Media Asuransi, JAKARTA – PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) berencana menerbitkan obligasi maksimum senilai Rp1,5 triliun yang akan digunakan untuk mendanai belanja modal dan modal kerja.
Atas rencana emisi surat utang tersebut, PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menetapkan peringkat idA+ kepada PT Bukit Makmur Mandiri Utama (BUMA) dan rencana Obligasi I senilai maksimal Rp1,5 triliun. Dana dari penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk membiayai belanja modal (50%) dan modal kerja (50%). Prospek atas peringkat Perusahaan adalah “stabil”.
|Baca juga: Fitch Revisi Outlook Bukit Makmur Mandiri dari Negatif Jadi Stabil
“Peringkat tersebut mencerminkan posisi bisnis BUMA, kinerja operasional, serta fleksibilitas keuangan yang kuat. Peringkat dibatasi oleh struktur permodalan Perusahaan yang moderat serta eksposur terhadap harga komoditas yang berfluktuasi serta risiko lingkungan,” tulisnya dalam keterangan resmi.
Peringkat dapat dinaikkan apabila BUMA berhasil memperbesar skala bisnis dengan lebih mendiversifikasi segmen bisnisnya sekaligus memperbaiki struktur permodalan secara berkelanjutan. Namun, peringkat juga dapat diturunkan apabila Perusahaan memperoleh pinjaman dalam jumlah yang signifikan melebihi proyeksi tanpa terkompensasi oleh kinerja bisnis yang lebih baik. Penurunan volume produksi dari pelanggan-pelanggan utama juga dapat memicu penurunan peringkat.
BUMA adalah kontraktor tambang batubara yang menyediakan jasa pengupasan lapisan tanah, pengambilan batubara, pengangkutan batubara, serta rehabilitasi lahan tambang di Indonesia dan Australia. Perusahaan saat ini bekerja di sembilan tambang di Indonesia dan tujuh tambang di Australia. Per 30 September 2023, pemegang saham Perusahaan adalah PT Delta Dunia Makmur Tbk (99.99%) dan Ronald Sutardja (0.01%).
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News