Media Asuransi – Laju inflasi diakhir tahun 2020 terus merangkak naik, tercatat pada bulan Desember sebesar 0,45 persen. Angka ini lebih tinggi jika dibandingkan pada bulan November yang tercatat sebesar 0,28 persen.
Sementara itu, tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2020 dan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 1,68 persen.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, komponen inti pada Desember 2020 mengalami inflasi sebesar 0,05 persen. Tingkat inflasi komponen inti tahun kalender (Januari– Desember) 2020 dan tingkat inflasi komponen inti tahun ke tahun (Desember 2020 terhadap Desember 2019) sebesar 1,60 persen.
“Pada Desember 2020 terjadi inflasi sebesar 0,45 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,68. Inflasi bulanan di tahun 2020 ini terus meningkat sejak Oktober 2020 dan di Desember ini juga naik,” ujar Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto via Video Confrence pada Senin 4 Januari 2021.
Setianto mengatakan inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran seperti kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,49 persen dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,38 persen. Salah satu yang menjadi kontributornya adalah cabai merah yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil terhadap inflasi sebesar 0,12 persen.
“Disusul oleh telur ayam yang menyumbang inflasi sebesar 0,06 persen dan cabai rawit dengan sumbangan terhadap inflasi sebesar 0,05 persen,” terangnya.
Komponen yang menyumbang inflasi terbesar kedua adalah dari sektor transportasi dengan andil sebesar 0,06 persen dan inflasi sebesar 0,46 persen. Setianto menjelaskan inflasi di sektor transportasi ini di dorong adanya kenaikan harga angkutan udara dengan andil sebesar 0,05 persen terhadap inflasi Desember 2020.
Di samping itu, tambahnya, ada kelompok pakaian dan alas kaki yang menyumbang inflasi sebesar 0,03 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,03 persen. Selain itu, ada kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,08 persen.
“Kelompok kesehatan inflasinya sebesar 0,19 persen dan kelompok makanan minuman/restoran sebesar 0,27 persen,” jelasnya.
Kendati demikian, ada kelompok pengeluaran yang mengalami penurunan indeka yaitu kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,01 persen, kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,01 persen, sera kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,29 persen.
“Sementara kelompok yang tidak mengalami perubahan yaitu kelompok pendidikan,” pungkasnya. One
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News