1
1

BEDAH SAHAM: Kinerja Vale Indonesia (INCO) Melejit Lampaui Ekspektasi

Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja PT Vale Indonesia Tbk (INCO) pada kuartal III/2021 yang lebih tinggi dari perkiraan membuat Mirae Asset Sekuritas Indonesia merevisi sejumlah proyeksi yang dipatok sebelumnya.

Melalui riset bertajuk Vale Indonesia (INCO IJ) – Higher-than-expected results boosted by higher nickel prices, analis Mirae Sekuritas Juan Harahap mengatakan, INCO membukukan pendapatan 3Q21 sebesar US$271 juta (+30.3 QoQ; +28.9% YoY), diterjemahkan ke dalam angka kumulatif US$686 juta (+20.2% YoY) di 9 bulan 2021 yang sejalan dengan perkiraan Mirae dan konsensus masing-masing di 77,6% dan 77,8%.

“Pertumbuhan pendapatan di 3Q21 terutama didorong oleh ASP yang lebih tinggi sebesar US$14.619/ton (+11.2 QoQ; +75.9% YoY) dikombinasikan dengan volume penjualan nikel mate yang lebih tinggi sebesar 18.571 ton (+17.2% QoQ; -6.9% YoY).

INCO membukukan laba bersih US$64 juta (+155,7% QoQ; +172,8% YoY), membawa laba bersih 9 bulan 2021 menjadi US$123 juta (+60,4% YoY), di atas perkiraan Mirae (pada run-rate 96,0%) dan konsensus (pada 91,7 % kecepatan berjalan).

|Baca juga: BEDAH SAHAM: Berharap Kenaikan Pendapatan dari Vale Indonesia (INCO)

Dari sisi operasional, volume produksi INCO naik signifikan menjadi 18.127 ton (+20,5% QoQ; -6,9% YoY) di 3Q21. Pertumbuhan pada angka 3Q21 membawa peningkatan operasional 9 bulan 2021 menjadi 48.373 ton (-13,3% YoY), setara dengan 78,0% dari perkiraan produksi Mirae di 2021F.

“Terkait proyek pembangunan kembali tungku 4, pihak manajemen menyatakan bahwa proyek tersebut akan tertunda selama 2-3 minggu dari rencana awal. Oleh karena itu, proyek tersebut akan dimulai pada pertengahan Desember 2021.”

Terkait dengan itu, Juan merevisi perkiraan produksi nikel kami menjadi 65.000 ton (sebelumnya: 62.000 ton) pada 2021F dan menurunkan angka 2022F menjadi 70.000 ton (sebelumnya: 72.000 ton) karena keterlambatan dalam pembangunan kembali proyek tungku 4. Oleh karena itu, Juan merevisi perkiraan laba bersih INCO 21F dan 22F masing-masing sebesar 46,8% dan 30,7% menjadi US$188 juta (+126,9% YoY) dan US$227 juta (+21.0% YoY).

“Kami mempertahankan rekomendasi Beli kami di INCO dengan target harga yang lebih tinggi Rp7.600 (sebelumnya Rp6.400). TP kami diturunkan dengan menggunakan metode gabungan yang sama dari target FY22F EV/EBITDA kelipatan 13,8x (+0,5x deviasi std dari 4 tahun) dan metode penilaian FCFE (biaya ekuitas: 15,8%; pertumbuhan terminal; 3%).”

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BEDAH SAHAM: Di Bawah Ekspektasi, Proyeksi Laba Malindo Feedmill (MAIN) Diturunkan
Next Post Penerbitan Obligasi Rp3,35 Triliun Protelindo Diganjar Peringkat AAA

Member Login

or