PT Zurich General Takaful Indonesia (Zurich Syariah) berencana mengembangkan terus Asuransi Parametrik Indeks Cuaca Syariah (Asuransi Parametrik Syariah). Asuransi ini pembayaran manfaat klaimnya kepada petani dilakukan secara otomatis berdasarkan data cuaca aktual dan tidak memerlukan pengajuan klaim asuransi sebelumnya.
Sebagai langkah awal, pada Oktober 2022, Zurich Syariah melindungi lebih dari 1.500 petani kopi di kawasan produsen kopi terbesar keempat di dunia, yakni Aceh, agar terlindung dari risiko gagal panen yang disebabkan cuaca ekstrim. Asuransi Parametrik Syariah ini adalah jenis asuransi perlindungan cuaca pertama bagi petani kopi yang hadir di Indonesia yang dikelola dengan prinsip syariah.
Presiden Direktur Zurich Syariah, Hilman Simanjuntak, mengatakan bahwa produk parametrik ini memiliki prospek yang baik untuk ke depan. “Bagus sekali kalau ditanya prospek. Tahun ini kami perkirakan ada 3.000 petani (baru). Jumlah petani di Aceh itu sebenarnya potensinya besar sekali. Belum lagi kalau kita lihat petani di luar Aceh, itu besar sekali,” ujar Hilman dalam sesi diskusi terbatas di Aceh, 2 Agustus 2023.
Menurutnya, saat ini yang masih menjadi perhatian khusus adalah bagaimana Zurich Syariah dapat memperkenalkan produk asuransi parametrik tersebut agar literasinya sampai ke para petani. “Kita sedang persiapan untuk petani kopi di Tanggamus, Lampung. Di sana preminya lebih tinggi daripada di Aceh. Artinya, risikonya lebih besar di daerah itu. Risiko besar atau kecil, itu tergantung dari masing-masing daerah, cuaca ekstrim seperti apa,” ujar Hilman.
Dia pun menegaskan, bahwa dalam sistem asuransi syariah, pemegang risiko sepenuhnya ada pada peserta. Sifat perusahaan penanggung hanyalah sebagai alat bantu pengelola, dalam hal ini perusahaan membantu peserta agar tetap memiliki produk yang berguna. Sedang di sisi lain perusahaan pun ingin produk tersebut sustainable. “Sustainable artinya harus ada secara komersial, harus ada profitnya. Nanti kalau produknya tidak sustainable dalam artian ternyata desainnya itu menyebabkan hasilnya tidak profit, mau enggak mau produk ini nggak berlanjut, nanti tidak ada yang bisa meng-cover petani,” terang Hilman.
Tahun 2023 terjadi kenaikan pembaruan polis untuk asuransi parametrik di Aceh hingga 1.800 polis, saat diluncurkan tahun 2022 hanya 1.500 petani. Dia jelaskan bahwa Bener Meriah, ada 200 petani yang dapat klaim di periode asuransi. “Moment of truth adalah klaim. Polis dirasakan manfaatnya kemudian diperpanjang,” jelasnya.
Chief Sales and Distribution Officer Zurich Syariah, Auralusia Rimadiana (Ima), menambahkan bahwa setelah di Aceh akan menyusul sekitar 1.000 petani di Tanggamus, Lampung. “Kami sudah sosialiasasi stake holder, petani dan kelompok tani. Mereka ini bekerja sama dengan buyer,” katanya.
Ima menuturkan bahwa kopi di Tanggamus dalam setahun hanya ada sekali bunga dan sekali panen, sehingga pembayaran klaim dua kali, yakni 40 persen bunga dan 60 persen panen. Mengenai premi asuransinya, menurut dia, yang di Tanggamus lebih tinggi. “Di Tanggamus 15 persen sedang di Aceh ini hanya 10 persen,” tuturnya.
Setelah tanaman kopi, Zurich Syariah siap mengembangkan asuransi parametrik ini untuk komoditas lain seperti kakao, teh, sayuran, atau buahbuahan. Dalam waktu dekat kemungkinan untuk tanaman kakao di Sulawesi Utara, bekerja sama dengan banyak pihak. “Para stake holders mendengar Zurich Syariah punya produk ini dan kerja sama dengan Blue Marble. Jadi mereka menyelenggarakan, workshop dan kunjungan ke petani Aceh. Kami berharap sebelum akhir tahun ada kepastian bahwa asuransi parametrik coklat dapat diluncurkan atau tidak,” kata Ima.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News