Media Asuransi, JAKARTA – Bitcoin dan mayoritas Aset Kripto menguat di tengah sikap wait and see pelaku pasar menunggu kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed). Kenaikan sebagian harga Aset Kripto salah satunya karena meningkatnya kepercayaan pelaku pasar bahwa The Fed akan mempertahankan suku bunga acuannya pada pertemuan minggu ini. Meski data pekan lalu menunjukkan inflasi AS mengalami peningkatan.
Mayoritas harga Aset Kripto mulai berangsur pulih dari penurunan yang terjadi pekan lalu. Tecermin juga dari total kapitalisasi pasar Aset Kripto yang telah rebound dalam seminggu terakhir, menguat lebih dari 8%. Dimulai pada Senin, 11 September 2023, dari US$980 miliar hingga sempat menyentuh angka US$1,06 triliun pada Senin, 18 September 2023, dan pada Selasa, 19 September 2023, pukul 9.00 WIB. Total kapitalisasi pasar Aset Kripto berada di kisaran US$1,04 triliun.
Dalam periode yang sama, Bitcoin juga telah menguat sebesar 10,19%, naik dari harga US$24.90 ke US$ 27.411 dan pada Selasa, 19 September 2023, pukul 09.00 WIB pagi ini, Bitcoin kembali diperdagangkan di harga US$26.717.
|Baca juga: Ajaib Kripto: Jelang Rilis Data Inflasi AS, Mampukah Bitcoin Rebound?
Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha, menjelaskan secara teknikal pergerakan Bitcoin. “Pada Senin malam, 18 September 2023, BTC sempat berupaya breakout dari resistance US$26.800 hingga naik mencapai ke harga US$27.411 namun belum mampu breakout MA-50 yang saat ini menjadi area dynamic resistance, sehingga kembali turun di bawah US$26.800 pada Selasa, 19 September 2023. Dalam jangka pendek, jika BTC mampu bertahan di atas support dinamis MA-20 nya di kisaran US$26.100, maka masih berpotensi menguji resistance US$26.800 dan jika berhasil breakout, maka akan kembali menguji ke MA-50 terlebih dahulu di kisaran US$27.200 sebelum menguat lebih tinggi ke area MA-100 di kisaran US$28.300. Namun, jika gagal bertahan di atas MA-20, maka BTC berpotensi akan kembali turun melemah ke area support psikologisnya di angka US$25.000,” kata Panji, dikutip dari keterangan resminya, Rabu, 20 September 2023.
Sementara,kenaikan Bitcoin juga diikuti mayoritas Aset Kripto lainnya. Seperti Worldcoin (WLD) naik 9,21% menjadi US$1,38, Chain Link (LINK) naik 7,62% menjadi USD 6,61 dan Solana (SOL) naik 5,97% menjadi US$19,79, menurut CoinMarketCap pada Selasa, 19 September 2023, pukul 09.00 WIB.
Pekan lalu, terdapat rilis data tingkat inflasi Amerika Serikat yakni adanya lonjakan inflasi di bulan Agustus disebabkan dari krisis pasokan bahan bakar minyak (BBM) usai sejumlah negara OPEC+ memperketat kebijakan ekspor minyak mentah yang jadi salah satu penyebab indeks harga konsumen (IHK) AS selama bulan Agustus 2023 naik jadi 3,7 persen secara tahunan (year-on-year/yoy), dimana diatas ekspektasi pasar sebesar 3,6%. Namun, indeks harga konsumen inti (IHK Inti) yang tidak mencakup perubahan harga energi dan makanan berhasil mencapai ekspektasi ke 4,3% yoy dibandingkan periode bulan sebelumnya sebesar 4,70%.
Pekan ini, pelaku pasar akan mencermati keputusan The Fed yang akan merilis tingkat suku bunga acuannya atau Fed Funds Rate pada hari Rabu, 20 September 2023. Sekaligus, pada hari yang sama, para pengamat pasar juga akan menantikan Proyeksi Ekonomi FOMC, pernyataan FOMC, dan Konferensi Pers FOMC. Menurut CME FedWatch Tool menunjukan peluang sebesar 98% bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuannya di angka 5,25%- 5,50% pada pertemuan bulan ini.
“Hasil FOMC kali ini tentunya akan berdampak secara langsung yang berpotensi menyebabkan volatilitas signifikan ke harga Aset Kripto. Sementara jika melihat pada Juni 2023 lalu, The Fed juga sempat menahan suku bunganya ketika itu suku bunga acuan berada di kisaran 5,00% – 5,25 dan berhasil mendorong Bitcoin hingga mencapai harga US$31.400 pada Juni lalu. Maka tidak menutup kemungkinan, jika pekan ini The Fed kembali menahan suku bunga acuannya di kisaran 5,25% – 5,50% seharusnya berdampak positif ke harga kripto,” kata Panji.
|Baca juga: Ajaib Kripto: September Berpotensi Berikan Peluang Buy The Dip
Sementara dari dalam negeri pertumbuhan adopsi Aset Kripto di Indonesia mengalami peningkatan meski pada tahun 2022 lalu dibayangi berbagai sentimen negatif di industri seperti kegagalan FTX serta tekanan dari sisi ekonomi global terutama inflasi yang tinggi pada tahun 2022 lalu yang menyebabkan anjloknya harga mayoritas kripto.
Pertumbuhan adopsi Aset Kripto di Indonesia menurut Indeks Adopsi Kripto Global 2023 Chainalysis yang terbit pada hari Selasa (12/9) menunjukkan bahwa Indonesia berada di peringkat ke-7. Dalam Indeks Adopsi Kripto Global Chainalysis tahun lalu, Indonesia menempati peringkat 20.
Pertumbuhan adopsi tersebut juga mendongkrak naik jumlah investor kripto di Indonesia. Per Juli 2023 data Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat jumlah investor kripto di Indonesia telah mencapai 17,67 juta orang.
Analisis Teknikal Bitcoin & Ethereum Minggu ini
BTC/USDT
Support: US$25.000
Resistance: US$26.800
Pada Senin malam (18/9) BTC sempat berupaya breakout dari resistance US$26.800 hingga naik mencapai ke harga US$27.411, namun kembali turun ke US$26.677 pada Selasa, 19 September 2023. Dalam jangka pendek, jika BTC mampu bertahan di atas support dinamis MA-20 nya di kisaran US$26.100, maka masih berpotensi menguji resistance US$26.800 dan jika berhasil breakout, maka akan kembali menguji ke MA-50 terlebih dahulu di kisaran US$27.200 sebelum menguat lebih tinggi ke area MA-100 di kisaran US$28.300. Namun, jika gagal bertahan di atas MA-20. Indikator Stochastic menunjukkan bergerak turun menuju area centreline dan MACD histogram bar dalam momentum bullish terbatas.
ETH/USDT
Support : USD1.625
Resistance : USD1.700
Seminggu terakhir, ETH telah menguat sebesar 7,50% bergerak dari US$1.550 pada Senin, 11 September 2023, hingga mencapai US$1.670 pada Senin, 18 September 2023. Pada Selasa, 12 September 2023, pukul 09:00 WIB ETH bertengger harga US$1.633. ETH. Dalam jangka pendek, jika mampu bertahan di atas MA-20 maka ETH berpotensi kembali menguji area resistance selanjutnya yang berada di kisaran US$1.700. Sebaliknya jika breakdown dynamic support MA-20-nya, maka ETH akan berpotensi kembali turun menuju area support di US$1.550. Indikator stochastic bergerak turun menuju area centreline dan MACD histogram dalam momentum bullish.
*Analisis menggunakan data Selasa (19 September 2023) pukul 09:00 WIB
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News