1
1

Arti Penting Peluang Recovery bagi Industri Asuransi

Media Asuransi – Pandemi Covid-19 memberi tantangan yang besar bagi sebagian besar industri keuangan, salah satunya industri asuransi. Untuk tetap dapat menjalankan roda bisnis, regulator harus segera mencari peluang recovery bagi industri asuransi. Salah satunya adalah dengan memanfaatkan teknologi digital dan peluang stimuluseEkonomi.

Ketua STMA Trisakti, Dr Antonius Anton Lie SE MM, mengatakan bahwa pelaku industri asuransi di Indonesia harus segera melakukan recovery bisnisnya agar dapat terus melaksanakan kegiatan bisnisnya di tengah pandemi Covid-19. Terlebih di tengah keterbatasan untuk menjangkau nasabah yang lebih luas lagi akibat dampak diberlakukannya Pembatasan Sosial Skala Mikro oleh pemerintah di berbagai kawasan yang selama ini menjadi lumbung nasabah.

“Seperti diketahui bersama, pandemi memberikan pembatasan sosial secara berjenjang dan berkelanjutan, dan itu artinya untuk menjangkau nasabah, pelaku industri asuransi harus segera me-recovery bisnisnya ke digitalisasi. Hal itu dibutuhkan agar terus bisa menjalankan roda bisnisnya ke depan,” kata Antonius dalam Webinar Nasional STMA Trisakti dengan Tema “Recovery Bisnis Asuransi di Tengah Pandemi Covid-19 dengan Strategi Pertumbuhan Melalui Pemanfaatan Teknologi Digital dan Peluang Stimulus Ekonomi”, Kamis, 29 April 2021. Acara webinar ini sebagai bagian dari puncak Dies Natalis STMA Trisakti ke-37 dengan tujuan untuk membuka wawasan bagi para pelaku asuransi guna memanfaatkan teknologi dalam pemulihan pasca Covid-19.

 
Baca Juga:

Menurut Antonius, sejak merebaknya Global Pandemic Covid-19, industri asuransi hingga kuartal II/2020 kinerjanya terus mengalami penurunan. Di kuartal III/2020 mulai terlihat ada peningkatan secara bertahap hingga tahun tutup buku 2020. Meskipun, sebagian besar perusahaan asuransi masih belum mampu mengejar kinerja secara year on year di tahun-tahun sebelum pandemi.

“Kami sangat senang dengan diadakannya webinar nasional ini guna melakukan strategi yang tepat dengan dukungan teknologi digital di masa pandemi Covid-19,” katanya.

Di kesempatan sama, Kepala Departemen Pengawasan Industri Keuangan Non-Bank  Otoritas Jasa keuangan (OJK) Ahmad Nasrullah dalam sambutannya mengungkapkan pokok bahasan terkait dengan “Stimulus ekonomi dan peluangnya terhadap bisnis asuransi pada masa Pandemi Covid-19”, diakuinya perlu ada stimulus ekonomi untuk bisnis asuransi dan harus segera dicari peluang recovery-nya agar tetap bisa berjalan.

“Digitalisasi menjadi satu-satunya jalan agar industri asuransi tetap bisa survive di tengah global pandemic, dan OJK juga sudah mengeluarkan beleid yang mengatur tentang upaya digitalisasi, salah satunya digital signature. Sebelumnya dilakukan secara langsung, maka dengan adanya pembatasan sosial ini memaksa industri asuransi untuk melaksanakan secara online untuk menjangkau nasabah,” ungkapnya.

Dengan digitalisasi, perusahaan asuransi juga akan memudahkan dalam melakukan edukasi kepada masyarakat dan lebih terbuka dan transparan dalam memberikan pengetahuan tentang produk yang ditawarkan. Sehingga masyarakat akan lebih mudah mengakses berbagai informasi produk dari berbagai perusahaan asuransi.

Outlook kinerja perusahaan asuransi harus segera melakukan persiapan recovery pasca Covid-19. Hal ini untuk memungkinkan pelaku industri asuransi bisa tetap berkinerja baik di tengah terpaan global pandemi,” jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Ketua Dewan Pembina Yayasan Trisakti, Harry Tjan Silalahi SH. Menurutnya, STMA Trisakti di masa pandemi ini telah meluluskan ratusan mahasiswanya untuk dapat bersaing di industri asuransi. Lulusan STMA Trisakti sudah dibekali ilmu asuransi yang cukup untuk dapat bersaing .

“Digitalisasi memang sangat penting. Oleh karena itu, lulusan STMA Trisakti juga telah dibekali ilmu untuk meningkatkan keterampilan dalam bidang digital. Sehingga para lulusan ini mendapat peluang yang lebih besar untuk berkreasi dengan industri asuransi,” katanya.

Sementara itu, Vice Chairman for Marketing Affairs AAUI, Diwe Novara, mengungkapkan mengenai dampak pandemi covid-19 terhadap bisnis asuransi umum dan peluang pertumbuhannya. Dia menyampaikan bahwa secara umum industri asuransi mendapat dampak besar dari pandemi ini. Terlebih di awal munculnya virus ini di Indonesia pada Maret 2020, industri asuransi langsung stop operasi dan secara bertahap mulai bangkit di medio kuartal III/2020 dan kuartal IV/2020.

“Kinerja industri asuransi sebagian besar terdepresi cukup dalam baik dari sisi lini bisnisnya hingga cakupan penetrasi pendapatan polisnya. Untuk itu, dibutuhkan recovery ke arah digitalisasi agar memberi peluang untuk bangkit,” harapnya.

Dari sisi industri, Chief Human Resource Officer PT Prudential Life Assurance, Indrijati Rahayoe, mengungkapkan strategi perusahaan asuransi dalam menghadapi himpitan pandemi Covid-19. Perusahaan asuransi harus menyiapkan strategi khusus untuk pertumbuhan perusahaan juga bisa memprediksi tingkat perkembangan asuransi jiwa selama masa pandemi.

“Memang insurtech menjadi salah satu solusi terbaik saat ini untuk diterapkan sepanjang pandemi dan pasca pandemi Covid-1. Kita harus mengoptimalkan aplikasi insurtech dalam strategi bisnis perusahaan asuransi,” tegasnya.

Menurutnya, Webinar Nasional STMA Trisakti 2021 ini diharapkan dapat mendorong peran perguruan tinggi untuk memberikan sumbangsih keilmuannya mengenai perkembangan asuransi serta mengajak semua stakeholder agar terlibat dalam pengembangan strategi perusahaan serta mendorong pemanfaatan teknologi di masa pasca pandemi Covid-19.

“Peningkatan skill digital kepada para lulusan sekolah tinggi asuransi di Indonesia memang harus menjadi salah satu prioritas utama perguruan tinggi,”pungkasnya. One

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Sequis Luncurkan Program Perlindungan Pasca Vaksinasi Covid-19
Next Post Menanti Peran Ganda IFG Bagi Industri Keuangan Non Bank

Member Login

or