Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (US$) pada perdagangan Selasa pagi atau di awal 2024 terlihat melemah ketimbang penutupan perdagangan di akhir pekan lalu atau di akhir 2023 di level Rp15.399 per US$. Diharapkan katalis positif bisa terus berdatangan dan memperkuat gerak mata uang Garuda hari ini.
Mengutip Bloomberg, Selasa, 2 Januari 2024, nilai tukar rupiah pada perdagangan pagi dibuka tertekan di posisi Rp15.430 per US$. Pagi ini nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.426 hingga Rp15.464 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di posisi Rp15.340 per US$.
Sementara itu, nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan Jumat sore atau di akhir 2023 mampu menguat ketimbang pembukaan pada pagi di Rp15.431 per US$. Mata uang Garuda merekah dengan sebelumnya terus terhantam oleh keperkasaan mata uang Paman Sam.
|Baca: ASEAN Diyakini Jadi Pemain Kunci Perdagangan Global yang Berkelanjutan
Mengutip Bloomberg, Jumat, 29 Desember 2023, nilai tukar rupiah pada perdagangan sore berakhir menguat ke level Rp15.399 per US$. Hari tersebut nilai tukar rupiah bergerak di kisaran Rp15.397 hingga Rp15.455 per US$. Sedangkan menurut Yahoo Finance, nilai tukar rupiah berada di level Rp15.309 per US$.
Pandemi covid-19
Di sisi lain, dolar Amerika Serikat menutup tahun terburuknya sejak awal pandemi covid-19. Hal itu terjadi ketika Wall Street meningkatkan taruhan bahwa Federal Reserve akan menurunkan suku bunga pada 2024.
Setelah dikejutkan oleh permulaan yang salah yang menyerukan diakhirinya rezim kenaikan suku bunga The Fed, ukuran greenback menurut Bloomberg anjlok 2,7 persen tahun ini, yang merupakan penurunan tahunan paling tajam bagi mata uang AS sejak 2020.
Sebagian besar penurunan terjadi pada kuartal keempat, karena meningkatnya spekulasi bahwa The Fed akan melonggarkan kebijakannya tahun depan seiring dengan melambatnya perekonomian AS. Hal ini mengurangi daya tarik dolar AS, karena bank sentral lain mungkin akan mempertahankan suku bunganya lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama.
Pedagang swap kini memperhitungkan penurunan suku bunga The Fed setidaknya 150 basis poin (bps), dan penurunan pertama akan dilakukan pada Maret. Angka tersebut naik kurang dari 100 bps pada pertengahan November 2022 dan dua kali lipat dari perkiraan para pembuat kebijakan pada pertemuan terakhir mereka.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News