Media Asuransi – Sekolah Tinggi Manajemen Asuransi (STMA) Trisakti mewisuda 107 lulusan program Strata (S-1) dan Diploma (D3) pada Sidang Terbuka Senat STMA Trisakti Wisuda Angkatan XXIX yang dilakukan secara daring, pada tanggal 10 Desember 2020. Para wisudawan secara resmi menyandang gelar akademisnya menurut program dan jurusan yang diambil.
STMA Trisakti Gandeng IRMAPA Tingkatkan Kualitas Pengetahuan Akademik
Sekitar 80 persen dari para alumni tersebut telah berkiprah di industri perasuransian, mulai dari sebagai Underwriter, Ahli Manajemen Risiko, Klaim Analis atau Penilai Kerugian, Aktuaris, Pengembang dan Pemasar Asuransi, hingga berkarir sebagai broker asuransi/reasuransi. Bahkan, sebagian mereka ada yang telah menempati posisi kunci di beberapa perusahaan asuransi sebagai ekskutif di level tertentu.
Ketua STMA Trisakti DR Antonius Anton Lie SE MM, mengatakan bahwa mengacu pada Rencana Stratejik STMA Trisakti Tahun 2014-2030, tahap konsolidasi diakhiri pada tahun akademik ini dengan beberapa capaian. Di antaranya adalah peningkatan pemeringkatan akreditasi program studi, sehingga seluruh program studi yang ada saat ini terakreditasi “B”, atau Baik Sekali.
Selain itu, lanjut Anton, dalam memenuhi Permenristekdikti Nomor 32 Tahun 2016 tentang akreditasi perguruan tinggi (AIPT), STMA Trisakti telah memperoleh peringkat “B”. Sebagai lembaga pendidikan yang taat azas, pelaporan pangkalan data STMA Trisakti dilakukan secara tepat waktu dengan pencapaian selalu 100 persen, sehingga dinyatakan SEHAT oleh regulator.
Anton menambahkan, berdasar ketentuan standar nasional pendidikan tinggi, STMA Trisakti telah memenuhi target terkait rasio dosen dan mahasiswa. Pada tahun 2020 jumlah mahasiswa STMA Trisakti adalah sebanyak 614 orang, 68 persen dari total jumlah mahasiswa mengikuti Program Studi Sarjana Manajemen, 7 persen Program Studi Asuransi Jiwa Diploma 3, sebanyak 25 persen mengikuti Program Studi Asuransi Kerugian Diploma 3. Sementara itu standarisasi kurikulum, pada kompentesi inti STMA Trisakti selama ini telah mengacu pada Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia (SKKNI) bidang perasuransian Tahun 2013.
“Sesuai Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transportasi RI No.141 Tahun 2013, dengan menetapkan level kompetensi mengacu pada Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia. Dengan terbitnya standar kompetensi nasional Indonesia tentang perasuransian tahun 2019, berdasarkan Keputusan Menteri Ketenagakerjaan No.23 Tahun 2019, Tim Kurikulum STMA Trisakti sedang melakukan peninjauan terhadap kurikulum yang selama ini diterapkan, dan diharapkan akan selesai pada tahun akademik 2020/2021. Hal-hal yang juga menjadi acuan dalam peninjauan ini adalah himbauan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Bapak Nadiem Makarim yang menekankan penguatan pada softskill yang akan membentuk karakter lulusan agar lebih inovatif, kreatif, serta memiliki intengritas dan moralitas yang baik, mengacu kepada Program Kampus Merdeka, merdeka belajar yang ditetapkan Kemendikbud,” ungkap Anton.
Pada kesempatan itu, Kepala LLDIKTI Wilayah III Prof Dr Agus Setyo Budi, MSc menyampaikan bahwa Program Kampus Merdeka dirancang untuk mendorong perguruan tinggi agar dapat mendisrupsi diri dan bertransformasi secara lincah, karena kompetensi yang dibutuhkan di masa depan sangat dinamis. “Tujuan pembelajaran saat ini tidak lagi membangun kompetensi yang sudah baku, akan tetapi juga menyiapkan lulusan sarjana yang fleksibel, hingga menjadi problem solver. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Kemendikbud, melalui LLDIKTI sangat mendorong perguruan tinggi untuk dapat berkembang sehingga mahasiswa dapat berinteraksi antar program studi, bahkan antar universitas dalam skema hak belajar,” ungkap Agus.
Sementara itu, Deputi Komisioner Pengawas IKNB I – OJK Anggar Budhi Nuraini, dalam sambutannya menyampaikan bahwa pandemi Covid-19 telah mengubah kondisi industri saat ini, termasuk terjadinya penutupan beberapa perusahaan serta banyaknya pemutusan hubungan kerja dari perusahaan. Oleh karena itu lulusan tahun 2020 bisa disebut sebagai angkatan yang harus tahan banting. “Karena sarjana yang lulus di tahun 2020 langsung menghadapi berbagai tantangan, mulai dari menyelesaikan tugas akhir, bimbingan yang dilakukan secara virtual, wisuda yang dilakukan secara daring, hingga tantangan dalam mencari pekerjaan,” ujar Anggar.
Tampil yang memberikan Orasi Ilmiah pada kesempatan tersebut Kepala Departemen OJK Institute Dr Agus Sugiarto SH MBA yang mengangkat materi dengan tema “Generasi Unggul, Inovatif, dan Berkarakter di Bidang Perasuransian”.
Dalam presentasinya, Agus menyampaikan bahwa di bidang digital Indonesia masih tertinggal dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand. “Oleh karena itu, untuk mengejar ketinggalan kita, maka harus diterapkan diantaranya dengan menerapkan ekonomi digital. Untuk generasi muda, khususnya para wisudawan, bahwa mulai hari ini kita harus menjadi agent of change, agent of development, agent of innovation, agent of modernization, dan agent of national unity untuk mengubah bangsa ini menjadi lebih baik,” ujar Agus. Fir
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News