Media Asuransi, JAKARTA – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berpeluang melemah karena pelaku pasar masih mengantisipasi pernyataan beberapa pejabat Bank Sentral AS alias The Fed pada pekan lalu.
Pengamat Pasar Keuangan dan Komoditas Ariston Tjendra menjelaskan potensi pelemahan rupiah terhadap dolar AS masih terbuka hari ini karena pelaku pasar mungkin masih mengantisipasi pernyataan beberapa pejabat bank sentral AS pekan lalu termasuk Jerome Powell yang masih membuka peluang kenaikan suku bunga acuan AS lagi untuk menurunkan tingkat inflasi AS yang sampai saat ini masih belum turun ke level target 2%.
|Baca juga: Perkembangan Indikator Stabilitas Nilai Rupiah
Selain itu, sambung dia, beberapa sentimen eksternal juga masih berpotensi mendorong pelaku pasar keluar dari aset berisiko dan menekan rupiah seperti konflik di Timur Tengah yang masih berlangsung dan isu perlambatan ekonomi China dimana pekan lalu, aktivitas ekspor China ban Oktober menunjukkan penurunan melebihi konsensus pasar. “China juga melaporkan terjadi deflasi yang bisa diartikan penurunan permintaan dan perlambatan ekonomi di China,” katanya kepada Media Asuransi, Senin 13 November 2023.
Di sisi lain, jelas dia, downgrade outlook utang AS oleh Moody’s bisa memberikan sentimen negatif untuk dolar AS dan mungkin ini bisa menahan penguatan dolar AS hari ini.
“Potensi pelemahan rupiah hari ini ke arah Rp15.730, dengan potensi penguatan di kisaran Rp15.630 per dolar AS,” prediksi Ariston.
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News