Media Asuransi, JAKARTA – Rekomendasi sektor perkebunan masih dipertahankan overweight seiring dengan prospek peningkatan ekspor minyak sawit pascapenerbitan Permendag No 38/2022.
Melalui Daily Write Up Plantation (Overweight/Maintain) – New regulation to boost Indonesia’s CPO export, analis Mirae Sekuritas, Juan Harahap, mengatakan bahwa pihaknya berharap Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) No. 38 Tahun 2022 yang baru diterbitkan akan memicu peningkatan kegiatan ekspor minyak sawit di Indonesia.
“Peraturan tersebut memungkinkan eksportir untuk tidak memenuhi persyaratan CPO DMO dengan mengikuti peraturan ‘flush out’ dan dikenakan pajak ekspor tambahan sebesar USD200 per ton.”
|Baca juga: Mirae Pertahankan Overweight Sektor Perbankan, Ini Alasannya
Selain itu, urgensi percepatan kegiatan ekspor juga dipicu oleh target pemerintah menaikkan harga TBS dalam negeri. Sebagai catatan, tingkat persediaan CPO Indonesia saat ini sedang meningkat, diikuti oleh potensi produksi minyak sawitnya yang cenderung mencapai puncaknya pada 2H dalam 6 tahun rata-rata sebesar 53,8% dari total produksi tahunan. “Untuk mengantisipasi kelebihan pasokan domestik lebih lanjut, kami mengharapkan pemerintah untuk mendorong volume ekspor minyak sawit ke depan.”
Peraturan DMO dan DPO baru diterapkan dengan rasio 1:3 dengan penyesuaian reguler. Misalnya, untuk dapat mengekspor 3 ton CPO, produsen/eksportir diharuskan mengalokasikan 1 ton CPO di dalam negeri. Kementerian Keuangan melalui Peraturan Menteri Keuangan No. 98/PMK.010/2022 telah menaikkan bea keluar untuk minyak sawit mentah (CPO) dan turunannya per 10 Juni 2022. Untuk pungutan ekspor, tarifnya akan menjadi turun akibat program subsidi minyak goreng yang dicabut.
Dengan peraturan baru ini, perusahaan memiliki 2 pilihan untuk melakukan kegiatan ekspornya, yaitu: 1) melalui peraturan DMO dan DPO, atau 2) melalui peraturan ‘flush out‘. Dalam liputan Mirae, Juan melihat AALI akan terpengaruh dengan peraturan baru ini karena AALI memiliki porsi ekspor yang cukup besar. “Kami melihat dampak netral terhadap pendapatannya karena semua volume penjualannya diarahkan ke pasar domestik.”
Secara keseluruhan, Juan mempertahankan sikap overweight di sektor perkebunan Indonesia. “Kami lebih memilih LSIP sebagai pilihan utama kami dalam kondisi saat ini karena: 1) OER lebih tinggi dibandingkan dengan peers; 2) dampak netral dari peraturan pemerintah; dan 3) neraca yang kuat tercermin dari posisi net cash.”
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News