1
1

Kongsi Bakrie dan Salim Kuasai Saham BUMI, Siapa Jadi Pemimpin?

Karyawan melintasi layar yang menampilkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). | Foto: Media Asuransi/Arief Wahyudi

Media Asuransi, JAKARTA – Beberapa pekan terakhir, pelaku pasar dihebohkan dengan kabar masuknya Salim group ke daftar pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) lewat private placement.

Pada aksi korporasi tersebut ada dua entitas usaha yang bakal menyerap saham baru BUMI. Entitas pertama adalah Mach Energy (Hongkong) Limited (MEL). Sedang entitas berikutnya adalah Treasure Global Investments Limited (TGIL).

Baca juga: Penjualan Mobil Pecahkan Rekor, Merek Ini Jadi Rajanya

MEL bakal mengambil 85% dari 200 miliar saham baru yang diterbitkan BUMI di harga Rp120 per saham melalui private placement. Sedang TGIL bakal menyerap 15% sisanya.

Seperti diketahui, komposisi pemegang saham MEL adalah, PT Bakrie Capital Indonesia memiliki sebesar 42,5% saham MEL. Kemudian, Clover Wide Limited menguasai 15% saham. Terakhir, Mach Energy (Singapore) Pte Ltd (MPEL) memiliki 42,5% saham MEL.

Nah, Mach Energy Pte Ltd adalah perusahaan di bawah Grup Salim. Anthoni Salim memiliki kendali penuh atas Mach Energy Pte Ltd. Setelah penyelesaian private placement, baik BCI maupun MPEL akan bersama-sama mengendalikan MEL. Semua keputusan yang dibuat MEL akan disetujui bersama oleh BCI dan MEPL.

Mengutip Forbes, Salim dan keluarganya menduduki peringkat nomor 3 dalam daftar 50 Orang Terkaya di Indonesia dengan kekayaan bersih US$ 8,5 miliar saat dirilis Desember lalu. Grup Salim memiliki bisnis di bidang makanan, ritel, perbankan, telekomunikasi, dan energi. Salim juga terkenal karena memiliki Indofood, salah satu produsen mie instan terbesar di dunia.

Baca juga: Wow, BRI Mau Buyback Saham Setiap Akhir Tahun

Tidak sedikit yang beranggapan join controll yang dilakukan oleh dua grup besar tersebut dapat membawa perubahan signifikan terhadap BUMI ke arah yang lebih baik. Terlebih, dana yang diperoleh dari aksi korporasi BUMI akan digunakan untuk melunasi utang BUMI.

Bumi, yang merupakan produsen batu bara terbesar di Indonesia, menjalani proses restrukturisasi utang yang menyisakan utang yang diperkirakan sekitar US$ 1,5 miliar saat ini.

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Jonathan Guyadi, dalam risetnya mengungkapkan dengan langkah yang dilakukan tersebut, BUMI dapat melakukan penghematan biaya bunga sekitar US$130 juta per tahun.

Bahkan dalam perhitungan Samuel Sekuritas BUMI diproyeksi dapat meningkatkan laba bersih di 2023 sebesar 13.4% berkat penurunan beban bunga menjadi US$ 36 juta (sebelumnya US$ 156 juta).

“Kami meyakini bahwa masuknya investor strategis baru dapat membantu BUMI dalam meningkatkan CSR dan tata kelolanya, serta mengembangkan strategi transisi energi jangka panjang,” kata Jonathan beberapa hari lalu.

Sebelumnya, manajemen BUMI juga optimistis, kinerja perusahan akan semakin baik kedepan didukung dengan rasio utang yang turun. Sehingga pada akhirnya BUMI bisa mendongkrak kinerja signifikan.

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post Penjualan Mobil Pecahkan Rekor, Merek Ini Jadi Rajanya
Next Post MARKET BRIEF: Bursa Wall Street Berhasil Rebound

Member Login

or