Media Asuransi, JAKARTA – PT Ultrajaya Milk Industry Tbk (ULTJ) dinilai masih memiliki ruang untuk bertumbuh dan memiliki keberlanjutan usaha dalam jangka panjang.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia Company Update bertajuk Ultrajaya Milk Industry (ULTJ IJ/Not Rated) – Perched on the top, analis Mirae Sekuritas, Emma A Fauni, memaparkan bahwa Ultrajaya Milk Industry (ULTJ IJ) adalah produsen susu cair ultra-high temperature (UHT) dan teh siap minum terbesar di Indonesia dalam segmen kemasan karton dengan pangsa pasar masing-masing sebesar 35% dan 69% pada 9M21.
Penjualan susu cair tahunan Indonesia terus tumbuh bahkan selama perlambatan ekonomi yang disebabkan oleh pandemi. Sebagai catatan, penjualan industri mencapai Rp12,2 miliar (+18,7% yoy) di 9M21.
|Baca juga: Ultrajaya Milk Industry (ULTJ) Bangun Pabrik Baru Rp1,2 Triliun
Saat ini, konsumsi per kapita nasional masih tertinggal dari negara-negara tetangganya, yaitu sebesar 14.8L/kapita pada tahun 2019 (vs Filipina sebesar 16.6L/kapita, Thailand sebesar 34.1L/kapita, dan Malaysia sebesar 53.2L/kapita). siap untuk pertumbuhan lebih lanjut.
ULTJ telah berhasil berjuang selama beberapa dekade dan menjadi pelopor industri sejak tahun 1970-an. Emma percaya pabriknya yang sudah lama berdiri dan jaringan distribusi yang kuat, ditambah dengan kepemimpinan merek dan pangsa pasar melengkapi ULTJ dengan kemampuan untuk menangkap prospek pertumbuhan jangka panjang industri susu.
Sebagai pemain terbesar dalam industri yang sedang berkembang, perusahaan dapat mengambil risiko dilusi pangsa pasar karena persaingan yang ketat dan menjamurnya bisnis rumahan di pasar. Namun, Emma percaya industri masih memiliki banyak ruang untuk tumbuh dari sini, dan ULTJ memiliki keberlanjutan terbaik dalam jangka panjang ke depan.
“Kami tidak memiliki liputan resmi di ULTJ, sehingga tidak ada peringkat pada saham. Dari segi penilaian, ULTJ saat ini diperdagangkan pada P/E tahunan 21F sebesar 14,2x.”
Emma menganggap penilaian tersebut tidak terlalu menuntut mengingat posisi pemimpin pasar dari dua produk minuman utamanya di Indonesia. Selanjutnya, penilaian ULTJ adalah diskon 58% untuk rekan produsen produk susunya, CMRY. Risiko utama meliputi: 1) persaingan yang ketat dalam produk minuman; dan 2) dilusi pangsa pasar.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News