Media Asuransi, JAKARTA – Kinerja emiten tambang PT Bumi Resources Minerals Tbk (BRMS) pada 3Q21 tercatat cukup moncer, sehingga membuat PT Samuel Sekuritas Indonesia (SSI) mempertahankan rekomendasi beli dengan menaikkan target harga menjadi Rp200 per lembar saham.
Melalui risetnya bertajuk Striking Gold!, analis Samuel Sekuritas Indonesia, Dessy Lapagu, menjelaskan bahwa BRMS membukukan pertumbuhan laba bersih yang substansial di 9M21 (+154,5% yoy menjadi US$6,2 juta). Pendapatan perusahaan naik +97,1% yoy menjadi US$8,2 juta, didukung oleh produksi emas yang lebih tinggi (98 kg, +188,2% yoy).
SSI memproyeksikan volume produksi emas BRMS mencapai 37-55rb oz di FY22-23F (2020: 2,6rb oz). Kinerja positif BRMS di 3Q21 mendorong SSI untuk mempertahankan rekomendasi BELI dan menaikkan TP menjadi Rp 200, mencerminkan 33,7 FY22F P/E dan 3,7x FY22F EV/EBITDA.
|Baca juga: Bumi Resources (BUMI) Pelopori Pengolahan dan Pemanfaatan Limbah Batubara
Dessy menjelaskan pertumbuhan pendapatan BRMS pada 3Q21 sebesar +29,8% yoy. Pada 3Q21, BRMS menghasilkan pendapatan US$2,1 juta (+29,8% yoy), dengan kontributor terbesar berasal dari penjualan emas ke PT Bhumi Satu Inti (63,63%), diikuti oleh jasa konsultasi pertambangan untuk Bellridge Holdings Limited (31,6%) dan emas penjualan ke ANTM (5,1%).
Mengenai bottom line, sambungnya, BRMS mencatat laba bersih sebesar US$2,5 juta di 3Q21 (+72,66% yoy/+29,5% qoq). Secara keseluruhan, pada 9M21, perusahaan mencatat pendapatan sebesar US$8,2 juta (+97,1% yoy), laba usaha sebesar US$1,3 juta (9M20: -US$ 1,1 juta rugi usaha), dan laba bersih sebesar US$6,2 juta (+154,5% yoy) .
Lebih lanjut, Dessy memperkirakan produksi BRMS ke depan bakal positif. Pada 3Q21, BRMS memproduksi 37 kg emas (+42,3 yoy), dan mencapai 98 kg pada 9M21 (+188,2% yoy). Pabrik kedua perusahaan di Poboya, yang berkapasitas 4000 ton/hari, diharapkan dapat beroperasi pada 2Q22, sesuai dengan target perusahaan.
“Pabrik ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas pemrosesan BRMS (saat ini 500 ton/hari).”
SSI memproyeksikan produksi emas BRMS di FY22-24F masing-masing mencapai 37.000, 55.000, dan 92.000/oz, didukung oleh rencana ekspansi perusahaan di masa depan, termasuk rencananya untuk membangun pabrik ketiga dengan kapasitas 4000 ton/hari di 1Q24.
BRMS mengalokasikan anggaran belanja modal sebesar US$123 juta untuk tahun 2021-2023, yang akan digunakan untuk mendukung pembangunan pabrik kedua dan ketiga di Poboya (US$95 juta) dan pengeboran enam prospek emas (US$28 juta)
|Baca juga: Bakal Right Issue, Saham Bumi Resources Minerals (BRMS) Naik 10,42% Seminggu
Dessy menjelaskan dana Capex akan diambil dari dana hasil rights issue pertama (PUT I), yang dilakukan pada Maret 2021 (BRMS mengumpulkan Rp1,6 triliun (US$111 juta) selama rights issue) dan fasilitas pinjaman dari BNI dan AP Investment sebesar Rp47 juta.
BRMS berencana melakukan rights issue tahap kedua, dengan menerbitkan 23,7 miliar saham baru dengan harga pelaksanaan Rp70/saham. BRMS diperkirakan akan mengumpulkan sekitar Rp1,66 triliun (US$114 juta), yang sebagian besar akan digunakan untuk mendukung pengembangan Gorontalo Minerals.
Ada dua pembeli siaga untuk rencana rights issue; Summer Ace Ventures Ltd (~76%) dan Hartman International Pte. Ltd (~24%). Rights issue ini diharapkan akan selesai pada 1Q22.
“Pertahankan BUY dengan TP Rp 200/saham. TP SSI mencerminkan 33,7x FY22F P/E dan 3,4x FY22F EV/EBITDA. Harga BRMS telah naik +50% sepanjang tahun 2021.”
Adapun risiko investasi yang perlu diwaspadai oleh investor adalah 1) angka produksi yang lebih rendah dari perkiraan; 2) masalah efisiensi beban; 3) proses ekspansi lambat.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News