Melalui Daily Write Up bertajuk Telkom Indonesia (TLKM IJ/Not rated) – Ushering the digital epoch, analis Mirae Sekuritas, Jennifer A Harjono , mengungkapkan pihaknya telah mengunjungi Hyperscale Data Center NeutraDC, anak perusahaan TLKM, di Cikarang.
Sejauh ini, fasilitas ini termasuk yang terbesar di Asia Tenggara. Pada Agustus 2022, sebagian dari data hall 1.1 di Campus 1 siap dioperasikan. Penyelesaian 3 campus akan dilakukan secara bertahap. NeutraDC telah mengkonsolidasikan data center-nya dengan TelkomSigma untuk mencapai proses yang lebih efektif.
Pada tahun 2030, permintaan pasar DC Indonesia diproyeksikan mencapai 1.083MW (CAGR 2021-2030 +27,7%). Dengan demikian, NeutraDC berencana untuk mengkonsolidasikan aset selama 3Q22-1Q23, diikuti oleh ekspansi DC dan value unlock.
|Baca juga: Data Konsumen Indihome Bocor, Ini Pembelaan Telkom
Dia melihat rencana ini sebagai upaya TLKM untuk memperkuat portofolio layanannya. Kami menilai “5 bold moves” TLKM sebagai pendekatan aktif terhadap lanskap digital global yang selalu berubah.
“Kami juga percaya ini akan memungkinkan layanan berkualitas dan valuasi yang lebih baik di masa depan karena TLKM dapat memperoleh pemahaman yang unggul tentang pelanggannya. Penyesuaian harga juga akan membantu TLKM dalam meningkatkan laba bersihnya,” jelasnya.
TLKM membukukan pendapatan 2Q22 sebesar IDR36,8 triliun (+4,5% QoQ, +3,5% yoy), didorong oleh pertumbuhan layanan data, internet, dan IT (+8,0% QoQ, +5,4% yoy), diikuti IndiHome (+1,9% qoq, +6,9% yoy).
EBITDA dipertahankan pada margin 54.5% yang stabil, sementara bottomline tumbuh menjadi Rp7,2 triliun (+17,6% qoq, +11,7% yoy). Ke depannya, TLKM menargetkan pertumbuhan pendapatan mid-single digit dan margin EBITDA yang relatif stabil.
|Baca juga: Laba Telkom Naik 6,89%, Data dan Internet Penyumbang Terbesar
Saat ini, terang Jennifer, Mirae tidak memiliki coverage di TLKM. TLKM diperdagangkan pada konsensus FY22 forward P/E sebesar 17,1x (+0,4 SD dari forward P/E 5 tahun) dan forward EV/EBITDA sebesar 6,2x (+0,4 SD dari forward EV/EBITDA 5 tahun).
“Meskipun diperdagangkan dengan multiple yang lebih tinggi dari rata-rata, kami melihat TLKM menawarkan prospek yang menarik. Katalis: 1) penyesuaian harga, 2) pergeseran ke arah bisnis digita,; dan 3) perluasan infrastruktur digital. Risiko utama: 1) penyesuaian harga terhambat; dan 2) penggunaan belanja modal yang tidak efektif,” jelasnya.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News