Media Asuransi, JAKARTA – Window dressing merupakan fenomena mempercantik kinerja portofolio yang biasa dilakukan oleh Manajer Investasi (MI) dengan tujuan untuk ‘memikat’ para investor. Pada umumnya window dressing terjadi pada akhir setiap kuartal, namun di Indonesia window dressing terkuat terjadi pada akhir kuartal IV atau akhir tahun.
“Salah satu efek yang terjadi dari adanya fenomena ini ialah terjadinya peningkatan harga saham yang cukup signifikan pada Desember,” tegas Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani, di Jakarta, Jumat, 22 Desember 2023.
Fenomena window dressing ini biasanya dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk mendapatkan keuntungan. Bagi perusahaan, window dressing memberikan dampak positif terhadap nilai perusahaan atau market cap akibat dari para investor yang membeli saham mereka saat fenomena window dressing terjadi.
Sementara bagi MI, dengan berhasil mencatatkan kinerja portofolio yang tumbuh positif maka ini bisa menjadi benchmark yang cukup menarik untuk kinerja tahun berikutnya dan bagi investor maka akan mendapatkan capital gain yang cukup tinggi.
Adapun hal-hal menarik terkait potensi window dressing pada 2023 layak diperhatikan, yakni suku bunga tinggi (higher for longer), fenomena kenaikan yang fantastis IPO konglomerasi, yield US treasury 10 years, dan pemilu 2024.
|Baca juga: Memasuki Tahun 2024, Jokowi Minta Optimistis
Dimas menjelaskan terjadinya inflasi yang cukup tinggi akibat dari pandemi covid-19 mengakibatkan hampir seluruh pemerintah menaikkan tingkat suku bunganya seperti yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia, sehingga turut memberikan pengaruh cukup besar terhadap pergerakan IHSG.
Selanjutnya terkait fenomena kenaikan yang fantastis IPO konglomerasi, beberapa saham yang baru IPO dan dipegang oleh pihak-pihak konglomerat seperti saham dengan kode CUAN, BREN, dan AMMN turut memberikan dampak kenaikan cukup positif dan besar terhadap pergerakan IHSG serta menduduki jajaran Top 10 Gainers saham IPO 2023.
Sementara itu, untuk konteks yield US treasury 10 years, jelasnya, tingkat imbal hasil treasury 10 years tercatat mengalami kenaikan tertinggi pada Oktober 2023 sebesar 4,98 persen atau tertinggi dalam 16 tahun yang juga turut memberikan tekanan terhadap IHSG.
Sedangkan terkait iklim politik jelang pemilu 2024, berdasarkan historis, pergerakan IHSG pada Desember jelang tahun pemilu tercatat meningkat dengan rata-rata enam persen dengan probabilitas meningkat sebesar 50 persen.
Di momen window dressing 2023 ini, Dimas menyarankan trader dan investor untuk mencermati potensi saham-saham di Indeks LQ45 melalui aplikasi IPOT besutan PT Indo Premier Sekuritas, khususnya saham Top 20 LQ 45.
Sebanyak 20 saham berdasarkan penutupan pasar 8 Desember 2023 yakni:
1. BRPT (YTD 138,82 persen)
2. TPIA (YTD 89,02 persen)
3. ACES (YTD 39,11 persen)
4. BRIS (YTD 28,08 persen)
5. BMRI (YTD 15,87 persen)
6. BBNI (YTD 11,65 persen)
7. BBRI (YTD 8,96 persen)
8. ICBP (YTD 8,77 persen)
9. GOTO (YTD 4.40 persen)
10. TLKM (YTD 3.73 persen)
11. MEDC (YTD 3,43 persen)
12. AMRT (YTD 3,38 persen)
13. BBCA (YTD 1,75 persen)
14. AKRA (YTD 0,36 persen)
15. ASII (YTD -2,19 persen)
16. INTP (YTD -5,56 persen)
17. INDF (YTD -5,95 persen)
18. EXCL (YTD -6,10 persen)
19. SMGR (YTD -7,58 persen)
20. JPFA (YTD -8,11 persen)
“Jika investor melakukan pembelian saham BBRI pada awal Desember ini (window dressing) dengan rata-rata kenaikan harga sebesar 1,32 persen dalam tiga tahun terakhir maka dengan ilustrasi investor melakukan pembelian saham tersebut sebesar Rp100 juta maka akan mendapatkan capital gain sebesar Rp1,320 juta di akhir bulan ini,” terang Dimas.
|Baca juga: Jelang Liburan Akhir Tahun, Simak Tips Traveling Anti Boncos
Kemudian, selama 20 tahun terakhir, Indeks LQ45 tercatat naik saat window dressing dengan rata-rata kenaikan 3,72 persen dan probabilitas kenaikan 95 persen. Kenaikan terbesar terjadi pada 2008 yang tercatat naik 11,90 persen, sementara pada 2022 indeks ini mengalami penurunan 7,05 persen disebabkan pandemi covid-19.
“Berdasarkan data yang ada, IDXINFRA dan IDXBASIC ialah dua sektor outperform secara YTD 2023. Kenaikan tertinggi pada IDXINFRA ditopang oleh saham BREN, JSMR, dan META,” pungkasnya.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News