Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Bank BTPN Syariah Tbk di ‘AAA(idn)’. Outlook Stabil.
Dikutip dari keterangan resminya, Senin 17 April 2023, Fitch menjelaskan peringkat Nasional ‘AAA’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar yang paling rendah dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
Peringkat Nasional Jangka Panjang BTPN Syariah didorong oleh ekspektasi Fitch bahwa induknya, PT Bank BTPN Tbk (AAA(idn)/Stabil) memiliki kemampuan dan kecenderungan yang tinggi untuk memberikan dukungan yang luar biasa, jika anak perusahaan membutuhkannya. BTPN, yang mayoritas sahamnya dimiliki oleh Sumitomo Mitsui Banking Corporation Jepang (SMBC, A-/Stabil/a-), memiliki 70% saham BTPN Syariah.
|Baca juga: Bank BTPN dan SMBC Beri Pembiayaan Hijau Rp1,46 Triliun kepada PLN
Fitch meyakini induk dan induk utama BTPN Syariah memiliki kecenderungan yang tinggi untuk memberikan dukungan, mengingat peran penting BTPN Syariah dalam menyalurkan pinjaman kepada populasi yang belum tersentuh layanan perbankan di seluruh Indonesia dan dalam bisnis pembiayaan syariah di Indonesia, yang pada akhirnya mendukung aspirasi BTPN dan SMBC untuk menjadi bank umum universal terkemuka yang menyediakan layanan perbankan lengkap di pasar dengan prospek pertumbuhan yang kuat.
“Penilaian kami tentang kemungkinan dukungan luar biasa yang ‘Tinggi’ juga didasarkan pada kontribusi laba bank yang besar secara konsisten kepada induknya, sekitar 49% dari laba konsolidasi BTPN pada akhir tahun 2022, merek bersama, serta reputasi yang besar, risiko bagi induk dan grup jika BTPN Syariah gagal bayar. Kami yakin BTPN Syariah sangat terintegrasi dengan induknya melalui kerangka kerja bersama di bidang-bidang utama, seperti IT, manajemen risiko, dan personalia.”
Fitch percaya bahwa setiap dukungan yang dibutuhkan akan dapat dikelola untuk BTPN dan, pada akhirnya, SMBC, karena aset BTPN Syariah merupakan sekitar 10% dari aset konsolidasi BTPN tetapi kurang dari 0,1% dari SMBC pada akhir tahun 2022.
Profil kredit mandiri BTPN Syariah tidak mendorong peringkatnya, dan dibatasi oleh pangsa pasar nasional yang rendah dan selera risiko yang tinggi, sebagaimana tercermin dalam portofolio yang didominasi oleh pinjaman ultra-mikro. Ini diimbangi oleh basis modal serta profil pendapatan dan profitabilitas di atas industri.
Editor: S. Edi Santosa
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News