1
1

BEI Sebut IHSG Pulih Lebih Cepat dari Bursa Global saat Dihantam Tarif AS

Direktur Utama BEI Iman Rachman. | Foto: Media Asuransi/Muh Fajrul Falah

Media Asuransi, JAKARTA – Bursa Efek Indonesia (BEI) kian optimistis terhadap kinerja pasar modal Indonesia. Hal itu lantaran Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pulih lebih cepat dibandingkan dengan kondisi bursa global saat diberlakukannya kebijakan tarif tinggi oleh Amerika Serikat (AS).

Di antara faktor IHSG dapat pulih dengan cepat yakni karena geliat perdagangan saham seperti Rata-Rata Harian Nilai Transaksi Saham (RNTH), rata-rata harian volume transaksi obligasi, nilai total transaksi nonsaham, dan total transaksi karbon yang meningkat.

|Baca juga: KSEI Catat Jumlah Investor Pasar Modal Capai 17,59 Juta hingga Agustus 2025

Direktur Utama BEI Iman Rachman mengungkapkan setelah Presiden AS Donald Trump mengumumkan penurunan tarif sebagai hasil kesepakatan antara AS dan Indonesia terlihat IHSG berangsur naik hingga mencapai angka 7.533,39 pada 8 Agustus 2025.

“Kalau kita bicara tentang aktivitas perdagangan, rata-rata harian nilai transaksi saham kita sudah mencapai Rp13,56 triliun per hari. Nah ini juga menarik bahwa ternyata RNTH kita lebih tinggi dibandingkan dengan bursa-bursa dunia,” ujar Iman, dalam konferensi pers HUT ke-48 Pasar Modal Indonesia, Senin, 11 Agustus 2025.

Dirinya menyebutkan RNTH Indonesia berada pada peringkat ke-11 dibandingkan dengan bursa lainnya di negara lain. Selain itu, rata-rata harian volume transaksi obligasi-SPPA secara year to date sebesar Rp6,1 triliun atau naik sebesar 493 persen.

“Aset lainnya ada nilai total transaksi nonsaham transaksinya Rp2,58 triliun dibandingkan dengan tahun lalu yang Rp4,5 triliun. Dalam waktu setengah tahun, kita sudah lebih dari setengahnya dibandingkan dengan tahun lalu,” terang Iman.

|Baca juga: Asbanda dan Pemerintah Pantau Ketat Pengelolaan Keuangan Desa Lewat Digitalisasi

|Baca juga: HSBC Sebut Geliat Investor Domestik dan Kembalinya Asing Picu Pasar Modal RI Kian Kuat

Lebih lanjut, mengenai total transaksi karbon, pada tahun lalu sebesar Rp19,73 miliar. Sedangkan tahun ini, berdasarkan data 8 Agustus 2025, transaksi karbon sebesar Rp27,3 miliar ton CO2 Equivalent.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post BCA Gelar Sertifikasi Halal dan Pelatihan yang Diikuti 300 UMKM di Batam
Next Post Askrindo Tegaskan Komitmen Anti Korupsi Lewat Sosialisasi Pengendalian Gratifikasi dan Penerapan PanCEK

Member Login

or