Performa industri asuransi sepanjang 2024 terbilang cukup impresif. Hanya sektor reasuransi yang masih mencatatkan koreksi di tahun Naga Kayu itu. Data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat bahwa aset industri asuransi per Desember 2024 mencapai Rp1.133,87 triliun atau naik 2,03 persen dibandingkan dengan periode sama tahun 2023 yaitu Rp1.111,30 triliun.
Bila diperinci, total aset asuransi komersil mencapai Rp913,32 triliun atau naik 2,40 persen year on year (yoy), sedangkan total aset asuransi non komersil (BPJS Ketenagakerjaan, BPJS Kesehatan, dan program asuransi ASN, TNI/POLRI) mencapai Rp220,55 triliun atau tumbuh 0,54 persen yoy.
Dari sisi pendapatan premi, asuransi komersial membukukan akumulasi pendapatan premi sepanjang 2024 mencapai Rp336,65 triliun atau naik 4,91 persen yoy yang terdiri dari premi asuransi jiwa sebesar Rp188,15 triliun atau tumbuh 6,06 persen, premi asuransi umum dan reasuransi sebesar Rp148,5 triliun atau tumbuh 3,50 persen.
Sejalan dengan performa positif tersebut, kondisi permodalan industri asuransi komersial masih solid dengan agregat Risk Based Capital (RBC) di atas threshold dari OJK. RBC asuransi jiwa tercatat 420,67 persen, RBC asuransi umum dan reasuransi tercatat sebesar 325,93 persen.
Mengutip data Asosiasi Asuransi Umum Indonesia (AAUI), industri asuransi umum mencatatkan pertumbuhan laba bersih sebesar 5,89 persen pada 2024 menjadi Rp7,69 triliun dibandingkan dengan 2023 sebesar Rp7,27 triliun. Hasil underwriting dan hasil investasi juga mencatatkan kinerja positif dengan masing-masing pertumbuhan 15,47 persen dan 19,98 persen.
Sementara itu, laba setelah pajak industri asuransi jiwa sepanjang 2024 juga tumbuh 32,6 persen menjadi Rp8,86 triliun dibandingkan dengan kinerja 2023 sebesar Rp6,68 triliun.
Di pihak lain, kinerja industri reasuransi sepanjang 2024 masih memprihatinkan. Industri reasuransi mencatatkan kerugian setelah pajak sebesar Rp33 miliar pada 2024 atau berbanding terbalik dibandingkan dengan laba setelah pajak sebesar Rp1,54 triliun pada 2023. Dari sisi pendapatan premi juga mengalami kontraksi sebesar 7,8 persen pada 2024 atau turun Rp1,8 triliun dibandingkan dengan 2023.
Dalam Rapat Redaksi di Media Asuransi kami sepakat untuk mengangkat isu ini menjadi Cover Story dengan tema Menjaga Performa Industri Asuransi dan Reasuransi.
Cover Story edisi Juni ini terdiri dari 5 tulisan utama yang merupakan satu kesatuan. Pertama, Mengulas Kondisi Makroekonomi dan Dampaknya Bagi Industri Perasuransian. Kedua, Mengupas Kinerja Industri Asuransi Umum. Ketiga, Mengupas Kinerja Industri Asuransi Jiwa. Keempat, Mengupas Kinerja Industri Asuransi Syariah. Kelima, Mengupas Kinerja Industri Reasuransi. Terakhir adalah Infografis, yang menggambarkan pertumbuhan industri asuransi beberapa tahun terakhir yang disajikan lewat visualisasi data.
Kami berharap Cover Story pada edisi Juni 2025 ini dapat memberikan gambaran bagi seluruh stakeholders perasuransian tentang kondisi bisnis perasuransian di tahun 2024 dan tantangan yang dihadapi di tahun 2025.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News