Pertumbuhan ekonomi tahun 2026 kemungkinan masih di kisaran lima persen, walaupun pemerintah tampaknya yakin dapat memacu pertumbuhan ekonomi hingga mencapai enam persen. Dalam kondisi seperti itu, maka tantangan yang akan dihadapi industri perasuransian masih akan sangat besar.
Menteri Keuangan RI, Purbaya Yudhi Sadewa, memang sangat optimistis target pertumbuhan ekonomi enam persen pada tahun 2026 dapat dicapai. Dengan catatan, selama momentum pemulihan ekonomi yang mulai terbentuk saat ini terus dijaga.
Sementara itu, Gubernur Bank Indonesia (BI), Perry Warjiyo, menyampaikan perkiraan bank sentral yakni pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2026 berada di kisaran 4,9 persen hingga 5,7 persen dan sebesar 5,1 persen hingga 5,9 persen pada 2027.
Menurut dia, ada tiga kunci untuk mendorong ekonomi tumbuh lebih tinggi dan berdaya tahan pada 2026, yakni optimisme, upaya maksimal seluruh pihak, dan sinergi. Selama ini, perekonomian Indonesia, jelasnya, menunjukkan ketahanan dengan pertumbuhan ekonomi yang tetap baik serta stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan yang terjaga.
Di sisi lain, Gubernur BI menjanjikan seluruh instrumen kebijakan makroprudensial tetap akan longgar. Dengan demikian kredit dan pembiayaan perbankan diperkirakan dapat tumbuh sekitar 8-12 persen pada 2026. Hal itu dengan syarat stabilitas sistem keuangan tetap terjaga.
Sementara itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyongsong tahun 2026 dengan sikap lebih hati-hati namun tetap optimistis. Pasar saham Indonesia diperkirakan tetap menarik dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang diproyeksikan mencapai level bullish di kisaran 9.000-9.500. Hal ini dapat tercapai karena didukung kebijakan fiskal pemerintah, daya beli masyarakat membaik, dan program utama pemerintah.
Di industri asuransi, tahun 2026 masih ditunggu realisasi rencana Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) yang akan melakukan konsolidasi besar-besaran terhadap perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), termasuk sektor asuransi.
Pelaku asuransi masih menunggu seberapa besar rencana konsolidasi tersebut akan berpengaruh terhadap industri asuransi di tanah air. Di sisi lain, spin off unit syariah asuransi yang memasuki tahap akhir, juga diperkirakan masih berpengaruh terhadap pertumbuhan bisnis asuransi syariah.
Menyongsong pergantian tahun, kami tim redaksi Media Asuransi memutuskan untuk menurunkan Cover Story dalam edisi Desember 2025 ini yang memuat proyeksi perekonomian dan sektor industri jasa keuangan di tahun mendatang. Cover Story ini terdiri dari sembilan tulisan yang merupakan satu kesatuan.
Pertama, Proyeksi Perekonomian 2026. Kedua, Proyeksi Asuransi Jiwa 2026. Ketiga, Proyeksi Asuransi Umum 2026. Keempat, Proyeksi Asuransi Syariah 2026. Kelima, Proyeksi Reasuransi 2026, Keenam, Proyeksi Pialang Asuransi 2026. Ketujuh, Proyeksi Perbankan 2026. Kedelapan, Proyeksi Industri Pembiayaan 2026. Kesembilan, Proyeksi Pasar Modal 2026.
Kami berharap laporan utama yang disajikan pada edisi Desember 2025 ini, dapat memberikan pandangan dan gambaran terkait bagaimana prospek ekonomi dan bisnis di tahun 2026.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
