1
1

Dolar Menguat di Tengah Investor Pertanyakan Penurunan Suku Bunga AS

Ilustrasi dolar AS. | Foto: Freepik

Media Asuransi, GLOBAL – Dolar Amerika Serikat (US$) menguat pada akhir perdagangan Selasa waktu setempat (Rabu pagi WIB), mengikuti kenaikan imbal hasil treasury AS. Kondisi itu terjadi karena investor mempertanyakan apakah perkiraan pasar terhadap penurunan suku bunga tahun ini dapat dibenarkan atau tidak.

Mengutip The Business Times, Rabu, 10 Januari 2024, indeks dolar AS, yang mengukur greenback terhadap sekeranjang enam mata uang, naik lebih dari 0,1 persen menjadi 102,42, setelah naik satu persen pada minggu lalu. Euro terakhir berada di level US$1,0934, jauh dari level terendah tiga minggu terakhir di US$1,0877. Sterling tergelincir 0,2 persen menjadi US$1,2721.

|Baca: KPK Bongkar Dugaan Klaim Asuransi Fiktif, Pelni Buka Suara

Dalam mata uang kripto, bitcoin bertahan mendekati level terkuatnya sejak April 2022 di tengah meningkatnya antisipasi bahwa Komisi Sekuritas dan Bursa akan segera menyetujui dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) Bitcoin spot.

Pelonggaran bank sentral AS

Pedagang pasar uang memperkirakan pelonggaran bank sentral AS sebesar 135 basis poin pada tahun ini, dengan kemungkinan 60 persen bahwa mereka akan mulai melakukan pemotongan pada Maret.

“Ini bukanlah hal yang mudah bagi dolar AS tahun ini, yang sebagian besar dipengaruhi oleh perkembangan di pasar pendapatan tetap AS,” kata Ahli Strategi Senior FX G10 Bank of America (BOA) Kamal Sharma.

Imbal hasil acuan AS bertenor 10 tahun naik 4,5 basis poin pada Selasa waktu setempat menjadi 4,046 persen. Angka ini terus meningkat setelah mencapai level terendah sejak Juli di 3,783 persen pada akhir tahun lalu.

|Baca: Rugikan Negara Belasan Miliar, KPK Usut Dugaan Korupsi Asuransi di Pelni

“Pasar masih mencoba untuk menentukan arah dan waktu penurunan suku bunga AS yang pertama. Skenario dasar kami adalah soft landing, pelemahan dolar AS, dan kenaikan yang curam, serta secara umum akan mendukung aset-aset berisiko secara lebih umum,” pungkas Sharma.

Editor: Angga Bratadharma

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Wall Street Tergelincir, Dow Jones dan S&P 500 Kompak Melemah
Next Post Tertinggi Kedua di ASEAN, Return Pasar Saham Indonesia Kalah dengan Vietnam

Member Login

or