Media Asuransi, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) telah mengeluarkan produk derivatif terbarunya yakni Single Stock Futures (SSF) pada Senin, 12 Agustus 2024, dan akan resmi diluncurkan pada September 2024.
SSF merupakan produk derivatif keuangan yang memungkinkan dua pihak untuk membeli atau menjual suatu saham dengan harga yang disepakati dan dalam jangka waktu tertentu.
|Baca juga: Asuransi Tri Pakarta Rayakan HUT ke-46
Dikarenakan SSF merupakan produk derivatif maka produk ini pergerakan nilainya tergantung pada nilai aset yang mendasarinya (underlying), dalam hal ini adalah saham. Underlying produk derivatif keuangan lainnya selain saham antara lain indeks saham, obligasi, indeks obligasi, mata uang, suku bunga, dan aset kripto.
BEI meluncurkan 15 seri SSF yang mencakup lima saham dari LQ45, yaitu PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BBRI), PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (TLKM), PT Astra International Tbk (ASII), dan PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA).
|Baca juga: Aspakrindo-ABI Dukung Bappebti Tetapkan Deadline Pendaftaran Izin Pedagang Kripto
Kepala Divisi Pengembangan Bisnis 1 BEI Firza Rizqi Putra menjelaskan produk SSF dimanfaatkan oleh investor untuk melindungi nilai portofolio dan memperoleh keuntungan saat harga saham naik atau turun. Modal yang dikeluarkan untuk bertransaksi hanya empat persen dari nilai transaksi.
“Untuk bertransaksi Single Stock Futures dibutuhkan hanya sedikit modal yang dibentuk domination margin, dan ini membuat transaksi lebih efektif serta efisien. Jadi, bagi yang ingin melindungi portofolio investor, modalnya sangat kecil,” ujar Firza, dalam diskusi terbatas bersama BEI, Kamis, 22 Agustus 2024.
Keuntungan investor dapat direalisasikan lebih cepat
Selain itu, lanjut Firza, dengan bertransaksi SSF, keuntungan investor dapat direalisasikan lebih cepat karena SSF diselesaikan secara tunai dalam satu hari bursa (T+1). Underlying Single Stock Futures juga merupakan saham-saham konstituen indeks LQ45 yang memiliki likuiditas tinggi dan fundamental yang baik.
“Jika harga saham adalah Rp4.000 maka modal transaksinya adalah Rp400 ribu dikalikan satu lot. Sedangkan di Single Stock Futures hanya empat persen saja, 25 kali lebih murah, jadi empat persen dikalikan Rp400 ribu, sekitar Rp16 ribu. Ini jauh lebih murah dibandingkan dengan transaksi saham,” jelas Firza.
|Baca juga: BRI Insurance Serahkan Klaim Rp81,79 Juta untuk Korban Kebakaran di Probolinggo
Firza mengatakan fluktuasi pergerakan SSF bergantung pada pergerakan harga saham underlying serta supply dan demand, sedangkan fluktuasi saham tergantung pada kondisi perusahaan dan pasar.
Namun demikian, Firza menekankan, produk SSF cenderung kurang cocok untuk dimainkan oleh para investor pasar modal pemula yang belum memiliki pengalaman. Sehingga produk SSF ini disarankan agar dimainkan oleh para investor yang memang sudah memiliki teknik bermain saham.
|Baca juga: Wajib Waspada, Industri Keuangan Jadi Target Utama Serangan Siber Pemerasan!
“Jadi produk futures (SSF) memang bukan produk yang relatif cocok untuk para investor yang baru masuk di pasar modal dan belum ada pengalaman. Jadi kami memang menganjurkan agar investor untuk terus menyesuaikan produk investasi sesuai dengan profile risk masing-masing,” pungkas Firza.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News