1
1

Berkat Harga Batu Bara, Laba Adaro Energy (ADRO) Meroket 262%

Kendaraan berat sedang melintas di area tambang. | Foto: adaro.com

Media Asuransi, JAKARTA – PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO) membukukan laba inti pada 9 bulan pertama 2022 naik 262% menjadi US$2,33 miliar dari US$644 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya, berkat harga yang tinggi dan keunggulan operasional yang berkelanjutan. Sebagaimana dilaporkan, laba bersih mencapai US$2,17 miliar, atau naik 366% year on year (yoy).

Kinerja keuangan perseroan secara umum bertahan pada tingkat profitabilitas yang tinggi secara historis dengan kondisi harga batu bara yang tetap tinggi, sehingga EBITDA operasional terdorong naik 231% menjadi US$3,80 miliar dari US$1,15 miliar yoy.

Adaro meningkatkan marjin EBITDA operasional yoy sebesar 1.950 bps menjadi 64,2% dari 44,7% karena ASP naik 106% dan volume penjualan naik 14%.

|Baca juga: Fitch Afirmasi Peringkat Adaro Indonesia BBB- Outlook Stabil

Presiden Direktur dan CEO Adaro Energy Indonesia, Garibaldi Thohir, mengatakan bahwa pada sembilan bulan pertama tahun 2022, perseroan terus mengeksekusi strategi untuk meningkatkan produksi dan penjualan, karena kami mengejar peningkatan melebihi 10% yoy untuk dua komponen ini.

Pendapatan, EBITDA dan laba bersih mencapai rekor tertinggi untuk sembilan bulan pertama dari setiap tahun sejak perusahaan didirikan 30 tahun lalu,” jelasnya.

EBITDA operasional yang mencapai US$3,8 miliar, dan laba inti US$2,3 miliar setara dengan kenaikan masing-masing 231% dan 262% yoy, yang mencerminkan kualitas laba.

Belum lama ini, kami merayakan ulang tahun ke-30, yang merupakan momentum untuk mengingat masa lalu, dan berfokus pada masa depan. Saya gembira dengan inisiatif hijau di Adaro. Seiring kita berevolusi dan berinovasi di 30 tahun ke depan, kita akan membangun Adaro yang baru. Saya dapat pastikan kepada para pemegang saham bahwa kami akan terus fokus pada eksekusi, SDM dan budaya, seiring langkah untuk meningkatkan investasi pada energi terbarukan, membangun kawasan industri hijau terbesar di dunia dan berinvestasi pada rantai pasokan baterai kendaraan listrik,” katanya.

|Baca juga: Adaro Energy Perpanjang Buyback Rp4 Triliun

Pendapatan usaha Adaro Energy Indonesia yang dilaporkan pada 9M22 naik 130% menjadi US$5,91 miliar dari US$2,57 miliar yoy, terutama karena kenaikan 106% yoy pada ASP. Cuaca buruk, keterbatasan suplai dan peristiwa geopolitik menopang harga dekat level tertinggi historis yang terjadi pada 2Q22, dan dengan demikian mendukung kenaikan ASP yoy untuk Adaro.

Walaupun terjadi curah hujan yang tinggi dan tantangan pengadaan alat berat, ADRO berhasil meningkatkan produksi sebesar 14% menjadi 45,4 juta ton dari 39,6 juta ton yoy pada 9M22. Peningkatan produksi mendorong kenaikan penjualan batu bara dengan porsi yang sama (14%) menjadi 44,2 juta ton pada 9M22 dari 38,9 juta ton di periode yang sama tahun sebelumnya.

Selain itu, Adaro mencatat peningkatan pengupasan lapisan penutup di kuartal ini dan saat ini stabil yoy pada 173,5 Mbcm pada 9M22 dari 173,0 Mbcm dan nisbah kupas turun 12% yoy menjadi 3,82x dari 4,36x. Jika cuaca mendukung, nisbah kupas ini diperkirakan akan meningkat pada 4Q22, namun nisbah kupas FY2022 diperkirakan akan dicapai di bawah target yang ditetapkan sebesar 4,1x

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Yulius Bhayangkara Jadi Ketua Umum APPARINDO
Next Post Laba Energi Mega Persada (ENRG) Melonjak 138%

Member Login

or