1
1

3 Faktor Ini Akan Jadi Katalis Penggerak Pasar Pekan Ini

Pasar modal Indonesia. | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Infovesta Utama memperkirakan dalam sepekan ke depan, dari sisi katalis penggerak pasar didorong oleh domestik berupa inflasi, cadangan devisa, dan PMI Manufaktur. Sementara dari global yakni tingkat pengangguran bulanan AS.

Pada pasar saham, tekanan diprediksi mereda secara lebih terbatas, investor dapat memanfaatkan buy on weakness pada saham big-cap dengan valuasi undervalued jika risiko sudah terpantau lebih mereda. Sedangkan pada obligasi, diprediksi masih dibayangi tekanan tetapi lebih terbatas.

“Investor disarankan untuk kembali mengoleksi seri yang memiliki short duration di tengah risiko yang sedang membayangi pasar obligasi,” tulis Tim Riset Infovesta Utama dalam Weekly Mutual Funds Update dikutip, Selasa, 4 Maret 2025.

|Baca juga: PMI Manufaktur Indonesia Februari Naik, Apakah Pertanda Rebound?

Dalam sepekan terakhir kinerja IDX Composite (IHSG) bergerak bearish sebesar -7,83% ke level 6.207,60 dipicu oleh melemahnya mayoritas indeks sektoral dan saham big caps. Kemudian, investor asing masih melakukan aksi jual bersih hingga Rp10,22 triliun dalam sepekan.

Dari sisi saham, top laggard IHSG yakni BBRI (-13,62%), BMRI (-9,36%) dan BBCA (-6,39%). Dari sentimen domestik, pasar kurang merespon positif usai Presiden Prabowo Subianto secara resmi meluncurkan Danantara Indonesia pada pekan lalu.

Kemudian, Morgan Stanley memangkas peringkat saham MSCI Indonesia dari equal weight jadi Underweight. Dari AS, klaim pengangguran awal di AS melonjak sebanyak 22.000 menjadi 242.000 di atas ekspektasi pasar bahwa klaim akan tetap stabil di angka 221.000.

|Baca juga: Kondisi Geopolitik Kondusif, IHSG Melaju Kencang di Senin

Hasil tersebut mencerminkan penyimpangan dari momentum ketat di pasar tenaga kerja AS. Selain itu, kebijakan proteksionisme Trump tampak semakin meluas. Setelah baja dan aluminium, Donald Trump menandatangani Perintah Eksekutif terkait tinjauan penerapan tarif impor tembaga dengan usulan tarif sebesar 25%. Keyakinan konsumen di AS turun ke level 98,3 poin.

“Penurunan tersebut mencerminkan optimisme masyarakat AS akan prospek perekonomian AS menurun seiring tensi perang dagang yang berpotensi semakin meningkat.”

Pasar obligasi dalam sepekan terakhir ditutup melemah. Infovesta Gov. Bond Index turun -0,29% ke level 10.595,85. Yield SBN 10-tahun bergerak bearish yakni naik sebesar +11,76bps WoW ke level 6,93%.

Dari global, Presiden Federal Reserve Bank of Richmond, Tom Barkin, menunjukkan sinyal less dovish seiring adanya perubahan kebijakan yang diambil oleh Pemerintahan Donald Trump yang mana berpotensi mendorong inflasi AS persisten di level tinggi.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post PMI Manufaktur ASEAN Meningkat Signifikan pada Februari 2025
Next Post Ini Dia Top 5 Reksa Dana Imbal Hasil Tertinggi MTD per 28 Februari 2025

Member Login

or