaian pamannya yang waktu itu aktif di Perbakin dalam hal menembak. Padahal, lawan tembaknya tersebut sudah memakai tele yang lumayan canggih. Dari sinilah berlanjut kesenangan dia dalam memainkan senjata.
Singkat cerita, setelah Arif bekerja di industri asuransi pun, dirinya tetap melakukan aktivitas menembak ini. Saat bertugas di Lampung, pria berdarah Solo ini tergabung dengan klub tembak Siger Shooting Club yang beranggotakan ratusan orang dari berbagai profesi termasuk kepolisian dan militer. Kala itu dirinya telah menggunakan senapan jenis Pre Charged Pneumatic (PCP).
Kepada Media Asuransi, Arif mengatakan bahwa dengan menembak itu banyak yang dirasakan manfaatnya. Baik itu fisik maupun non fisik, seperti melatih diri untuk dapat lebih mengendalikan kesabaran dan kosentrasi. Filosofi menembak ini juga dapat diaplikasikan dalam keseharian, baik di dunia pekerjaan maupundi rumah tangga.
Menembak itu, lanjutnya, pasti ada sasaran sebagai target tembak. Di saat membidik, penembak harus pintar dalam membaca situasi hingga menemukan momen yang pas untuk menarik pelatuk senjata. Tembakan yang tepat sasaran bukan saja tergantung dari kepiawaian penembak dalam menyelaraskan ujung senjata dengan target, tapi juga pandai mengukur kecepatan angin hingga peluru tepat sasaran. “Melepaskan tembakan harus dalam keadaan tenang, tidak boleh ragu-ragu. Serta harus pintar melihat keadaan. Jika emosi atau bernafsu sehingga buru-buru dalam mengeksekusi sesuatu, hasilnya tidak akan bagus. Harus berambisi namun tidak boleh ambisius. Itu yang membuat saya asyik. Ini dapat diaplikasikan ke dunia nyata. Pasti ada korelasinya,” ungkapnya.
Untuk menembak ini, dia mengaku kalau pernah meraih juara dalam suatu perlombaan di Tanjung Karang, Lampung. Saat itu para penembak dari berbagai profesi di sekitar kota Tanjung Karang, diundang untuk mengikuti perlombaan. “Para peserta saat itu ada yang dari kepolisian ada angkatan darat, angkatan laut. Pastinya mereka sudah terbiasa dengan senjata ini. Tapi ternyata saya bisa juara satu,” paparnya.
Oleh karenanya pria yang juga menjabat sebagai Branch Manager PT Asuransi Cakrawala Proteksi Indonesia Cabang Bogor ini menilai untuk menjadi penembak jitu, harus ada kolaborasi antara bakat, skill, dan jumlah jam terbang dalam memegang senjata.
Sebagai orang yang memiliki hobi menembak, Arif mengaku dirinya pernah mengoleksi berbagai senjata sejumlah belasan jenis, baik laras panjang maupun jenis pistol. Menurutnya, ada tiga alasan seseorang ingin memiliki jenis senjata tertentu, yaitu alasan jenis baik itu senapan laras panjang ataupun hand gun, keakuratan satu senjata itu, dan kesulitan dalam mendapatkan senjata itu karena langka di pasaran, seperti Sharp Ace, Diana asli, atau yang lainnya. “Untuk saat ini paling cuma tersisa delapan jenis saja. Karena untuk senjata api sudah dikembalikan, karena saya belum up date lagi soal izin,” tandas Arif.
Selain Arif, penulis juga sempat mewawancarai seorang praktisi yang memiliki hobi yang sama. Dia adalah sosok yang aktif di dunia broker asuransi sebagai Senior Partner Proteksi Pradana, yakni Mohammad Mustaqim. Bedanya dengan Arif, pria yang tinggal di Depok, Jawa Barat, ini masih tergolong pemula di urusan tembak-menembak.
Sekalipun baru terjun dalam soal bidik-membidik, Mustaqim mengaku kalau kegiatan ini sepertinya akan menjadi hobi kedua setelah sepak bola. Mustaqim mengatakan dirinya memang telat mengenal olah raga ini. Hal itu terjadi secara tidak sengaja, saat ditunjuk sebagai koordinator menembak dari komunitasnya sesama alumni Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (UI), tempat dirinya menyelesaikan pendidikan.
Keasyikan menembak itu, ungkap jebolan program S2 Magister Management Aktuaria UI ini, adalah saat menghadapi tantangan melepaskan tembakan yang tepat sasaran. Selain itu, ada juga rasa penasaran yang tinggi setelah melepaskan tembakan dengan melihat hasilnya. Pasti seorang penembak bertanya-tanya, di mana salahnya sehingga meleset dari titik tengah lingkaran papan target, padahal sangat yakin dengan bidikannya.
Menurut pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Manajemen Risiko dan Asuransi (STIMRA) ini, keakuratan tembakan itu sangat bergantung pada keadaan psikologi penembak, selain itu juga kepintarannya dalam mencari momen yang tepat saat melepaskan tembakan. Sekalipun berpangkat kapten dalam angkatan bersenjata, lanjut Mustaqim, jika keadaan jiwanya tidak tenang, akan dikalahkan oleh orang sipil biasa.
Jadi, memang harus dapat mengendalikan diri dan mencari timing yang pas dalam mengeksekusi target bidikan. “Terlalu sabar dan lama membidik juga tidak bagus. Jangan sampai pergelangan tangan sudah pegel duluan, baru tembakan dilepaskan. Itu akan mempengaruhi target. Karena saat pelatuk dilepaskan, getaran senjata itu ‘kan sangat kencang. Jadi ketahanan ‘pondasi’ juga harus tetap dijaga,” ungkap pria berkepala empat ini pada Media Asuransi baru-baru ini.
Seorang penembak ulung, bukan saja berbicara tentang bagaimana caranya berkosentrasi, tapi juga harus menguasai bahwa pistol yang ada digenggamannya berisi peluru atau tidak, sebelum digunakan. Bagi Mustaqim, selama ini masih terbiasa dengan hand gun. Dia ingin suatu saat dapat menjajal senjata laras panjang dengan jarak target yang lebih jauh lagi. “Saya memang mulai dari pistol, itupun sudah lumayan berat. Nanti saya ingin juga mencoba dengan yang laras panjang. Dengan jarak yang lebih jauh. Tantangannya itu sepertinya juga menarik,” tambahnya.
Berbicara soal pengalaman menarik dalam menembak ini, dia mengenang saat pertama memegang pistol. Saat itu, ayah dua anak ini telah mengikuti arahan-arahan dari instruktur, bahkan sampai menahan napas cukup lama sebelum menarik pelatuk. Namun, tetap saja pelurunya jauh dari sasaran. “Kalau titik target itu angka sepuluh, saya di luar angka satu. Di luar lingkaran hi… hi…hi…,” kenang ayah tiga anak ini sambil terkekeh. B. Firman
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News