1
1

BFI Finance Pertahankan Peringkat AA- dari Fitch Ratings

Perusahaan pembiayaan PT BFI Finance Indonesia, Tbk. | Foto: linkedin@ PT BFI Finance Indonesia, Tbk

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah menegaskan Peringkat Nasional Jangka Panjang PT BFI Finance Indonesia Tbk di ‘AA-(idn)’. Prospeknya Stabil. Fitch juga telah menegaskan Peringkat Nasional Jangka Pendek di ‘F1+(idn)’ dan peringkat penerbitan mata uang lokal di ‘AA-(idn)’.

“Peringkat Nasional Jangka Panjang ‘AA’ menunjukkan ekspektasi risiko gagal bayar yang sangat rendah dibandingkan dengan penerbit atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama. Risiko gagal bayar yang melekat hanya sedikit berbeda dari penerbit atau obligasi dengan peringkat tertinggi di negara tersebut,” tulis Fitch dalam keterangan resmi dikutip, Selasa, 25 Februari 2025.

Peringkat Nasional Jangka Pendek ‘F1’ menunjukkan kapasitas terkuat untuk pembayaran tepat waktu atas komitmen keuangan dibandingkan dengan penerbit atau obligasi lain di negara yang sama.

|Baca juga:OJK Setujui Sutadi Jadi Presdir BFI Finance (BFIN)

Berdasarkan skala Peringkat Nasional lembaga tersebut, peringkat ini diberikan pada risiko gagal bayar terendah dibandingkan dengan yang lain di negara atau serikat moneter yang sama. Jika profil likuiditas sangat kuat, tanda “+” ditambahkan ke peringkat yang diberikan.

Peringkat didorong oleh keberadaan pasar BFI yang kokoh sebagai perusahaan pembiayaan dan leasing mandiri terbesar di Indonesia. Hal ini didukung oleh profitabilitas di atas pesaingnya yang berasal dari spesialisasinya dalam pembiayaan mobil bekas dengan imbal hasil lebih tinggi, manajemen kualitas aset yang memadai, leverage yang rendah, dan cakupan likuiditas yang memadai, yang telah mendukung kapasitas pembayaran utangnya di seluruh siklus ekonomi.

|Baca juga: BFI Finance (BFIN) Tebar Dividen Interim Rp421,10 Miliar

“Kami memproyeksikan pertumbuhan PDB Indonesia sebesar 5,0% pada tahun 2025 dan 4,9% pada tahun 2026. Hal ini, bersama dengan inflasi moderat (2024: 1,6%), akan mendukung pertumbuhan dan kualitas aset yang memadai di perusahaan pembiayaan dan leasing lokal.”

Menurut Fitch, langkah-langkah kebijakan untuk mendukung layanan dasar bagi penduduk berpenghasilan rendah hingga menengah akan meningkatkan permintaan kredit dan kapasitas pembayaran untuk segmen peminjam yang dominan di sektor tersebut. Meskipun demikian, inisiatif pemerintah yang sedang berlangsung untuk meningkatkan efisiensi anggaran dapat membebani pertumbuhan ekonomi jika tidak dikalibrasi dengan baik.

BFI terutama merupakan pemodal kendaraan bekas, yang berfokus pada klien berpenghasilan menengah ke bawah. Perusahaan ini memegang pangsa pasar domestik terbesar dalam pinjaman mobil bekas, sambil mempertahankan pangsa pasar 3%-4% yang sederhana dalam hal total piutang yang dikelola untuk sektor pembiayaan dan leasing secara keseluruhan.

|Baca juga: FIF Siapkan Dana Rp806,97 Miliar untuk Pelunasan Obligasi

BFI juga telah melakukan diversifikasi ke pembiayaan alat berat dalam beberapa tahun terakhir. Kami memperkirakan eksposurnya terhadap pembiayaan properti dan syariah akan tetap kecil dibandingkan dengan total portofolionya.

Meskipun campuran produknya lebih berisiko, Fitch memperkirakan praktik penjaminan emisi dan pengendalian risiko BFI yang mapan akan memitigasi risiko kualitas aset melalui siklus ekonomi. Rasio pembiayaan bermasalah tetap stabil pada 1,4% pada akhir September 2024, jauh di bawah rata-rata industri sebesar 2,6%. Penyisihan kredit yang berjumlah hampir 260% dari pembiayaan bermasalah juga memberikan perlindungan terhadap potensi penurunan kualitas aset.

Lebih lanjut, Fitch menjelaskan bahwa bisnis pembiayaan mobil bekas inti BFI memberikan imbal hasil tinggi, yang menjadi penyangga terhadap fluktuasi biaya penyediaan dan pendanaan. Hal ini, bersama dengan manajemen kualitas aset yang memadai, mendukung profitabilitas yang sehat. Laba sebelum pajak tahunan/aset rata-rata turun menjadi 7,6% pada 9M24 (2023: 8,5%), karena berkurangnya eksposur terhadap pembiayaan kendaraan roda dua bekas yang memberikan imbal hasil lebih tinggi tetapi lebih berisiko. Meskipun demikian, profitabilitas tetap berada di atas rata-rata industri sebesar 5,1% pada 9M24.

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post KLBF, LPPF, JPFA, dan XIIC Bisa Diburu untuk Cari Cuan di Tengah Sentimen Positif Ramadan
Next Post Warren Buffett Timbun Uang Tunai Rp5.384 Triliun, Apa Maksudnya?

Member Login

or