Media Asuransi, JAKARTA – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) terus mengupayakan ekspansi strategis dan diversifikasi di segmen non pertambangan batu bara demi menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan mencapai target untuk menghasilkan sekitar 50% pendapatan dari non batu bara termal paling lambat tahun 2030.
Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB), pemegang saham telah menyetujui mata acara rapat untuk menjual sebanyak-banyaknya seluruh saham yang dimiliki Perusahaan atas PT Adaro Andalan Indonesia (sebelumnya bernama PT Alam Tri Abadi), yang merupakan transaksi material menurut Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2020 tentang Transaksi Material dan Perubahan Kegiatan Usaha Utama melalui penawaran umum kepada seluruh pemegang saham Perseroan berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 76/POJK.04/2017 tentang Penawaran Umum oleh Pemegang Saham.
Presiden Direktur dan Chief Executive Officer, Bapak Garibaldi Thohir, mengatakan pihaknya berterima kasih kepada para pemegang saham atas partisipasi dan dukungan mereka bagi terselenggaranya RUPSLB ini sehingga kita dapat mencapai tujuan serta melaksanakan rencana transaksi material.
|Baca juga: Pendapatan Usaha Adaro Minerals (ADMR) pada Semester I/2024 Naik 31%
“Kami bermaksud untuk terus mengupayakan ekspansi strategis dan diversifikasi di segmen non pertambangan batu bara demi menciptakan portofolio bisnis yang lebih seimbang dan mencapai target untuk menghasilkan sekitar 50% pendapatan dari non batu bara termal paling lambat tahun 2030,” katanya dalam keterangan resmi dikutip, Senin, 23 Oktober 2024.
Menurutnya, langkah ini efektif untuk memaksimalkan kinerja PT Adaro Andalan Indonesia dan pilar bisnis non batu bara termal karena dapat memungkinkan masing-masing perusahaan untuk berfokus pada pengembangan kekuatan inti serta terus memanfaatkan sumber daya dan potensinya.
Perusahaan berkomitmen untuk sepenuhnya mendukung komitmen Pemerintah Indonesia untuk menurunkan emisi gas rumah kaca, termasuk upaya mencapai net-zero emissions pada tahun 2060 atau lebih awal dengan melalui berbagai langkah.
Perusahaan berkomitmen untuk memiliki sekitar 50% dari total pendapatan berasal dari bisnis non batu bara termal paling lambat tahun 2030, yang akan dicapai dengan meningkatkan bisnis di bidang-bidang yang mendukung ekosistem hijau Indonesia.
|Baca juga: Adaro Energy Gunakan Kurs Rp16.095/US$ dalam Pembagian Dividen 2023, Segini Jadinya
Untuk memenuhi komitmen tersebut, Perusahaan bermaksud memisahkan bisnis-bisnis di bawah segmen pertambangan beserta sejumlah bisnis pendukung di bawah PT Adaro Andalan Indonesia (AAI) dari pilar Adaro Minerals dan Adaro Green agar dapat memaksimalkan kinerja AAI dan pilar-pilar non batu bara termal tersebut karena langkah ini akan memungkinkan masing-masing perusahaan untuk berfokus pada pengembangan kekuatan inti mereka.
Transaksi ini diperkirakan akan mendukung AAI serta segmen-segmen bisnis non batu bara termal untuk memperkuat fokus pada pengembangan dan kinerja. Pemisahan ini juga akan memungkinkan bisnis-bisnis hijau perusahaan untuk mendapatkan akses pembiayaan yang lebih besar, biaya pendanaan yang lebih kompetitif, dan akses yang lebih luas terhadap proyek-proyek hijau dengan para mitra bisnis potensial papan atas, selain dari menawarkan kepada investor publik lebih banyak opsi investasi yang lebih sesuai dengan minat dan pandangan mereka.
Transaksi ini dilaksanakan melalui penawaran umum saham AAI sesuai peraturan pasar modal yang berlaku, termasuk Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 76/POJK.04/2017 (POJK 76/2017).
Dengan tunduk pada diperolehnya pernyataan efektif dari OJK atas pernyataan pendaftaran Perusahaan sehubungan dengan penawaran umum oleh pemegang saham berdasarkan POJK 76/2017, perusahaan akan memberikan kesempatan kepada para pemegang sahamnya untuk berpartisipasi pada transaksi ini sebagai pembeli.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News