Pemerintah Indonesia pada tanggal 15 September 2025 meluncurkan Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5. Disebut demikian, karena paket kebijakan ekonomi ini terdiri dari 8 program akselerasi program 2025, 4 program dilanjutkan di program 2026, dan 5 program penyerapan tenaga kerja.
Pertama, 8 program akselerasi program 2025, meliputi: 1) Program magang lulusan perguruan tinggi (maksimal fresh graduate 1 tahun). 2) Perluasan PPh 21 DTP untuk pekerja di sektor terkait pariwisata. 3) Bantuan pangan periode Oktober-November 2025. 4) Bantuan Iuran Jaminan Kecelakaan Kerja (JKK) dan Jaminan Kematian (JKM) bagi Bukan Penerima Upah (BPU) transportasi online/ojol (termasuk ojek pangkalan, sopir, kurir, dan logistik) selama 6 bulan.
5) Program Manfaat Layanan Tambahan (MLT) Perumahan BPJS Ketenagakerjaan. 6) Program Padat Karya Tunai (cash for work) Kemenhub dan Kementerian Pekerjaan Umum. 7) Percepatan Deregulasi PP28 (Integrasi Sistem K/L dan RD TR Digital ke OSS). 8) Program Perkotaan (Pilot Project DKI Jakarta): peningkatan kualitas pemukiman dan penyediaan tempat untuk Gig Economy.
Sedangkan 4 program dilanjutkan di program 2026, meliputi: 1) Perpanjangan jangka waktu pemanfaatan PPh Final 0,5 persen bagi Wajib Pajak UMKM Tahun 2029 serta Penyesuaian Penerima PPh Final 0,5 persen bagi Wajib Pajak UMKM. 2) Perpanjangan PPh 21 DTP untuk Pekerja di Sektor terkait Pariwisata (APBN 2026). 3) PPh Pasal 21 DTP untuk Pekerja di Sektor Industri Padat Karya (APBN 2026). 4) Diskon iuran JKK dan JKM untuk semua penerima Bukan Penerima Upah (BPU).
Adapun 5 program penyerapan tenaga kerja, terdiri dari: 1) Operasional Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih diharapkan menyerap tenaga kerja di atas 1 juta tenaga kerja pada Desember. 2) Kampung Nelayan Merah Putih ditargetkan jangka panjang menciptakan 200.000 lapangan kerja. 3) Revitalisasi tambak pantura seluas 20.000 hektare diharapkan menyerap 168.000 tenaga kerja. 4) Modernisasi 1.000 Kapal Nelayan diharapkan menciptakan 200.000 lapangan kerja. 5) Perkebunan Rakyat dengan penanaman kembali 870.000 hektare oleh Kementerian Pertanian yang diharapkan membuka 1,6 juta lapangan kerja dalam 2 tahun.
Dalam 8 program akselerasi program 2025, ada dua program yang terkait langsung dengan penyediaan lapangan kerja. Pertama, program magang fresh graduate, target penerima manfaat tahap pertama sebanyak 20 ribu orang, dengan total anggaran yang telah disiapkan pemerintah untuk tahun 2025 sebesar Rp198 miliar.
Sedang yang kedua, pemerintah menyiapkan program padat karya tunai (cash for work), telah dialokasikan anggaran sebesar Rp3,5 triliun melalui Kementerian PUPR dan Rp1,8 triliun melalui Kementerian Perhubungan.
Selain itu, pemerintah juga telah menyiapkan Program Koperasi Desa Merah Putih yang ditargetkan membentuk 80 ribu unit usaha baru dengan estimasi penyerapan 681 ribu tenaga kerja dan target hingga 1 juta orang pada Desember 2025.
Selanjutnya, Kampung Nelayan Merah Putih yang akan dikembangkan di 100 desa dengan potensi serapan 8.645 tenaga kerja, serta proyeksi jangka panjang mencapai 4.000 titik yang dapat menciptakan hingga 200 ribu lapangan kerja.
Di sektor perikanan, revitalisasi tambak di kawasan Pantura dengan luas 20 ribu hektare diperkirakan mampu menyerap 168 ribu tenaga kerja. Program tersebut juga akan ditopang dengan program modernisasi kapal yang mencakup pembangunan 1.000 kapal nelayan baru dengan estimasi penciptaan 200 ribu lapangan kerja, serta pengadaan kapal berkapasitas 30 GT hingga 2.000 GT yang diperuntukkan bagi koperasi maupun pelaku usaha BUMN.
Di sektor perkebunan, program perkebunan rakyat melalui penanaman kembali 870 ribu hektare lahan ditargetkan membuka lebih dari 1,6 juta lapangan kerja baru dengan komoditas prioritas seperti tebu, kakao, kelapa, kopi, mete, dan pala.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian RI, Airlangga Hartarto, pada saat peluncuran Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5, mengatakan bahwa melalui stimulus paket ekonomi ini, pemerintah mengejar target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,2 persen pada akhir 2025.
Ada kemungkinan target pertumbuhan ekonomi di akhir tahun tersebut akan tercapai. Mengingat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II/2025 mencapai 5,12 persen. Menunjukkan arah pemulihan setelah pada kuartal I/2025 hanya tumbuh 4,87 persen.
Pertumbuhan ekonomi yang didorong Paket Stimulus Ekonomi 8+4+5 ini diharapkan berdampak positif bagi industri asuransi di Tanah Air. Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Yulius Bhayangkara, dalam wawancara dengan Media Asuransi mengatakan pergerakan ekonomi dari sektor UMKM dan padat karya berpotensi memunculkan permintaan terhadap produk asuransi.
Jika benar demikian, semoga dampaknya segera dapat dirasakan industri asuransi.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
