Media Asuransi, JAKARTA – Fitch Ratings Indonesia telah mengafirmasi Peringkat Nasional Jangka Panjang PT Geo Dipa Energi (Persero) (Geo Dipa) di ‘AAA(idn)’. Outlook adalah stabil.
Peringkat tersebut mencerminkan bahwa pemerintah menjamin sekitar 90% utang Geo Dipa pada akhir September 2023 (akhir 2022: sekitar 80%). “Kami menyetarakan peringkat Geo Dipa dengan peringkat pemerintah Indonesia (BBB/Stabil), berdasarkan faktor tunggal yaitu jaminan pemerintah yang melebihi 75% total utang berdasarkan kriteria pemeringkatan Government-Related Entities (GRE) milik Fitch,” tulis Fitch dalam keterangan resminya.
Profil kredit standalone (SCP) ‘a-(idn)’ Geo Dipa mencerminkan sejarah operasional yang panjang, rekanan yang kuat, margin yang stabil, dan visibilitas pendapatan jangka panjang. Hal ini diimbangi dengan skala operasional yang kecil dan melemahnya leverage akibat ekspansi yang didanai utang.
Peringkat Nasional ‘AAA’ menunjukkan peringkat tertinggi yang diberikan oleh Fitch dalam skala Peringkat Nasional untuk negara tersebut. Peringkat ini diberikan kepada emiten atau obligasi dengan ekspektasi risiko gagal bayar yang paling rendah dibandingkan dengan semua emiten atau obligasi lain di negara atau serikat moneter yang sama.
|Baca juga: Fitch Ratings Beri Peringkat ‘AAA’ kepada Geo Dipa
Peringkat Geo Dipa disetarakan dengan peringkat negara berdasarkan kriteria GRE, dengan pemerintah menjamin lebih dari 75% utang Geo Dipa. Dia memperkirakan proporsi utang yang dijamin pemerintah akan tetap di atas 75% dalam jangka menengah. Fasilitas pinjaman untuk mendanai ekspansi belanja modal dari Asian Development Bank (ADB, AAA/Stabil) – US$300 juta dari ADB dan US$35 juta dari ADB Clean Technology Fund (CTF) – dijamin sepenuhnya oleh negara melalui PT Penjaminan Infrastruktur Indonesia (Persero) (BBB/Stabil) dan Kementerian Keuangan Indonesia (Kemenkeu).
Fitch memperkirakan EBITDA net Leverage Geo Dipa akan meningkat secara bertahap hingga di atas 4,5x pada tahun 2024 dan di atas 6,0x pada tahun 2025 (2022: 2,4x). Hal ini didorong oleh adanya tambahan pinjaman pada proyek Patuha-2 dan Dieng-2. Kedua proyek ini akan meningkatkan belanja modal tahunan Geo Dipa secara signifikan menjadi sekitar Rp1,5 triliun-Rp1,8 triliun (perkiraan tahun 2023: di bawah Rp1 triliun).
Geo Dipa mengantisipasi biaya proyek Patuha-2 dan Dieng-2 akan mengalami pembengkakan sekitar 21%, mencapai USD569 juta, karena penundaan dan pengeluaran yang lebih tinggi. Fitch memperhitungkan penundaan dan pembengkakan biaya ke dalam perkiraan Fitch. Geo Dipa memperkirakan kedua proyek tersebut akan beroperasi pada tahun 2025, namun terjadi penundaan kontrak proyek, sebagian disebabkan oleh usaha untuk mengubah peraturan tingkat komponen dalam negeri untuk mengakomodasi pedoman pengadaan dari ADB. Geo Dipa memperkirakan proyek-proyek tersebut akan beroperasi pada awal tahun 2027.
Geo Dipa menargetkan untuk mendapatkan pinjaman tambahan dari ADB untuk membiayai pembengkakan biaya dan memperkirakan pinjaman tambahan tersebut memiliki ketentuan yang sama dengan pinjaman saat ini, termasuk jaminan pemerintah. Keterlambatan dalam mendapatkan pendanaan dapat mengakibatkan penundaan lebih lanjut pada proyek-proyek ini.
Geo Dipa mengelola sumber daya panas bumi sebesar 855MW (selain kapasitas beroperasi, terutama di Dieng-1 dan Patuha-1) termasuk Patuha-2 dan Dieng-2 yang sedang berjalan. Pengembangan sumber daya ini berlangsung dalam berbagai tahap, termasuk perluasan Dieng-3&4, dan Patuha-3 serta eksplorasi Candradimuka. Geo Dipa memperkirakan untuk dapat mengembangkan proyek-proyek ini setelah dimulainya proyek Patuha-2 dan Dieng-2. Geo Dipa juga menjajaki peluang tambahan lainnya terkait panas bumi.
Fitch belum memasukkan proyek baru selain Patuha-2 dan Dieng-2 dalam perkiraan Fitch karena ketidakpastian mengenai waktu dan anggaran di tengah penundaan proyek-proyek Geo Dipa yang sedang berjalan. Meskipun demikian, Fitch mengantisipasi tingginya belanja modal yang didanai utang tanpa penambahan ekuitas yang sepadan dapat memberikan tekanan pada SCP Geo Dipa. Kombinasi pendanaan yang menggeser proporsi pinjaman yang dijamin pemerintah di bawah 75% juga dapat mempengaruhi peringkatnya.
Geo Dipa memiliki visibilitas pendapatan jangka panjang yang didukung oleh perjanjian jual-beli tenaga listrik (PPA) dengan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) (PLN, BBB/Stabil) yang mencakup seluruh outputnya selama 20 tahun ke depan. Hal ini bersama dengan operasi yang relatif stabil, mendukung arus kas operasi yang stabil. Kami memperkirakan arus kas operasional Geo Dipa berkisar antara Rp385 miliar-Rp425 miliar selama tiga tahun ke depan (2022: Rp401 miliar).
Editor: Achmad Aris
| Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News