Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja Keuangan PT Samudra Indonesia Tbk (SMDR) pada tahun 2020 hingga semester III/2021 cukup impresif di tengah kebijakan pembatasan di seluruh dunia.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Samudera Indonesia (SMDR IJ) – Capitalizing on favorable freight rates, analis Mirae Sekuritas, Handiman Soetoyo, menjelaskan bahwa SMDR adalah perusahaan transportasi kargo dan logistik terintegrasi dengan lima lini bisnis: pengiriman, logistik, pelabuhan, properti, dan jasa.
Saat ini, sekitar 70-80% pendapatan disumbang oleh bisnis pelayaran, sedangkan 20-25% disumbangkan oleh bisnis logistik dan pelabuhan.
Pada 9M21, SMDR membukukan laba bersih sebesar US$51,5 juta, melonjak 878,8% yoy. Pendapatan meningkat 22,3% yoy menjadi US$442,8 juta, didorong oleh tarif pengiriman yang lebih tinggi yang disebabkan oleh krisis peti kemas.
|Baca juga: BEDAH SAHAM: Melihat Potensi Pertumbuhan Astra Agro (AALI) di 2022
Pengiriman barang saat ini sedang dilema. Pandemi Covid-19 telah menyebabkan serangkaian peristiwa yang menyebabkan krisis kekurangan kontainer di seluruh dunia dan menyebabkan gangguan rantai pasokan global.
“Tarif angkutan peti kemas telah menguntungkan sejak akhir tahun 2020 karena pemulihan ekonomi global.”
Karena pembatasan masih berlaku di seluruh dunia, terutama di negara-negara barat, Handiman yakin ketidakseimbangan produktivitas antara Cina dan negara-negara barat akan tetap ada hingga waktu yang tidak terduga di masa depan. Oleh karena itu, krisis peti kemas akan tetap ada dan menyebabkan tarif pengiriman yang lebih tinggi.
Saat ini, jelasnya, SMDR diperdagangkan pada P/E tertinggal 3,1 (+0,15 SD dari P/E rata-rata 5 tahun), berdasarkan pendapatan FY2021 yang disetahunkan. “Kami menganggap penilaian ini menarik mengingat kinerja yang kuat dapat terus berlanjut ke depan.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News