Media Asuransi, JAKARTA — Perolehan kontrak baru PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) melonjak signifikan hingga mencapai Rp14,1 triliun per akhir November 2025. Nilai ini hampir dua kali lipat dari capaian Oktober 2025 yang berada di level Rp7,8 triliun, menandai percepatan penguatan portofolio proyek perseroan.
Kenaikan tersebut didominasi oleh proyek gedung yang berkontribusi 65 persen. Adapun sektor infrastruktur menyumbang 20 persen, EPC lima persen, dan kategori lain 10 persen. Dari sisi sumber pendanaan, pemerintah menjadi kontributor terbesar dengan porsi 74 persen, disusul BUMN/D 19 persen dan sektor swasta tujuh persen.
Berdasarkan lini bisnis, segmen Engineering & Konstruksi tetap mendominasi perolehan kontrak dengan porsi 93 persen. Sementara itu, segmen Property & Hospitality menyumbang empat persen, Manufaktur satu persen, serta Investasi & Konsesi dua persen.
Peningkatan kontrak baru ini terutama dipacu oleh sederet proyek strategis pemerintah, di antaranya Gedung & Kawasan Lembaga Legislatif dan Yudikatif di Ibu Kota Nusantara, Sekolah Rakyat Tahap II Provinsi Jawa Tengah, Pembangunan Gedung Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi Tahap II, serta Pembangunan Gedung Batavia Dinas Teknis Jatibaru.
“Perolehan kontrak baru ini mencerminkan strategi perseroan dalam memperkuat portofolio proyek serta menjaga kesinambungan pertumbuhan usaha di tengah dinamika industri konstruksi,” ujar Manajemen ADHI, dikutip dari keterbukaan informasi, Kamis, 4 Desember 2025.
Perseroan juga menilai capaian tersebut sebagai penguatan fundamental bisnis ke depan, seiring dengan pipeline proyek yang semakin solid yang disebut menjadi landasan peningkatan kinerja operasional dan keuangan sekaligus memperkuat peran ADHI dalam agenda pembangunan infrastruktur nasional.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
