1
1

Aksi Window Dressing Diharapkan Jaga Pergerakan IHSG di Akhir Tahun

Media Asuransi, JAKARTA – Potensi terjadinya window dressing pada bulan Desember 2021 ini memberikan optimisme bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada bulan ini akan bergerak pada rentang 6.394-6.687 di tengah kekhawatiran penyebaran varian baru Covid-19 yaitu omicron dan percepatan penyelesaian tapering serta proyeksi penaikan Fed Rate.

Dalam situasi ini, Mirae Asset Sekuritas Indonesia merekomendasikan saham-saham kapitalisasi besar di sektor perbankan, industri, dan infrastruktur. “Saham-saham pilihan kami untuk bulan Desember ini, antara lain, BBCA, BBRI, BMRI, BBNI. ASII, UNTR, TLKM, EXCL, dan ISAT. Pilihan tersebut mengkombinasikan saham-saham yang defensif seperti sektor telekomunikasi dan sektor yang sensitif terhadap pertumbuhan ekonomi, seperti perbankan dan industri,” komentar Martha Christina, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia dalam acara Mirae Media Day hari ini, Kamis, 9 Desember 2021.

Sementara itu, fundamental makroekonomi domestik dinilai masih tetap kuat. Bahkan lembaga pemeringkat global Fitch Ratings kembali mempertahankan Sovereign Credit Rating Indonesia pada peringkat BBB (investment grade) dengan outlook stabil. 

Membaiknya permintaan domestik ini menyebabkan tingkat inflasi Indonesia berada pada posisi relatif stabil dan terkendali, dengan realisasi inflasi dan inflasi inti per November 2021 menjadi 1,75% dan 1,44% secara tahunan (year on year), naik dari 1,66% dan 1,33% yoy pada Oktober 2021 lalu.

|Baca juga: Peluang Aksi Window Dressing di Tengah Kekhawatiran Omicron

Di sisi lain, Indeks Keyakinan Konsumen per November 2021 semakin berada di level optimistis pada angka 118,5. “Angka tersebut merefleksikan terjadinya peningkatan aktivitas ekonomi dan penghasilan masyarakat secara signifikan,” demikian Nafan Aji Gusta, Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Indonesia, mengomentari stabilnya angka IKK. 

Bank Indonesia melaporkan bahwa cadangan devisa Indonesia per November 2021 mencapai US$145,9 miliar, naik US$40 miliar dibandingkan cadangan devisa bulan Oktober lalu. Kenaikan cadangan devisa ini menjadi landasan kuat untuk menjaga stabilitas makroekonomi, sistem keuangan, serta mendukung upaya pemulihan ekonomi nasional secara berkelanjutan.

Seiring meningkatnya permintaan dari negara-negara mitra dagang utama dan kenaikan harga komoditas dunia, pada kuartal III/2021 Indonesia juga berhasil mencatatkan surplus neraca pembayaran sebesar US$10,69 miliar, setelah sebelumnya pada kuartal II/2021 mengalami defisit sebesar US$450 juta.

|Baca juga: Menimbang Peluang Terjadinya Window Dressing di Tahun 2021

Secara global, pemulihan ekonomi masih berlanjut seiring dengan ekspansifnya kinerja PMI Manufaktur Global selama 17 bulan berturut-turut dengan angka indeks 54,1 per November 2021.

Indonesia juga mencatatkan kinerja PMI Manufaktur yang ekspansif per November 2021 ini pada angka 53,9, meski turun dari angka sebelumnya 57,2. Angka tersebut masih lebih tinggi dibandingkan kinerja PMI Manufaktur negara-negara anggota ASEAN lainnya. Hal ini menandakan bahwa aktivitas perekonomian domestik masih berjalan dengan baik seiring dengan pelonggaran kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM).

Sementara itu, harga komoditas dunia seperti minyak, gas, maupun batu bara mengalami penurunan seiring komitmen kuat dari Amerika Serikat, Rusia, maupun China untuk meningkatkan pasokan. Pelaku pasar terus mencermati dinamika perkembangan varian baru Covid-19, omicron, yang dikategorikan WHO sebagai variant of concern (VoC), sikap hawkish The Fed terkait kebijakan tapering, disrupsi rantai pasokan yang memengaruhi kenaikan inflasi global, maupun dinamika kebijakan pagu utang Amerika Serikat. 

Hal tersebut mengingat posisi Volatility Index (VIX) sudah berada di atas level 30. Secara umum, pemulihan ekonomi Indonesia diproyeksikan semakin progresif menyongsong era normalisasi perekonomian global pada 2022.

Kementerian Keuangan memproyeksikan outlook pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 akan berkisar pada 3,5%-4,0%. Sementara itu, pemerintah, Bank Indonesia, dan Badan Anggaran DPR RI menyepakati pertumbuhan ekonomi Indonesia di tahun 2022 sebesar 5,2%. 

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Ini Dia Penyebab Nilai Tunai Unitlink Bisa Berkurang
Next Post Mastercard dan Boost Jalin Kemitraan Strategis Perluas Layanan Digital

Member Login

or