Melalui Daily Write Up bertajuk Astra International (ASII IJ) – Anticipating slower performances in automotive-related segments despite the possibility of higher people’s mobility, analis Mirae Sekuritas Robertus Hardy memaparkan PT Astra International Tbk (ASII) adalah konglomerat besar dengan lebih dari 50 anak perusahaan yang beroperasi.
Namun, mengingat bahwa lebih dari 90% dari laba bersih inti konsolidasi 9M22 (tidak termasuk keuntungan investasi GOTO) dikontribusikan oleh 3 segmen masing-masing yaitu HEMCE, otomotif, dan jasa keuangan, Hardy berpendapat prospek dari segmen tersebut dapat sangat menentukan valuasi perusahaan di masa depan.
|Baca juga: Astra Life Terus Kembangkan Bisnis DPLK
Terlepas dari kemungkinan mobilitas masyarakat yang lebih tinggi setelah pencabutan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dan kegiatan ekonomi menjelang pemilihan umum 2024, Hardy berpandangan bahwa tidak adanya insentif PPN dan kenaikan suku bunga dapat berpotensi memperlambat pertumbuhan bisnis otomotif dan otomotif ASII. Pertumbuhan masing-masing segmen jasa keuangan. “Kami juga mengharapkan kontribusi yang lebih rendah dari segmen HEMCE karena basis 2022 yang relatif tinggi.”
Oleh karena itu, Hardy menginisiasi ASII dengan rekomendasi HOLD pada TP Rp5.900 (potensi return 8.3% dari Rp5.450 saat ini), mengimplikasikan 8,0x/7,6x dari rasio P/E 22F/23F (dari laba intinya).
“Karena kondisi ekonomi makro saat ini, yang diproyeksikan dapat membatasi pertumbuhan pendapatan dan laba bersihnya, kami berpandangan bahwa kelipatan valuasinya berpotensi turun peringkat dibandingkan dengan rata-rata P/E yang sebesar 15,1x dalam 10 tahun terakhir.”
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News