1
1

Dipengaruhi Sentimen FOMC The Fed, IHSG Diperkirakan Bergerak Sideways pada September 2023

Gedung Bursa Efek Jakarta | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Sidang The Fed pada FOMC 20-21 September 2023 dinilai menjadi salah satu faktor eksternal yang akan mempengaruhi pergerakan pasar saham Indonesia pada bulan ini. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada September 2023 diperkirakan bergerak sideways cenderung melemah dalam range 6.850-7050.

Financial Expert Ajaib Sekuritas, Ratih Mustikoningsih, dalam analisisnya menjelaskan secara historis dalam 10 tahun terakhir IHSG pada periode September cenderung mengalami koreksi dengan probabilitas 60% dan rata-rata return sebesar -1,32%. Di sisi lain, sejak awal tahun 2023 IHSG mengalami kenaikan 1,85% Year to Date (YtD) jadi di level 6.977 (1/9/2023).

Katalis domestik dan global berpotensi mempengaruhi pergerakan IHSG pada September tahun ini. Secara domestik, sentimen yang dicermati oleh pelaku pasar adalah inflasi tahunan yang tercatat 3,27% pada Agustus 2023, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 3,08%. Kenaikan inflasi pada periode tersebut dipengaruhi oleh harga pangan, salah satunya  kenaikan harga beras karena musim kemarau yang berkepanjangan (El Nino).

Akibatnya, jelas dia, volume produksi turun di tengah kuatnya konsumsi domestik. Selain kenaikan harga beras, harga komoditas energi juga meningkat yang berimbas pada inflasi di sektor transportasi.

|Baca juga: MARKET REVIEW: Asing Buru Saham GOTO, AMMN, dan ASII 

Sentimen lainya, pelaku pasar berpotensi mengambil langkah profit taking setelah IHSG mengalami penguatan dalam 3 bulan beruntun sejak Juni hingga Agustus 2023. Selain itu, Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pekan depan (4 September 2023) akan memberlakukan kembali Auto Rejection Bawah (ARB) simetris, dimana dampak negatifnya adalah fluktuasi harga saham yang signifikan, apalagi saham tersebut memiliki pembobotan cukup besar di IHSG.

“Meskipun IHSG diterpa oleh sentimen negatif, namun pada periode Agustus 2023, Indeks PMI manufaktur nasional versi S&P Global tercatat di level 53,9, lebih tinggi dari bulan sebelumnya sebesar 53,3. Output produksi terakselerasi sejalan dengan tangguhnya konsumsi domestik.”

Secara global, Ratih menerangkan pertumbuhan ekonomi (PBD) Amerika Serikat (AS) pada kuartal II/2023 direvisi sebesar 2,1%, masih lebih tinggi dari kuartal sebelumnya sebesar 2%. Hal ini memberi katalis positif bagi kenaikan harga komoditas energi, seperti batu bara dan migas. Pemulihan ekonomi juga berlangsung di China, tercermin dari PMI Manufaktur versi Caixin periode Agustus 2023 kembali di level ekspansif sebesar 51, lebih tinggi dibanding periode sebelumnya yang tercatat 49,3. Akselerasi tersebut sejalan dengan stimulus pemerintah China untuk meningkatkan daya beli.

Menurut dia, pelaku pasar akan mencermati keputusan suku bunga The Fed pada FOMC 20-21 September mendatang. Suku bunga The Fed diproyeksikan tetap pada level 5,25%-5,50%. Optimisme tersebut sejalan dengan data tenaga kerja yang telah mereda, dimana tingkat pengangguran pada Agustus 2023 telah naik menjadi 3,8% dari bulan sebelumnya sebesar 3,5%, meskipun non farm payroll tercatat 187 ribu, lebih tinggi dari bulan sebelumnya 157.

Mempertimbangkan rilis di atas, dia memperkirakan IHSG pada September 2023 berpotensi bergerak sideways cenderung melemah dalam range 6.850-7.050. Namun, jika IHSG mengalami koreksi, momentum tersebut bisa dijadikan peluang untuk akumulasi saham disaat harganya sedang terdiskon.

Berikut saham dan trading plan yang perlu diperhatikan menggunakan analisis teknikal untuk September 2023.

(Buy) ASII di area Rp6.550 dengan target harga pada resistance di level Rp6.800 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp6.250.

(Buy) BRIS di area Rp1.685 dengan target harga pada resistance di level Rp1.750 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp1.640.

(Buy) MDKA di area 3.390 dengan target harga pada resistance di level Rp3.600 serta pertimbangkan cut loss apabila break support di level harga Rp3.140.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Fitch Afirmasi Peringkat Utang Indonesia BBB Stabil, Ini Pertimbangannya!
Next Post Inflasi hingga Akhir Tahun 2023 Diperkirakan 2,55%

Member Login

or