Media Asuransi kembali mengadakan acara bergengsi memberikan penghargaan kepada perusahaan asuransi dan reasuransi serta pialang asuransi dan reasuransi. Pada tahun ini Media Asuransi memasukkan perusahaan penilai kerugian asuransi (adjuster) dalam Insurance Market Leaders Award untuk kinerja terbaik mereka.
Dalam ajang Insurance Market Leaders Award (IMLA) 2025, Media Asuransi memberikan apresiasi kepada 107 perusahaan di industri perasuransian. Di tahun ini, Lembaga Riset Media Asuransi (LRMA) melakukan perubahan dalam penentuan kategori dan jumlah perusahaan yang berhasil masuk sebagai market leader.
Ajang penghargaan IMLA yang ketujuh kali ini diadakan di Jakarta pada 16 Juli 2025. Tujuan LRMA memberikan penghargaan ini untuk mendorong inovasi dan kinerja yang lebih baik di industri perasuransian Indonesia.
LRMA dalam melakukan kajian masih tetap sama, menggunakan indikator pendapatan premi berdasar laporan keuangan per Desember 2024 yang dipublikasikan. Sementara, untuk pialang asuransi dan reasuransi serta adjuster menggunakan data kajian dari Statistik Perasuransian OJK tahun 2022-2023. Indikator keuangan yang digunakan adalah total brokerage fee dan adjuster fee.
Sambutan
Mengawali penganugerahan Market Leaders Award 2025 adalah sambutan dari Pemimpin Redaksi Media Asuransi, Achmad Aris, yang mengapresiasi kehadiran para CEO dan eksekutif di industri perasuransian yang hadir di acara Media Asuransi ini. “Ini menjadi suatu kebanggaan bagi Media Asuransi karena kerja keras dari tim LRMA mendapat apresiasi dari bapak ibu semuanya,” jelasnya.
Aris juga memaparkan bahwa kegiatan ini bukan diadakan secara instan atau tiba-tiba melainkan melalui proses panjang. “Kami harus meng-collect data laporan keuangan perusahaan asuransi, reasuransi, pialang asuransi, dan pialang reasuransi, serta adjuster. Khusus untuk perusahaan pialang dan adjuster sumbernya dari OJK berdasar data terakhir di tahun 2023. Sementara untuk perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum serta reasuransi kami collect dari laporan keuangan publikasi,” papar Aris.
Untuk itu, lanjut Aris, pihaknya menjamin pemberian award ini dilakukan secara independen oleh LRMA. Tolok ukur utama penilaian market leader ini adalah dari kinerja pendapatan premi untuk perusahaan asuransi dan reasuransi. Kemudian, pendapataan brokerage fee untuk perusahaan pialang asuransi dan reasuransi, serta untuk adjuster dilihat dari adjuster fee.
Selanjutnya sambutan dari Pimpinan LRMA, Mucharor Djalil, yang menyampaikan, ajang ini merupakan penghargaan Market Leaders yang ke-7 kalinya sejak pertama kali diselenggarakan pada 2019.
“Kami mulai memberikan penghargaan Market Leaders pada 2019, tapi kajian kami di LRMA mengenai penguasa pasar di industri asuransi Indonesia sudah kami lakukan sejak 2014 atau 11 tahun yang lalu. Kami baru berani memberikan penghargaan di tahun 2019, lima tahun sejak kajian Market Leaders dilakukan oleh LRMA,” ungkapnya.
Tahun ini, menurut Djalil, ada sebelas jenis penghargaan Market Leaders berdasarkan kelompoknya. Tahun ini pula, lengkap semua pelaku di industri perasuransian Indonesia mendapat penghargaan di masing-masing industri. Yaitu asuransi umum, asuransi jiwa, asuransi syariah, reasuransi, pialang asuransi dan pialang reasuransi, dan penilai kerugian asuransi.
“Artinya kajian kami mengenai Market Leaders sejak 2014 sudah meliputi seluruh pelaku industri asuransi Indonesia sebagai suatu ekosistem,” paparnya.
Berikutnya adalah sambutan dari Ketua Umum Dewan Asuransi Indonesia (DAI), Yulius Bhayangkara. Dia berharap para market leaders di industri asuransi bisa memberikan persepsi yang positif kepada masyarakat. Hal itu penting dilakukan terutama di saat perekonomian Indonesia sedang mengalami perlambatan pertumbuhan ekonomi.
“Persepsi masyarakat ini adanya di bapak, ibu. Saya percaya, persaingan kita luar biasa besarnya dan secara ekonomi Indonesia kita harus selalu bersyukur. Walaupun sepertinya agak sedikit melambat, tapi kita percaya Indonesia ekonomi akan tetap maju,” katanya.
Yulius kembali mengajak seluruh pelaku industri asuransi di Indonesia untuk bersemangat menciptakan persepsi yang positif kepada masyarakat terkait industri perasuransian. Hal itu juga sejalan dengan tagline yang dimiliki oleh Dewan Asuransi Indonesia, Pahami & Miliki Asuransi.
Yulius menilai, tepat bagi Media Asuransi menyelenggarakan Insurance Market Leaders ini. Pasalnya, ajang semacam itu bisa memberikan sentimen positif bagi para pelaku industri asuransi kepada masyarakat untuk terus mengedukasi dan membangun persepsi yang baik.
Pemimpin Pasar
Di tengah kondisi ekonomi yang masih terus berkontraksi, sejumlah perusahaan asuransi jiwa, asuransi umum serta reasuransi, pialang asuransi dan pialang reasuransi juga adjuster mampu mempertahankan posisinya sebagai market leader atau pemimpin pasar perasuransian. Ada 11 jenis kategori yakni:
1. Kelompok asuransi jiwa nasional. Total pendapatan premi oleh 10 market leaders ini naik, dari Rp46,84 triliun di tahun 2023 menjadi Rp48,99 triliun pada 2024. Namun market share turun, dari 88,94 persen di tahun 2023 menjadi 87,72 persen pada 2024.
2. Kelompok asuransi jiwa joint venture. Market share total pendapatan premi dari 11 market leaders bertumbuh, dari 84,50 persen di tahun 2023 menjadi 87,66 persen pada 2024. Hal ini terjadi di saat pendapatan premi 11 asuransi jiwa terbesar ini melonjak, dari Rp89,67 triliun di tahun 2023 menjadi Rp96,07 triliun pada 2024.
3. Kelompok asuransi umum nasional. Total premi bruto 10 market leaders asuransi umum nasional 2024 sebesar Rp48,73 triliun, naik dibandingkan 2023 sebesar Rp46,78 triliun. Market share-nya justru turun, dari 83,42 persen di tahun 2023 menjadi 81,80 persen pada 2024.
4. Kelompok asuransi umum joint venture. Total premi bruto dari 10 market leaders asuransi umum joint venture 2024 tercatat Rp23,38 triliun, naik dibandingkan 2023 sebesar Rp22,55 triliun. Market share ini turun, dari 79,04 persen di tahun 2023 menjadi 79,49 persen pada 2024.
5. Kelompok reasuransi. Total premi bruto empat perusahaan reasuransi market leaders sebesar Rp18,86 triliun pada 2024, turun dibandingkan 2023 sebesar Rp20,21
triliun. Sejalan dengan itu, market share premi bruto ini turun dari 85,60 persen di tahun 2023 menjadi 81,45 persen pada 2024.
6. Kelompok asuransi jiwa syariah. Market share total kontribusi bruto yang dicatatkan oleh lima market leaders asuransi jiwa syariah turun, dari 82,92 persen di tahun 2023 menjadi 81,57 persen pada 2024. Padahal, terjadi peningkatan kontribusi bruto dari lima asuransi jiwa syariah terbesar ini (full fledged dan unit syariah), dari Rp6,65 triliun di tahun 2023 menjadi sebesar Rp7,08 triliun pada 2024.
7. Kelompok asuransi umum syariah. Total kontribusi bruto oleh lima market leaders asuransi umum syariah (full fledged dan unit syariah) 2024 sebesar Rp1,41 triliun, naik dibandingkan 2023 sebesar Rp1,37 triliun. Market share meningkat tajam, dari 68,73 persen di 2023 menjadi 78,91 persen pada 2024.
8. Kelompok pialang asuransi nasional. Brokerage fee 15 perusahaan pialang asuransi nasional yang menjadi market leaders tercatat sebesar Rp22,91 triliun pada 2023. Market share brokerage fee sebesar 65,24 persen pada tahun yang sama.
9. Kelompok pialang asuransi joint venture. Brokerage fee empat perusahaan pialang asuransi joint venture yang menjadi market leaders tercatat Rp7,58 triliun pada 2023. Market share brokerage fee sebesar 90,95 persen pada tahun yang sama.
10. Kelompok pialang reasuransi. 16 perusahaan pialang reasuransi yang menjadi market leaders, berhasil mencatatkan brokerage fee sebesar Rp6,84 triliun di tahun 2023. Sedangkan market share pada tahun yang sama 76,12 persen.
11. Kelompok penilai kerugian asuransi. Tahun ini, adjuster fee 11 perusahaan market leaders penilai kerugian asuransi 2023 sebesar Rp347,68 miliar, dengan market share sebesar 85,29 persen. Market share-nya melonjak dibandingkan 2022 sebesar 75,83 persen, dengan fee adjuster sebesar Rp323,32 miliar di tahun itu.
Dari hasil kajian LRMA tersebut terlihat para market leaders ini mampu sebagai penggerak pasar di industrinya masing-masing.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News