Media Asuransi, JAKARTA – PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) menyetujui pembagian dividen tunai sebesar Rp254 miliar atau Rp24 per saham. Selain itu, RUPST juga membeberkan kinerja di sepanjang 2024 yang penuh tantangan.
Direktur Utama PT Dharma Satya Nusantara Tbk (DSNG) Andrianto Oetomo menjelaskan 2024 diwarnai dengan tantangan global yang memengaruhi sektor kelapa sawit dan produk kayu, mulai pelemahan pasar ekspor, tuntutan keberlanjutan, dinamika politik domestik, hingga perubahan iklim dan regulasi yang semakin kompleks.
“Walaupun kondisi global dan nasional sepanjang 2024 penuh dinamika, namun perseroan selalu berusaha menjaga stabilitas usaha dan tetap memberikan kontribusi positif bagi para pemegang saham serta seluruh pemangku kepentingan,” jelas Andrianto, dikutip dari keterangan tertulisnya, Minggu, 8 Juni 2025.
|Baca juga: OJK Terbitkan SEOJK Asuransi Kesehatan, Begini Respons Bos Lifepal
Hal itu diungkapkan Andrianto saat DSNG menggelar RUPST Tahun Buku 2024 yang berlokasi di Harris Hotel & Conventions Kelapa Gading, Jakarta. Dalam RUPST tersebut, manajemen DSNG menyampaikan perseroan mengalami pertumbuhan bisnis pada 2024 di tengah dinamika global.
RUPST dihadiri oleh seluruh direksi dan dewan komisaris secara online dan offline. Jumlah pemegang saham yang hadir dalam RUPST tersebut berjumlah 9,9 miliar pemegang saham atau mewakili sekitar 94,029 persen dari seluruh jumlah saham yang dikeluarkan.
RUPS DSNG 2025 dipimpin langsung oleh Komisaris Utama DSNG Adi Resanata Somadi Halim. Seluruh agenda RUPST 2025 disetujui para pemegang saham, termasuk pembagian dividen tunai sebesar Rp254 miliar atau Rp24 per saham.
Untuk menjawab tantangan, tambahnya, perseroan berfokus menjalankan strategi usaha dengan pendekatan eksploitasi dan eksplorasi. Eksploitasi berpusat pada penguatan bisnis inti melalui efisiensi dan keunggulan operasional.
“Sedangkan eksplorasi diarahkan pada pengembangan peluang bisnis baru yang sejalan dengan visi keberlanjutan, seperti program peremajaan kebun, pengembangan produk biomassa sampah agriculture, dan lainnya,” ucapnya.
|Baca juga: Kisah Deden, Pelopor Kopi Panas Bumi Pertama di Dunia dari Kamojang
Pada 2024, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp10,12 triliun, tumbuh 6,5 persen dibandingkan dengan 2023. Kenaikan pendapatan tersebut terutama disebabkan oleh kenaikan harga jual rata-rata CPO perseroan sebesar 12,3 persen, meskipun terjadi penurunan produksi CPO sebesar sembilan persen YoY menjadi 602 ribu ton.
Dengan demikian, segmen bisnis kelapa sawit menjadi penyumbang utama pendapatan perseroan dengan kontribusi sebesar 87 persen. RUPS juga menyetujui pengesahan laporan tahunan dan laporan tugas pengawasan dewan komisaris untuk tahun buku yang berakhir 31 Desember 2024.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News