1
1

Ajaib Kripto Ingatkan Trader Berhati-Hati Hadapi Potensi Volatilitas

Penggunaan aplikasi untuk investasi saham. | Foto: Ajaib

Media Asuransi, JAKARTA – Ajaib Kripto mengingatkan para trader untuk bersiap menghadapi potensi volatilitas jangka pendek di pasar kripto.

Pada pekan ini, pasar kripto bergerak hati-hati, dengan Bitcoin (BTC) diperdagangkan antara US$116.000-US$119.210 dan Ethereum (ETH) di kisaran US$3.600-US$3.871. Investor menahan napas menanti keputusan Federal Reserve (The Fed) dan data ekonomi AS yang akan datang.

Financial Expert Ajaib, Panji Yudha menjelaskan, sentimen pasar saat ini adalah probabilitas pemotongan suku bunga The Fed di Juli hanya 3,1%, dibandingkan 62% di September. “Ini menegaskan bahwa The Fed lebih berpotensi akan menahan suku bunga jangka pendek tetap di kisaran 4,25% – 4,50% pada FOMC pekan ini,” katanya dalam keterangan resmi dikutip, Jumat, 1 Agustus 2025.

|Baca juga:Ajaib Kripto: Minat Beli Investor Institusi Tetap Kuat

Kabar positif datang dari kesepakatan perdagangan antara AS dan Uni Eropa yang diumumkan Presiden Donald Trump di Skotlandia. Kesepakatan ini melibatkan investasi US$600 miliar dari UE dan pembelian US$750 miliar energi Amerika, dengan imbalan penurunan tarif.

Berita ini memicu kenaikan saham dan mendorong Bitcoin kembali menembus US$118.000, setelah sempat tertekan ke US$114.000 pekan lalu.

Menjelang penutupan Juli, BTC masih mencatat kenaikan sekitar 10% sejak 1 Juli. Namun, secara historis, bulan Agustus rata-rata memiliki kinerja yang kurang positif dibandingkan bulan Juli dengan penutupan rata rata selama satu dekade terakhir sekitar +1,75%. Adapun, tiga tahun terakhir BTC selalu ditutup merah setiap bulan Agustus : 2024 (-8,60%), 2023 (-11,30%) dan 2022 (-13,88)

Minat institusional terhadap kripto tetap menjadi sorotan, ditandai .oleh aliran masuk positif ke ETF spot Bitcoin dan Ethereum sepanjang pekan lalu (21–25 Juli).

|Baca juga:Transformasi Jadi Ajaib Alpha, Ajaib Kripto Hadirkan Trading Futures Kripto

“Sorotan utama tertuju pada Ethereum. ETF spot Ethereum mencatat net inflow mingguan tertinggi sejak peluncurannya, mencapai US$1,85 miliar dari 21–25 Juli,” ujar Panji.

Pada penutupan 25 Juli, ETF ETH mencatat inflow US$452,72 juta, jauh melampaui BTC pada hari yang sama. Total AUM ETF ETH kini mencapai US$20,66 miliar, setara 4,64% dari market cap ETH. Lonjakan ini menandai potensi Ethereum menjadi pemimpin fase reli berikutnya.

Sementara itu, Bitcoin Spot ETF menunjukkan ketahanan luar biasa. Meskipun sempat mengalami outflow -US$285 juta dari 21–23 Juli, ETF BTC pulih cepat dengan inflow US$226 juta pada 24 Juli dan US$130 juta pada 25 Juli, sehingga net inflow periode 21-25 Juli tercatat US$76 juta. Total AUM ETF BTC kini US$151,45 miliar (6,54% dari market cap BTC). Pemulihan cepat ini mengindikasikan permintaan institusional tetap solid.

Di sisi regulasi, SEC menunda beberapa aplikasi ETF, termasuk ETF Bitcoin Truth Social, ETF Solana Grayscale, dan dana Litecoin Canary Capital, menunjukkan kehati-hatian dalam proses persetujuan.

 

Pekan Krusial Menanti Pasar Kripto

Investor kini menanti kejelasan arah kebijakan moneter dari The Fed yang dijadwalkan pada Rabu, 30 Juli. Pidato Powell bisa memberi sinyal arah kebijakan ke depan. Lalu 1 Agustus, rilis data Nonfarm Payrolls (NFP) dan deadline tarif balasan AS, berpotensi memicu volatilitas tinggi.

|Baca juga: Ajaib Kripto: Faktor Eksternal Bisa Picu Volatilitas Tinggi

Panji menambahkan, dengan suku bunga yang diperkirakan bertahan di 4,25%‑4,50%, setiap petunjuk mengenai pemotongan lebih awal bisa menjadi dorongan besar bagi pasar kripto”

Laporan inflasi Core PCE Juni (Kamis) dan data pekerjaan Juli (Jumat) akan memperkuat atau meruntuhkan harapan akan pivot yang dovish. Jika data inflasi lebih rendah atau pasar kerja melambat, ekspektasi pemangkasan suku bunga akan meningkat, mendorong aset berisiko seperti kripto.

“Dengan Bitcoin hanya 3% di bawah ATH-nya dan Ethereum di dekat level resistance US$4.000, pergerakan selanjutnya akan sangat bergantung pada bagaimana peristiwa-peristiwa penting pekan ini terungkap. Trader harus bersiap untuk potensi volatilitas jangka pendek,” tutupnya.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post DPK BRI (BBRI) Tumbuh 6,7% di Kuartal II/2025, Kinerja CASA Jadi Pendokraknya!
Next Post Laba Bersih Maybank Indonesia (BNII) Melesat 348,1% Jadi Rp576 Miliar di Semester I/2025

Member Login

or