1
1

Fitch Afirmasi Peringkat Bali Towerindo A- Outlook Stabil

PT Bali Towerindo Sentra Tbk merupakan perusahaan penyedia infrastruktur menara telekomunikasi. | Foto: balitower.co.id

Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Bali Towerindo Sentra Tbk di ‘A-(idn)’ dengan Outlook Stabil. Fitch juga telah mengafirmasi program sukuk ijarah Bali Tower sebesar Rp2 triliun dan sukuk Rp221 miliar yang diterbitkan dibawah program yang sama di ‘A-(idn)’.

“Afirmasi peringkat merefleksikan ekspektasi kami bahwa pertumbuhan fibre-to-the-x (FTTX) akan diimbangi dengan pertumbuhan menara yang melambat di tahun 2024, karena merger antara PT Indosat Tbk (BBB-/AA+(idn)/Stabil) dan PT Hutchison 3 Indonesia (H3i). Hal ini membuat ketidakpastian terkait dengan profil bisnis Bali Tower, meskipun perusahaan memiliki metrik kredit yang kuat,” tulis Fitch dalam keterangan resminya.

Fitch menjelaskan peringkat Nasional ‘A’ menunjukkan ekspektasi tingkat risiko gagal bayar yang rendah relatif terhadap emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.

|Baca juga: Rencana Emisi Sukuk Bali Towerindo Rp2 Triliun Diganjar Peringkat A-

Fitch memperkirakan pertumbuhan pendapatan campuran Bali Tower menurun ke low single digits di tahun 2023, sebelum naik ke high single digits pada tahun 2024 (6M23: -3%), didukung oleh segmen FTTX residensial. Pendapatan dari pemerintah menurun separuh pada 6M23, setelah beberapa titik JakWIFI yang terkait dengan pandemic Covid-19 ditutup, mengakibatkan penurunan pada pendapatan FTTX. Namun, segmen tersebut akan membaik dengan pertumbuhan bisnis residensial. “Kami memperkirakan jumlah penyewa mencapai sekitar 2.200 di tahun 2023 (6M23: 2.037) dan pelanggan 58.300 (6M23: 52.931).”

Fitch memperkirakan pertumbuhan menara datar di tahun 2023 setelah merger antara Indosat dan H3i. Bali Tower belum menyepakati perjanjian terminasi-dini dengan Indosat; tidak ada sewa Indosat yang akan berakhir di 2023 dan perusahaan sedang merelokasi menara yang tumpang tindih. Sewa dari 60 menara akan berakhir di tahun 2024-2026. Angka ini mewakili 17% dari total sewa Bali Tower yang akan berakhir dalam waktu tiga tahun. Indosat berkontribusi 42% pada pendapatan menara Bali Tower di 1H23, sebesar Rp115,3 miliar.

Menurut Fitch, peringkat Bali Tower merefleksikan skala operasional yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan-perusahaan lain yang memiliki peringkat lebih tinggi di industri menara dan fixed-broadband Indonesia. Hal ini menghambat posisi Bali Tower dalam pasar yang lebih luas dan melemahkan posisinya dalam value chain.

Namun, perusahaan mendapatkan keunggulan kompetitif dari dominasi di beberapa daerah seperti Bali, dan fokus dalam segmen niche, seperti penyediaan microcell poles (MCP) di Jakarta.

Bali Tower memiliki 279 menara makro dan 2.374 MCP pada akhir Juni 2023: jauh dibawah 30.000 menara milik PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo, BBB/AAA(idn)/Stabil) dan 22.000 menara milik PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBI, BBB-/AA+(idn)/Stabil). Bali Tower memiliki sekitar 2.000 penyewaan, jauh di belakang Protelindo di 54.000 dan TBI di 41.000.

Dalam pasar fixed-broadband, Bali Tower miliki jumlah pelanggan sebanyak 52.931, jauh lebih rendah dibanding subscriber Indihome milik PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (BBB/Stabil) sebanyak 9,5 juta pada akhir 6M23 dan PT Link Net Tbk sebanyak 757.000 pada akhir 2022.

 

Editor: Achmad Aris

| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Related Posts
Prev Post IHSG Diperkirakan Mixed, Ajaib Rekomendasikan BRMS, ASII, TOWR
Next Post MARKET REVIEW: Net Buy Asing Berlanjut, IHSG Menguat 0,27%

Member Login

or