1
1

Menikmati Hobi Sembari Menjalankan Aktivitas Kantor

    Menghadapi rangkaian keruwetan kerja di kantor. Rasa lelah, jenuh, dan sumpek kadang menyerang. Mesti ada hal penyeimbang agar hidup ini keseimbangan antara tekanan dan keinginan. Bahwa lelahnya tubuh dan pikiran itu ada masa jedanya, walau untuk sekadar menikmati apa yang disukai. Tidak harus menyediakan waktu khusus dan tidak mesti mencari apa yang biasa dilakukan orang lain. Karena tiap manusia memiliki kecenderungan yang berbeda-beda. Sebagaimana halnya yang menjadi kebiasaan bagi sebagian orang yang memiliki peran dalam industri asuransi. Ada kebiasaan unik di sela kesibukan. Bahkan kebiasaan tersebut bisa jadi tidak terpikirkan oleh orang lain.

    Melakukan apa yang disukai tidak harus menyediakan waktu khusus di luar waktu kerja. Saat dalam perjalanan dari rumah ke kantor, saat dinas keluar kota, atau dengan tidak sengaja lewat di suatu tempat. Hal tersebut yang telah dilakoni bertahun-tahun oleh Ketua Asosiasi Ahli Pialang Asuransi dan Reasuransi Indonesia (APARI) Bambang Suseno di sela-sela kesibukannya sehari-hari. Pria ramah ini memiliki hobi cukup aneh, yakni mengoleksi foto plat nomor kendaraan bermotor yang dianggap unik. Foto-foto tersebut sengaja diambil dari mobil orang di manapun dia temukan. Baik yang sedang parkir ataupun yang sedang jalan. Di mana saja, parkiran, kantor, jalanan, bahkan saat melaju kencang di jalan tol sekalipun.

    Kepada Media Asuransi, Bambang menceritakan, sebenarnya mengoleksi foto plat mobil nomor unik karena memang suka mengambil foto yang unik. Awalnya dulu masih memakai kamera ukuran besar dan dibawa ke manapun pergi. Namun sekarang dengan teknologi kamera ponsel yang semakin canggih, hobinya semakin mudah dilakukannya. Dirinya sudah tidak ingat lagi, berapa foto yang telah dikoleksi, saking banyaknya. Tidak saja di dalam negeri, bahkan saat ada perjalanan dinas ke luar negeripun, jika menemukan plat mobil yang dirasa unik, pasti naluri untuk memotret langsung keluar.

    Serunya mengoleksi nomor-nomor unik tersebut, lanjut dia, karena untuk menemukan nomor unik di mobil itu sebenarnya tidak mudah. Bahkan kalaupun ada niatan untuk hunting pun, tidak akan ada tempat khusus. Namun, di sana dilatih bagaimana dengan sigap memanfaatkan kesempatan yang langka untuk dapat diabadikan. “Juga sebagai ajang mempererat persahabatan. Misalnya kebetulan menemukan plat mobil yang mirip dengan nama teman kita. Kita foto kemudian dikirim, misalnya via WA (WhatsApp). Dengan begitu, dia akan merasa diperhatikan,” ungkap Bambang.

    Bagi dia, unik itu adalah versi yang mengambil photo, sekalipun arti sesungguhnya tidak sama dengan yang dia pikirkan. Nomor unik tersebut, secara tidak langsung seperti teka-teki yang semua orang dapat menerjemahkan menurut pendapatnya masing-masing. Itu juga butuh kejelian imajinasi.

    Saat ditanya apakah mobil sendiri juga memiliki angka unik, Bambang mengaku istrinya sengaja memesan nomor khusus yaitu B 212 ATI, sebagai simbol dari tanggal kelahiran serta nama istrinya. “Nomor ini juga kebetulan. Sekalipun sama aksi yang digelar beberapa kali di Monas, tapi maksud saya bukan untuk itu. Bahkan, nomor ini, sudah ada jauh sebelum aksi 212 pertama digelar tahun 2016 lalu. Eh ternyata punya arti khusus juga. Sempat hadir di aksi itu, tapi pulang cepat biar bisa merayakan ulang tahun istri, he…he…,” kata pria berperawakan tinggi ini.

Bambang mengenang, pernah suatu ketika melihat sebuah plat nomor unik di satu tempat, namun belum sempat mengambil gambarnya. Saat kembali lagi, mobil tersebut tidak ada lagi di tempat awal. Saat itu, katanya, ada yang terasa kurang pada dirinya. Seperti perasaan seseorang yang kehilangan kesempatan untuk mengambil momen. “Ini bisa menjadi pelajaran juga dalam kita berbisnis. Kesempatan itu tidak boleh di sia-siakan. Karena belum tentu datang dua kali. Ketika kesempatan itu ada dan tidak berusaha mengambilnya, bisa saja kesempatan itu akan hilang. Maka kita harus pintar dalam mencari kesempatan,” tandasnya.

    Seperti halnya Bambang dengan koleksi uniknya dapat dinikmati sambil bekerja, begitu juga Regulator and Public Relation Department Head PT Tugu Pratama Indonesia Inadia Aristyavani yang suka mengoleksi Funko Pop. Saat Media Asuransi mengunjungi kantornya di bilangan Setiabudi Jakarta beberapa waktu lalu, puluhan Funko Pop berjejer rapi di atas meja kerjanya, lengkap dengan protektor di setiap karakter koleksinya. Wanita yang biasa dipanggil Inad ini mengaku koleksinya di rumah lebih banyak lagi yang ditata pada rak khusus. Jika ditotal, ada sekitar 400 karakter yang berbeda-beda. Funko Pop adalah sejenis miniatur dari tokoh-tokoh film, yang diproduksi oleh Funko bertema pop culture yang telah berlinsensi. Koleksinya kebanyakan berbentuk vinyl figure namun mulai merambah ke plush toys, bubleheads yang kepalanya bisa bergoyang, action figure, USB drive, lampu, hingga headphone. Koleksi yang paling disukai adalah jenis vinyl figure dengan karakter figur-figur Star Wars.

    Inad mengisahkan awal menyukai Funko Pop ini karena hobi menontonnya sejak kecil. Tepatnya tahun 2016, dirinya melihat ada produk sejenis boneka mungil, lucu, dan detil yang menyerupai tokoh-tokoh yang dia tonton. Akhirnya mencoba untuk membeli salah satu figur Groot (Guardian of the Galaxy Movie) untuk koleksi perdananya. Saat itulah, dia mulai menggandrungi koleksi tokoh-tokoh yang lain. “Yang paling saya sukai dari Funko Pop adalah matanya. Semua jenis karakter Funko Pop, pasti bentuk matanya sama. Sekalipun hitam semua, tapi seolah mata itu berbicara, dan itu lucu bagi saya,” ungkapnya.

    Paling banyak koleksi adalah figur dari Star Wars, kemudian Marvel, DC Comic, Harry Potter, Lord Of The Rings (LoTR) dan Game of Thrones (GoT). Sementara terfavorit adalah Wonder Woman with The Invisible Jet. “Tapi kalau yang paling happy saat mendapatkan master jedi Qui Gon-Jinn (Star Wars), karena susah mencarinya dan lumayan mahal. Terus ada juga yang saya suka aktor Liam Neeson yang memerankannya juga, semua filmnya pasti saya tonton,” tambahnya. Tentang apa saja yang dilakukannya dengan berbagai figur Funko Pop miliknya, ternyata bagi Inad bukan sekadar ajang koleksi. Jika ada waktu senggang, dirinya sengaja menyusun dan memainkan sebuah cerita. Dan dia pun beralih profesi menjadi sutradara dadakan. “Juga sebagai ajang mengasah kreativitas via phonegraphy dengan Funko Pop favorit saya. Seru ‘aja, belajar jadi sutradara. Mengatur cerita apa yang diinginkan dari hasil frame setting fotonya, atau sekadar untuk merekayasa ulang adegan seperti di film aslinya,” ujar wanita berdarah Minang ini.

    Untuk mendapatkan koleksinya, Inad mengaku memiliki beberapa distributor recommended via online. Namun begitu, tokoh-tokoh yang ditargetkannya sudah mulai lengkap dia dapatkan. Jadi untuk hunting sana-sini sudah tidak intens lagi. Soal harga, tidak terlalu mahal, berkisar Rp300 ribu hingga Rp1,5 juta yang dia punya. Funko Pop yang dia miliki sudah ada yang naik harganya. Artinya koleksinya tersebut bisa dijadikan sebagai investasi. Akan tetapi, sejauh ini belum ada yang dia jual.

    Seperti salah satu koleksi Funko Pop yang ada di rumahnya, lanjut Inad, dulu harganya Rp200 ribu saja, sekarang sudah menjadi sekitar Rp2 juta. “Saat ini saya tidak tega menjualnya. Masih sangat sayang soalnya. Paling kalau ada yang double, saya berikan sama orang lain untuk dirawat. Yang double itu biasanya merupakan hadiah dari teman-teman. Semua koleksi saya kondisinya dalam keadaan apik, lengkap dengan original box serta protector-nya agar mudah dibersihkan atau kelak kalau ingin dijual lagi, karena beberapa harganya bisa melejit naik,” tandasnya. B. Firman

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Saham dan Obligasi Masih Diburu Investor Asing
Next Post Kredit Diperkirakan Tumbuh di Kuartal Ketiga 2019

Member Login

or