Media Asuransi, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada perdagangan hari ini diperkirakan masih berpotensi melemah seiring dengan masih besarnya ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga AS.
Pengamat pasar keuangan dan komoditas, Ariston Tjendra, menjelaskan bahwa nilai tukar rupiah mungkin masih melemah terhadap dolar AS hari ini dengan masih besarnya ekspektasi pasar terhadap kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif.
“Indeks dolar AS terlihat masih kuat, masih dalam tren naik. Ekspektasi kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif menjaga daya tarik aset dolar AS, ditambah dengan kekhawatiran pasar terhadap inflasi dan resesi yang mendorong pasar masuk ke aset aman dolar AS,” katanya kepada Media Asuransi, Rabu, 13 Juli 2022.
Dia mengungkapkan, malam ini AS akan merilis data inflasi konsumen AS bulan Juni yang diekspektasikan di atas level inflasi bulan sebelumnya dan ini menjaga ekspektasi terhadap kebijakan kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif.
|Baca juga: Nilai Tukar Rupiah Berpotensi Melemah ke Arah Rp15.050
Tapi di sisi lain, sentimen pasar terhadap aset berisiko terlihat sedikit membaik. Sebagian Indeks saham Asia terlihat bergerak positif. Penurunan harga minyak mentah yang di bawah US$100 per barel mungkin menjadi pemicu perbaikan sentimen tersebut.
Ariston melanjutkan turunnya harga minyak mentah bisa membantu mengurangi tekanan inflasi yang menjadi momok pertumbuhan ekonomi. Rupiah mungkin bisa mendapatkan dukungan dari penurunan harga minyak mentah tersebut. “Potensi kisaran Rp14.980-Rp15.020,” katanya.
Sementara itu pada perdagangan kemarin, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS di pasar spot ditransaksikan melemah 0,13% ke level Rp14.995 per dolar AS, sedangkan di JISDOR BI nilai tukar rupiah ditransaksikan melemah 0,12% ke level Rp14.993 per dolar AS.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News