Media Asuransi, JAKARTA – Mirae Sekuritas mempertahankan rating overweight terhadap sektor perbankan karena kasus SVB tidak akan berdampak terhadap bank-bank di Indonesia.
Melalui Mirae Asset Sekuritas Indonesia on Banks (Overweight) – Banking sector update: A slew of issues and their implications, analis Mirae Sekuritas, Handiman Soetoyo, meyakini bank-bank di Indonesia tidak terkena dampak langsung dari SVB karena tidak ada hubungan bisnis langsung antara mereka dan SVB. “Kami juga percaya bahwa sebagian besar startup Indonesia tidak meminjam uang dari bank,” jelasnya.
|Baca juga: OJK Menilai Penutupan SVB di AS Tak Berdampak Langsung bagi Perbankan Indonesia
Handiman menyoroti bahwa LDR sistem perbankan saat ini hanya sebesar 79,3% per Januari 2023, menandakan likuiditas yang cukup besar. Berbeda dengan SVB yang sebagian besar simpanan bergantung pada institusional, simpanan bank Indonesia sebagian besar terdiri dari individu.
Namun, jelas dia, bank yang lebih kecil dengan fokus bisnis tertentu mungkin memiliki risiko konsentrasi yang lebih besar, terutama yang berkaitan dengan fokus pinjaman, kualitas aset, dan struktur pendanaan. “Ini mungkin termasuk bank digital”
Handiman percaya bahwa dampak laba rugi dari utang WSKT masih dapat dikelola, CoC FY23F umumnya tetap dalam panduan. Menurutnya, empat bank besar mengadakan rapat umum pemegang saham tahunan mereka minggu lalu. Dia melihat BBRI dan BMRI mempertahankan dividend payout ratio (DPR), sedangkan BBCA dan BBNI menaikkan masing-masing sebesar 5% dan 15%.
“Mengingat fundamental bank yang kuat, kami mempertahankan rating Overweight kami dengan BBCA dan BMRI sebagai pilihan utama kami,” jelasnya.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News