Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi peringkat National Insurer Financial Strength (IFS) PT Asuransi Wahana Tata (ASWATA) di ‘AA(idn)’. Outlook adalah Stabil.
Dikutip dari keterangan resminya, Fitch menjelaskan bahwa afirmasi peringkat mencerminkan profil perusahaan ASWATA yang ‘Moderate’ dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan asuransi lainnya yang diperingkat Fitch di Indonesia, retensi premi yang rendah dan kapitalisasi yang baik.
Peringkat IFS Nasional ‘AA’ menunjukkan kapasitas yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban pemegang polis relatif terhadap semua kewajiban atau penerbit lain di negara atau serikat moneter yang sama, di semua industri dan jenis kewajiban.
Fitch menilai profil perusahaan ASWATA sebagai ‘Moderate’ berdasarkan profil bisnis yang ‘Moderate’ dan tata kelola perusahaan yang ‘Moderate/Favourable’ dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan asuransi domestik lainnya di Indonesia.
|Baca juga: Fitch Tegaskan Peringkat IFS Asuransi Wahana Tata (Aswata) AA Stabil
Perusahaan memiliki waralaba bisnis yang memadai dalam sektor asuransi umum, selera risiko yang setara dengan sektor dan lini bisnis yang beragam. Perusahaan memiliki pangsa pasar sebesar 2,6% terhadap premi bruto (GPW) di industri asuransi umum pada tahun 2021.
Pertumbuhan bisnis ASWATA pulih sebesar 19% dalam sembilan bulan terakhir per September 2022 (2020: -3%; 2021: 8%), karena perlambatan yang disebabkan oleh pembatasan terkait Covid-19. Perusahaan utamanya menanggung bisnis properti dan kendaraan bermotor, masing-masing sebesar 39% dan 36% terhadap total premi bruto, diikuti dengan bisnis rekayasa sebesar 9%. Tingginya porsi asuransi properti menghadapkan perusahaan pada risiko bencana alam, meskipun perusahaan memitigasi risikonya melalui penggunaan treaty reasuransi.
Rasio retensi premi ASWATA, atau proporsi premi neto (NPW) terhadap GPW, memiliki rata-rata 43% sepanjang 2019-2021. Rasio naik sedikit ke 46% di September 2022 karena pemulihan bisnis kendaraan bermotor, karena sebagian besar premi kendaraan bermotor ditahan oleh perusahaan. Namun, Fitch melihat bahwa retensi premi akan tetap volatil, karena bisnis properti dan rekayasa memiliki persyaratan sesi yang lebih tinggi.
|Baca juga: Aswata Ajak Nasabah Memahami Fenomena dan Dampak Global Warming
Rasio kapital berbasis risiko (RBC) ASWATA adalah 385% pada akhir September 2022 (akhir 2021: 351%) berada di atas persyaratan minimum regulasi sebesar 120%. Rasio didukung oleh pertumbuhan surplus dan kinerja underwriting yang hati-hati dalam beberapa tahun terakhir. Namun, basis kapital absolut perusahaan kecil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan asuransi regional.
Rasio gabungan perusahaan memiliki rata-rata 93% selama 2019-2021. Rasio naik ke 96% pada akhir September 2022, dari 90% di tahun 2021 (2020: 92%), karena adanya kenaikan klaim dari bisnis kendaraan bermotor. Perusahaan membukukan laba bersih 10% lebih tinggi pada tahun 2021, didukung oleh pendapatan investasi, dengan tingkat pengembalian ekuitas yang memiliki rata-rata 11% selama tiga tahun terakhir.
Sekitar 80% aset-aset yang diinvestasikan ASWATA ditempatkan dalam bentuk kas dan ekuivalen, serta surat berharga pendapatan tetap. Eksposur terhadap aset-aset yang berisiko terjaga di level yang terkendali relatif terhadap ekuitas. Portofolio investasi yang lainnya terdiri dari berbagai instrumen, termasuk saham dan reksa dana.
ASWATA memitigasi eksposur bencana alam melalui surplus dan excess-of loss dari treaty reasuransi. Limit proteksi perusahaan memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian maksimum terhadap periode pengembalian di atas persyaratan minimum regulasi.
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
1 
