Media Asuransi, GLOBAL – Dolar Amerika Serikat (US$) menguat pada hari perdagangan pertama di 2024 dengan penguatan didukung oleh imbal hasil AS yang lebih tinggi. Perhatian beralih ke data pekerjaan AS dan angka inflasi Eropa pada minggu ini yang mungkin memberikan petunjuk mengenai langkah bank sentral selanjutnya.
Mengutip The Business Times, Rabu, 3 Januari 2024, indeks dolar, yang mengukur mata uang AS terhadap enam mata uang lainnya, terakhir naik 0,67 persen menjadi 102,05. Dolar AS berada di jalur persentase kenaikan harian terbesar sejak Oktober.
Angka tersebut turun sebesar dua persen pada 2023, menghentikan kenaikan dua tahun terakhir karena ekspektasi investor bahwa Federal Reserve AS akan menurunkan suku bunga secara signifikan tahun ini. Sementara itu, perekonomian tetap tangguh.
|Baca: Serahkan 2.000 Sertifikat Tanah, Jokowi: Bukti Hak Hukum atas Tanah!
Di sisi lain dari kenaikan dolar adalah euro, yang merosot 0,74 persen akibat para pedagang mencerna data yang menunjukkan bahwa aktivitas pabrik zona euro mengalami kontraksi pada Desember selama 18 bulan berturut-turut, Kemudian sterling turun 0,64 persen menjadi US$1,2657. Dolar juga naik terhadap yen Jepang, naik 0,96 persen menjadi 142,16 yen.
Yang mendasari kenaikan dolar adalah kenaikan imbal hasil AS. Imbal hasil acuan 10 tahun terakhir naik 10 basis poin menjadi 3,963 persen. Itu akan menjadi kenaikan harian terbesar dalam lebih dari tiga minggu, dan terjadi setelah penurunan 100 basis poin pada November dan Desember.
Investor memiliki minggu depan yang cukup sibuk dengan serangkaian data ekonomi termasuk data inflasi Eropa dan data AS mengenai lowongan pekerjaan dan non-farm payrolls, yang akan membantu membentuk ekspektasi pasar mengenai langkah kebijakan moneter dari The Fed dan bank sentral Eropa.
“Penerbitan korporasi primer (diperkirakan US$60 miliar di AS) dapat mendukung penurunan rata-rata imbal hasil. Kemudian risalah Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) dan data penggajian akan menentukan arah, dan menyempurnakan ekspektasi pertemuan FOMC di Januari dan Maret,” kata Ahli Strategi Senior FX dan Suku Bunga Societe Generale Kenneth Broux.
Suku bunga The Fed
Risalah rapat terbaru penetapan suku bunga The Fed, FOMC, pada Desember dijadwalkan akan dirilis pada Rabu waktu setempat dan akan memberikan wawasan lebih lanjut mengenai pemikiran para gubernur bank sentral.
Menurut alat CME FedWatch, pasar kini memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 82 persen oleh The Fed yang akan dimulai pada Maret. Upaya itu dengan perkiraan pelonggaran lebih dari 150 basis poin pada tahun ini.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News