Media Asuransi, JAKARTA – PT Bukit Asam Tbk (PTBA), anggota dari Holding BUMN Pertambangan MIND ID, membukukan laba bersih Rp790,9 miliar setelah dikurangi sejumlah biaya di kuartal I/2024 dengan total aset sebesar Rp38,4 triliun. Selain itu, mencatatkan pendapatan Rp9,4 triliun dan EBITDA sebesar Rp1,5 triliun.
Pencapaian laba bersih didukung oleh peningkatan kinerja operasional sepanjang triwulan I/2024. Total produksi batu bara PTBA mencapai 7,3 juta ton atau tumbuh tujuh persen dibandingkan dengan periode yang sama di 2023 yakni sebesar 6,8 juta ton.
Kenaikan produksi ini seiring dengan kenaikan volume penjualan batu bara sebesar 10 persen menjadi 9,7 juta ton. Pada triwulan I/2024, perseroan mencatat penjualan ekspor PTBA sebesar 3,8 juta ton atau naik empat persen dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
|Baca juga: Portofolio Hijau Bank Mandiri Capai Rp130 Triliun di Kuartal I/2024
Terdapat peningkatan ekspor ke sejumlah negara, di antaranya India, Korea Selatan, Thailand, Vietnam, dan Malaysia. Sementara realisasi Domestic Market Obligation (DMO) tercatat sebesar 5,9 juta ton atau tumbuh 14 persen secara tahunan.
Angkutan batu bara
Adapun realisasi angkutan batu bara melalui jalur kereta api pada Januari-Maret 2024 mencapai 8,4 juta ton atau naik sembilan persen dari periode yang sama tahun lalu. Meski sempat terdampak robohnya girder pada proyek pembangunan jalan layang Bantaian pada Maret lalu, angkutan batu bara melalui jalur kereta api tetap mencapai target.
Tantangan tahun ini, di antaranya koreksi harga batu bara dan fluktuasi pasar. Rata-rata indeks harga batu bara ICI-3 terkoreksi sekitar 21 persen secara tahunan dari US$100,44 per ton pada Januari-Maret 2023 menjadi US$78,9 per ton. Sedangkan rata-rata indeks harga batu bara Newcastle terkoreksi 49 persen secara tahunan menjadi US$125,76 per ton.
Perseroan melakukan perencanaan dengan mencermati perkembangan pasar terkini dan mengantisipasi berbagai faktor yang dinamis. Pada 2024, PTBA menargetkan produksi batu bara sebesar 41,3 juta ton, penjualan 43,1 juta ton, dan angkutan 33,7 juta ton.
Editor: Angga Bratadharma
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
